Lee Jooheon dan Im Changkyun, sepasang kekasih yang sedang di mabuk kepayang. Walaupaun hubungan mereka sudah berjalan selama 2 tahun namun hubungan keduanya selalu tampak manis seperti pasangan yang baru jadian.
Bukan tanpa alasan, itu karena Jooheon yang akan selalu memperlakukan Changkyun dengan penuh cinta. Walau kadang Changkyun bertingkah random namun bagi Jooheon, kekasihnya itu akan terlihat menggemaskan.
Mendapatkan Changkyun itu bukan hal yang mudah, mana mungkin Jooheon memperlakukan Changkyun semena-mena. Jika dia melakukannya itu sama halnya dengan Jooheon yang menghianati perjuangannya.
Dulu, Jooheon sempat di tolak 3 kali. Pasalnya Changkyun itu termasuk orang yang keras kepala dan sangat tidak mementingkan yang namanya cinta.
Changkyun adalah korban broken home. Orang tua nya bercerai saat Changkyun masih SMP. Dan hal itu tentu sangat menyakiti perasaan Changkyun. Oleh sebab itu Changkyun sama sekali tidak peduli dengan yang namanya cinta. Bahkan dulu Changkyun pernah mengatakan bahwa dia tidak membutuhkan pasangan dan akan menjomblo seumur hidup.
Tapi Jooheon tidak semudah itu menyerah. Dia terus mengejar dan menunjukkan rasa cintanya kepada Changkyun. Sampai akhirnya Changkyun luluh juga, dan menerima Jooheon sebagai kekasihnya.
Sejak Jooheon hadir di hidupnya, Changkyun sadar bahwa hidupnya tidak segelap itu dan dia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirimkan cahaya dalam hidupnya melalui Jooheon.
Tapi perlu diingat bahwa Changkyun itu tipikal manusia tsundere. Meski dirinya sangat mencintai Jooheon namun lelaki manis itu jarang mengungkapkannya.
Ngomong-ngomong soal Changkyun yang suka bertingkah random, awalnya Jooheon tidak menyangka jika kekasihnya itu sangat berbeda dengan image swag yang selalu ditunjukannya di depan umum. Changkyun kadang bisa menjadi sangat cuek, kadang menjadi sangat manja, kadang pula selalu bertindak seperti anak kecil. Hobinya merokok tapi nanti tiba-tiba ingin makan permen kapas. Sungguh tidak ada yang bisa menebak apa yang ada didalam otak Changkyun.
Sejak satu tahun yang lalu mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Jooheon memindahkan seluruh barangnya ke apartment Changkyun dengan alasan ingin menjaga dan ingin selalu berada disisi Changkyun. Walau sebenarnya itu adalah hasil paksaan Jooheon yang ingin dirinya pindah ke apartment Changkyun.
Karena walaupun Changkyun tampak kuat, nyatanya lelaki itu tetap manusia rapuh yang butuh sandaran. Pernah suatu hari ketika Changkyun tidak bisa dihubungi seharian penuh. Jooheon dengan tekat yang kuat mendatangi apartment Changkyun dan karena Changkyun tidak mau membukakan pintu akhirnya Jooheon dengan terpaksa harus mendobrak pintu apartment Changkyun. Persetan dengan biaya penggantian yang mahal, yang terpenting adalah dia bisa melihat Changkyun.
Dan benar saja, Changkyun ternyata sedang dalam kondisi tidak baik. Tampak pecahan botol berserakan di lantai dan Changkyun tampak meringkuk didekatnya, memeluk lututnya sendiri dan menangis dengan keras. Hati mana yang tidak perih melihat sang pujaan hati dalam kondisi seperti itu. Walaupun saat itu Jooheon belum resmi menjadi kekasihnya.
Dan resiko dari memaksa tinggal di apartment Changkyun adalah, Jooheon harus selalu menyiapkan makan, baik sarapan, makan siang ataupun makan malam. Dia juga harus membersihkan rumah, mencuci pakaian dan mengerjakan berbagai pekerjaan lain.
Bukan, bukan karena Changkyun tidak bisa melakukan semua pekerjaan-pekerjaan itu. Hanya saja Changkyun senang melihat Jooheon berjuang untuk dirinya. Aneh.
Tapi Jooheon tidak pernah keberatan melakukan semua pekerjaan rumah. Asal ada Changkyun disisinya itu sudah lebih dari cukup.
Iya, misalnya saat mencuci pakaian, Changkyun akan duduk di wastafel dengan kakinya yang menggantung gemas sambil terus berceloteh tentang banyak hal.
Atau saat membuat makanan, Changkyun akan duduk manis di pantry, menunggu Jooheon selesai dengan acara memasaknya, persis seperti anak kecil kelaparan yang sedang menunggu ibunya memasak. Kadang juga Changkyun akan mengganggu Jooheon demi kesenangan pribadinya. Bergelayutan di lengan Jooheon, memeluk Jooheon dari belakang atau terus menciumi wajah Jooheon, sampai Jooheon merasa terganggu dan marah-marah. Kemudian Changkyun akan tertawa terbahak-bahak dan menciumi bibir Jooheon berkali-kali, sambil mengatakan bahwa dia mencintai Jooheon. Jadi mana mungkin Jooheon bisa mengeluh dengan pekerjaan rumahnya?
**
Malam ini kebiasaan random Changkyun kambuh. Setelah seharian penuh pergi berkencan dengan Jooheon ternyata energi lelaki manis itu tampak tidak berkurang sama sekali.
Setelah mandi dan berganti dengan pakaian santai, Changkyun tiba-tiba mengambil sebotol parfum dan menjadikan botol itu seolah tampak seperti mic pribadinya. Kemudian sekonyong-konyong dia sudah berteriak-teriak menyanyikan berbagai macam lagu kesukaannya.
Jooheon yang memang sudah selesai mandi duluan dan sekarang tengah berbaring nyaman di kasur empuknya itu pun tak berhenti tersenyum lebar. Bahkan sesekali tertawa begitu keras karena Changkyun yang gagal mencapai high note dan malah membuat suaranya menjadi pecah. Sesekali lelaki tampan itu juga mengabadikan moment dalam bentuk foto dan video dalam handphonenya.
Setelah satu jam akhirnya Changkyun berhenti. Menjatuhkan dirinya dalam kasur yang ditempati Jooheon dengan napas tersenggal karena lelah berkaraoke. Detik berikutnya Changkyun sudah merangkak dalam pelukan Jooheon.
"Hah ini melelahkan."
Jooheon terkekeh, sambil terus mengelus surai halus sang kekasih.
"Seharian kau jalan-jalan dan bilang tidak lelah, tapi baru satu jam bernyanyi kau sudah kalah?"
"Beda urusan bodoh."
"Kau benar-benar tidak akan cocok menjadi seorang idol, saat konser mereka harus bernyanyi dua sampai tiga jam, tapi kau baru satu jam saja sudah kehabisan nafas."
"Aku juga tidak punya cita-cita menjadi idol."
"Hmm padahal wajahmu sangat cantik, cocok jadi idol."
"Aku tampan Lee, bukan cantik."
"Ahh benar, bukan cantik, tapi manis."
Random.
Udah gitu aja :')
With love, 👑
KAMU SEDANG MEMBACA
LONGING HEART [JOOKYUN]
De TodoKUMPULAN CERITA YANG DITUJUKAN UNTUK PARA JOOKYUN SHIPPER