Xmas Gift

506 66 6
                                        

Xmas Gift

Cast : JooKyun (Joo!Top Kyun!Bott)

Summary : Meski benci terjebak dalam tugas tugas darurat di setiap hari besar. Untuk tugas natal malam ini, Jooheon memerima dengan ikhlas hati.

Credit : averya_wyanet
.
.
.

Lonceng gereja berdentang tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lonceng gereja berdentang tegas. Memberi isyarat bahwa natal sudah datang bersamaan dengan turunnya butiran salju yang menyejukkan.

Disaat yang lain berkumpul hangat bersama keluarganya, Lee Jooheon– pria berseragam militer itu harus menjalani malam natal di pos pengamanan.

Disaat yang lain berkumpul hangat bersama keluarganya, Lee Jooheon– pria berseragam militer itu harus menjalani malam natal di pos pengamanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi tim khusus pengamanan teror membuat Jooheon harus terjebak di setiap hari besar untuk berjaga.

Seperti di malam natal ini, dia harus kembali menjalani kewajiban. Untuk duduk siaga di pos samping gereja Myeongdong, Gangnam.

Gereja terbesar di kota itu sudah dilakukan sterilisasi sejak siang tadi. Sehingga malam ini. Semua jemaat bisa menjalani malam natalnya dengan tenang dan aman.

Ibadah berakhir sekitar tengah malam. Artinya Jooheon harus bersiap untuk turun jaga dan kembali pulang. Besok pagi, ia harus mempersiapkan diri untuk mengambil liburnya setelah satu bulan sibuk dengan tugas.

Saat melakukan sweeping sebelum mengalihkan tanggung jawab ke rekan kerjanya. Jooheon mengernyit sebentar. Di dalam gereja gelap itu terduduk seorang pria– mungkin sedikit lebih muda darinya. Terdiam. Sendirian.

"Maaf, apa anda tidak pulang? Karena gereja sudah kosong" Jooheon berjalan mendekat. Namun pria di hadapannya hanya diam.

Matanya sendu tergambar. Binar polosnya membuat siapapun yang melihat akan tenggelam disana.

Jooheon duduk di sampingnya. Di samping seseorang yang sampai beberapa menit berlalu enggan untuk membuka mulut.

Dia menunduk dan merogoh tas. Menyodorkan satu tangkai mawar putih ke arah Jooheon. Lalu memberi satu lembar sticky note bertuliskan–

Aku tidak bisa bicara. Bisakah aku berdiam diri disini sedikit lagi?

Jooheon menggenggam kertas kecil dan setangkai mawar dalam satu tangannya. Ia terkejut. Tidak menyangka bahwa keterdiaman pemuda ini bukan karena terganggu akan kehadirannya.

Tapi karena, ia tidak bisa berkomunikasi selayaknya kebanyakan orang.

"Maaf" dia punya senyum yang menawan. Senyum yang sangat cukup untuknya menyampaikan apapun.

"Apa kau tidak merayakan natal dengan keluargamu? Ngomong-ngomong siapa namamu?"

Pemuda itu terlihat menulis sesuatu lagi.

Im Changkyun

Pertanyaan pertama yang tidak dijawab. Tapi Jooheon cukup lega. Setidaknya, Jooheon tahu nama pemuda itu sekarang.

Dalam sepi suasana gereja Jooheon ikut larut. Lama juga dia tidak pernah beribadah. Terlalu sibuk untuk urusan dunia, Jooheon sampai lupa mengingat yang maha kuasa.

Ketika sibuk dengan batinnya. Jooheon merasakan tangan dingin menggenggam telapak tangannya. Diremas kuat seakan ingin menyampaikan sesuatu hal tapi tidak bisa terucap.

Jooheon menatap genggaman telapak tangan Changkyun dan wajah pemuda itu secara bergantian. Dari sekian malam natalnya, hanya tahun ini Jooheon harus dihadapkan oleh situasi yang unik.

"Kenapa?"

Selamat natal. Semoga kau selalu diselimuti kebahagiaan. Mawar tadi kuberikan gratis untukmu.

Tulisnya lagi.

Sebelumnya, Jooheon tidak pernah mendapat pesan natal semanis ini. Belum pernah menerima kado natal dalam bentuk setangkai mawar putih.

"Terima kasih, namaku Lee Jooheon"

Changkyun mengangguk antusias. Jooheon meraba dadanya yang menghangat. Meski benci terjebak dalam tugas tugas darurat di setiap hari besar. Untuk tugas natal malam ini, Jooheon menerima dengan ikhlas hati. Ada berkah disana, berkah yang mempertemukannya dengan Im Changkyun.

"Changkyun––" yang dipanggil menoleh. Senyumnya tidak pernah pudar. Seolah terpancar cerah dalam remang malam gereja.

"Mau ku traktir makan?" tukikan alis Changkyun membuat Jooheon mengerti bahwa pria itu sedikit ragu.

"Hanya makan malam untuk merayakan natal dan hadiah yang kau berikan" Jooheon menggoyangkan mawar yang digenggam.

Tentu.

Dengan buru-buru Changkyun memberi tulisan singkat untuk ditujukan pada si tentara.

"Pakai jaket mu"

Tidak ada kata. Jooheon jadi malu karena sering mengeluh melalui mulutnya yang banyak bicara itu. Changkyun memang satu hal yang ada di depan mata. Perumpamaan, bahwa dari sekian banyaknya hal yang sempurna. Melalui kekurangan pun bisa menjadikan lengkap. Jika kita mau menerima.

Terima kekuranganmu dengan sederhana. Selesaikan perkara hidupmu dengan berdamai dalam setiap keadaan.

Senyumnya

Tatapannya

Gerakan kecilnya, seperti menggenggam tangan Jooheon

Seakan jadi media komunikasi paling dalam. Tuntas terbaca tanpa banyak kata terucap.

Jooheon ingin nanti, tanpa memaksa, jika dikabulkan, untuk mendengar bisikan Changkyun akan hal yang sama. Menganggapnya sebagai kado natal.

.
.
.
.

Gatau ini aing nulis apaan dah😂 pokoknya gitu :)
Tetiba di tengah jalan dapet bisikan buat nulis ini. Ngga ada mksud apa apa, cuma mau ngajak kalian bersyukur untuk hal sekecil apapun itu. Reminder myself tho!

Lanjut hiatus lagi. Ehe.

With love,
Ave


LONGING HEART [JOOKYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang