Dari dulu Jooheon tidak pernah suka dengan Kimia, katanya aneh dan sering membuat fokus menjadi buyar. Paling benci saat gurunya menerangkan tata nama Alkana Alkuna dan Alkena. Rangkaian molekul pun sudah seperti bencana yang datang tiba-tiba, persis sang mantan yang ngajak putus pas lagi sayang-sayangnya.
Dan sialnya, dalam satu minggu dirinya bertemu mata pelajaran Kimia sebanyak tiga kali.
Hari ini, Jumat diminggu ketiga bulan Oktober. Jam tujuh tet! Bu Kahi sudah duduk anteng di meja guru memandangi murid-muridnya dengan cengiran khas.
Jooheon mendadak dapat pencerahan, feelingnya mengatakan ada hal buruk yang akan terjadi.
"Hari ini kita praktikum ya."
"Apa nggak bisa ditunda dulu bu, praktikumnya?" katanya spontan.
Laki-laki dengan tinggi 177 centimeter ini memang tidak suka dengan yang namanya Praktikum semenjak memasuki kelas 12. Bukan karena kegiatannya yang memelahkan atau gurunya yang membosankan, tapi letak ruang Praktikum berada tepat di samping ruang kelas XII MIPA 1. Yang notabenya hanya berisi kaum hawa dan setengah adam disana, benar-benar tidak ada satupun yang benar laki-laki.
Dirinya tidak suka dengan kelas tersebut. Yang membuatnya hampir sampai benci adalah perempuan-perempuan pesolek yang suka sekali mengganggu dengan segala jenis gangguan sampai membuatnya muak.
Pokoknya XII MIPA 1 sudah masuk daftar buku hitam seorang Lee Jooheon. Bagi Jooheon, perempuan atau apa pun itu yang berasal dari XII MIPA 1 adalah pengganggu.
"kamu sudah lebih dari lima kali bolos Praktikum, Mendekati angka tujuh nilaimu ibu anggap kosong."
Dengan terpaksa Praktikum ia jalani walau harus menahan dongkol dalam hati.
"Oh, iya. Kita praktikum dengan kelas sebelah, Joo cari Changkyun ya. buat membantu ketertinggalanmu."
laki-laki itu bingung, Heh...di sekolah ini sejak kapan ada yang namanya Changkyun?
Mau nggak mau dirinya mencari seonggok manusia bernama Changkyun yang nggak jelas kelas berapa dan bergender apa. Kali ini ia berdoa semoga anak yang dia cari tidak serupa loecientae loenae.
Bruk!
"Waduh sorry Joo, gue kebelet, lo tolong jagain dulu ruang siaran ya. Jangan sampe ada yang masuk," Hyungwon tampak keluar dengan terburu dan lari terbirit entah menuju kemana.
Padahal arah toilet berlawanan dengan arah yang dituju laki-laki cantik itu.
Hmmm...
Ruang siaran ya? Jooheon jadi punya ide.
"Test cek, halo semua gue Jooheon." ada sedikit jeda karena Jooheon mendengar jeritan dan pekikan menggelegar.
"Gue minta buat yang namanya Changkyun ke depan ruang siaran sekarang, gue ada perlu, sekian dan bye."sedikit tebar pesona tak apa kan?
Begitu keluar dari ruang siaran, Jooheon terkaget karena ramainya penghuni sekolah yang berdatangan. Yang lebih aneh lagi ada satu laki-laki berdiri di tengah kerumunan, memakai masker warna hitam dan kacamata hitam pula. Kelihatan lucu dengan hoodie biru kebesaran dan poni yang hampir menutupi wajah. Mungil pula.
Jaebum memandangnya sangsi, "lo mau nembak adek gue?"dan kakinya mendapat tendangan dari laki-laki Mungil tadi.
"Nembak apaan sih, gue nggak paham, terus ini kenapa pada ngumpul."
"Permisi," suara sedikit serak terdengar.
Oh
Si mungil tadi coba menginterupsi.
"Mungkin mereka salah paham, kamu tadi panggil Changkyun lewat itu," menunjuk pintu di belakang Jooheon. Sambil membuka serta masker yang menutupi wajahnya.
Dari dulu Jooheon nggak pernah percaya akan adanya malaikat di dunia nyata. Katanya fana dan mana mungkin ada. Tapi, saat melihat wajah indah di depannya Jooheon tidak lagi meragu, wow! Malaikat memang benar-benar ada.
Dan sangat nyata.
Sangat indah dan membuatnya dengan sangat sadar terjatuh, dalam, dalam sekali pertemuan.
Singkatnya falling in love.
"Halo?"
Malaikat-Ah! Maksudnya laki-laki mungil itu melambaikan tangan di depan wajah Jooheon yang tiba-tiba diam.
Siapa tadi namanya?
Changkyun ya,
"Ekhem! G-gue itu elo eum.. Anu"
Jooheon merutuk, kenapa disaat seperti ini malah gugup yang melanda?
"tenang dan bicara perlahan,"
Senyum itu, ya ampun, Kenapa rasanya jantung Jooheon meledak-ledak. Apakah sedang ada perang dunia ketiga di dalam jantungnya?
"Jadi pacar gue ya, nggak ada ijin menolak."
"Heh, ini prank ya, Mana kameranya?" pertanyaan polos dari Changkyun membuat Jooheon sedikit geram.
Biasanya mana ada seorang Lee Jooheon menjentak lawan, yang ada malah para kaum bawah yang berbondong menyatakan cinta padanya.
"Gue serius kali, pokoknya lo sekarang milik gue."
"Hah? I-iya."balas Changkyun yang sebenarnya bingung.
Jadi.... Mereka sekarang jadian?
Pacaran?
Sepasang kekasih?
Kok...
....Gaje banget jadiannya.
05/nov/19
"Ya ampun yang, baru tau aku kalau waktu itu kamu sebenarnya nggak ada niat nembak aku."Changkyun tertawa kecil.
Jooheon kira kekasih hatinya itu bakal marah mendengar pengakuan memalukannya tempo itu. Ternyata tidak.
"Udah dong yang, jangan ketawa terus, mau jadi calon istri yang durhaka kepada calon suami?"
"Halah, baru juga calon."
Jooheon greget, sesuatu sekali kekasihnya ini. Awal berpacaran memang Changkyun terkesan malu-malu dan masih bingung.
Tapi lama kelamaan keluar juga sifat aslinya yang tengil juga ngeselin.
Sempat berpikir mau mengebom atom rumah bu Kahi yang membuatnya harus mengenal Changkyun saking kesalnya. Tapi kalau dipikir tanpa guru itu dan mata pelajaran kuna-kunanya, mungkin sampai sekarang Jooheon masih menjones bersama tumpukan sendal yang hilang sepasang.
Ah, perlu kalian tau Jooheon itu bucin. Buktinya Kimia yang merupakan mata pelajaran najis lagi menajiskan di mata Jooheon, sekarang serupa mahkota emas berlian yang turun dari langit ketujuh.
Tempat istri Sehun bernaung, Kahyangan agung mimi peri.
"Kamu ngeselin ya, tapi lee Jooheon jatuh cinta."
"Kamu jelek ya kak, tapi Im Changkyun sampai dibuat tergila-gila, ah dasarnya kan memang cinta."
$$$$$(dollar)
Dipikir-pikir sampah ini enaknya dibikin berchapter. Iya nggak sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
LONGING HEART [JOOKYUN]
De TodoKUMPULAN CERITA YANG DITUJUKAN UNTUK PARA JOOKYUN SHIPPER