Jooheon kesepian.
Jooheon sendirian.
Dan Jooheon tidak menyukai itu.
Dulu, saat Jooheon masih bersama kekasihnya, lelaki itu tidak pernah sedikit pun merasa sendiri.
Dulu, kekasihnya itu akan selalu berada disamping Jooheon. Menemaninya, mengajaknya berbicara, dan mengurus segala keperluannya.
Namun sekarang kekasihnya itu, atau mungkin sekarang bisa disebut mantan kekasih- sudah pergi meninggalkannya.
Memilih mengakhiri hubungan hanya karena alasan konyol. Kemudian mantan kekasihnya itu sekonyong-konyong sudah menggandeng lelaki lain dihadapan Jooheon.
Membuat Jooheon merasa sakit dan terkhianati.
Akibatnya Jooheon menjadi seorang pemabuk. Menjadi seorang perokok. Menjadi seorang yang dengan sadar mencoba membunuh dirinya sendiri secara perlahan.
Alkohol dan nicotine adalah teman sejatinya. Hanya dua barang itu yang mampu membuat Jooheon merasa hidup.
Namun kelamaan Jooheon muak.
Badannya sudah tak sesegar dulu. Tubuhnya menjadi lemah. Lambungnya akan meraung tiap Jooheon menegak minuman haram itu.
Namun tidak dengan nicotine. Jooheon bersumpah akan mencintainya seumur hidup. Bahkan jika bisa, Jooheon akan menyesap batang rokoknya tiap detik.
Karena hanya dengan bantuan nicotine Jooheon merasa aman dan nyaman. Perasaannya menjadi lebih tenang, membuat moodnya terkendali dan juga membuat dirinya merasa jauh dari perasaan depresi.
***
Tok tok tok
Jooheon membuka pintu rumahnya dengan enggan. Kemudian mendapati seseorang berdiri didepan pintu dengan senyuman yang terkesan dipaksakan.
Jooheon belum sempat membuka mulutnya saat lelaki manis dihadapannya itu sudah menyodorkan sebuah map dengan kertas berjudul "work contract, temporary friend".
Jooheon ingat sekarang.
Jooheon pernah menyebar lowongan pekerjaan yang aneh. Pekerjaan untuk menjadi temannya dan tinggal bersamanya selama beberapa waktu kemudian akan mendapat gaji dari situ. Jooheon bahkan bersusah payah membuat brosur juga berani mencantumkan alamat pribadinya. Bukankah aneh? Orang lain pasti mengira Jooheon adalah seorang psycho gila.
Jooheon akui bahwa idenya memang gila dan tidak berdasar. Namun siapa sangka akan ada seseorang yang mau menerima pekerjaan itu?
"Apa ini masih berlaku, tuan?"
***
"Aku tidak menuntut banyak, hanya temani aku dan itu sudah cukup. Kau akan menerima gaji setiap dua minggu sekali. Jika kau merasa keberatan kau bisa mengundurkan diri kapanpun."
"Baik tuan, saya paham."
"Ahh, dan jangan terlalu formal padaku. Aku membutuhkan seorang teman, bukan seorang pembantu."
"N-ne."
"Jooheon, namaku Jooheon."
"Uh- saya Changkyun, Im Changkyun. Senang bertemu denganmu, Jooheon-ssi."
"Kau bisa menggunakan kamar dilantai dua dan kau bisa beristirahat sekarang."
"Baiklah. Selamat malam, Jooheon."
***
Jooheon sudah mendapatkan "teman" tapi terasa aneh untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONGING HEART [JOOKYUN]
RandomKUMPULAN CERITA YANG DITUJUKAN UNTUK PARA JOOKYUN SHIPPER