Bersedih...
Karena hati menolak untuk lupakan kasih
Merana...
Karena hati menolak sembuh dari lara
"Menyecap pahitnya kehidupan. Apakah berdosa jika diri ini meminta bahagia?" tuturnya bergetar menahan tangis yang siap tumpah.
Menahan isak menampik sesak dalam dada.
Berhias pias tertoreh luka mendalam bagai tertusuk tombak runcing mengena ulu hati. Sakit. Pedih.
Semua terasa pusing. Dalam sekejap berubah pilu berbuah luka dalam kalbu.
Dalam hati bertanya-tanya mengapa dan karena apa? Dunia seakan mengguncangnya dengan berbagai hukuman akibat dosa yang pernah ada.
Namun, dosa seperti apa yang berhasil membuatnya jatuh hingga mencapai dasar samudera?
Tak bisakah sejenak diri mendapat bahagia yang nyata?
Mengapa hanya semu yang terasa?
Satu detik...
Terasa di bawa menuju surga yang limpahkan sesak manisnya bahagia.
Dua detik...
Kemudian dijatuhkan menuju pahitnya siksa neraka.
Semua luluh lantah seakan menghantam bagian terapuh dalam dada.
"Jangan menangis. Tetaplah tegar dalam dunia yang fana."
Pelukan erat pun lelah ia rasa.
Seluruh saraf berubah mati. Abai dengan sekitar. Terlalu malas untuk sekedar membalas, menyapa, bahkan berpura-pura tegar akan segala nestapa.
Asa?
Apa yang bisa ia berikan? Dengan kenyataan pahit yang berusaha kuasai bagian terdalam hati manusia.
"Biarkan aku sendiri." Changkyun berujar dengan pias.
Kelereng hitamnya menatap sendu langit malam berhias bintang-bintang cerah.
Mulai menangis dalam diam.
Terlalu lelah, sangat lelah.
Untuk terisak pun rasanya tak mampu.
Bibirnya bergetar. Benar-benar bergetar dengan lengkung menghadap bawah.
Tidak tahu apa yang salah. Semua terjadi begitu saja seperti tragedi dalam cerita.
"Kembalilah.. Kumohon!" ucapnya benar-benar frustrasi.
Mengecap aroma memabukkan yang membuat hatinya semakin tersiksa.
"Kumohon.. Kalian berdua kembalilah padaku."
Hanya gumaman putus asa yang bisa Changkyun serukan. Untuk kesekian kali. Berharap sang pencipta tak sengaja mendengarnya.
Lalu mengabulkan sebuah harapan dari seorang istri dan papa, yang merana, mengharapkan sebuah hal yang telah hilang bagai debu di udara.
"Kyungheon, maafkan papa." Changkyun menatap langit malam dengan pandangan berkabut.
"Jooheon..." dekapan pada pigura bergambar wajah sang terkasih semakin erat, "maafkan aku. Maafkan aku..."
-+Seorang pengusaha kaya, Lee Jooheon dan anaknya, Lee Kyungheon. Mengalami laka lantas saat menuju restoran milik Lee Changkyun, suami Lee Jooheon. Diketahui ketiganya bermaksud merayakan hari ulangtahun Lee Changkyun, naasnya mobil tergelincir menabrak pembatas jalan----+-
Andaikan malam itu bukan hari ulangtahun dirinya.
Andaikan ia bisa membujuk dua kesayangannya tetap berada dirumah.
Andaikan_ah! Semuanya hanya bisa menjadi andai sekarang.
"Maaf... Sekali lagi, maafkan aku"
Berbahagialah...
Dan... tunggu aku

KAMU SEDANG MEMBACA
LONGING HEART [JOOKYUN]
RandomKUMPULAN CERITA YANG DITUJUKAN UNTUK PARA JOOKYUN SHIPPER