Hal romantis saat bersama Changkyun menurut Jooheon adalah mempermasalahkan hal - hal kecil. Jooheon suka saat melihat Changkyun kesal terhadapnya. Memukuli bahunya dan menggerutu kecil.
Terlihat imut dan menggemaskan.
Apalagu kalau sedang menggoda lewat telepon. Rasanya mau mati membayangkan raut malu - malu seorang Im Changkyun.
"Kak, aku muak loh bertatap muka sama kamu. Rasanya seolah bumi menghantam bulan, mau perang," nada kekesalan jelas terdengar diseberang sana.
"Bumi menghantam bulan? Kamu mendoakan agar manusia musnah sebelum waktunya?"
"Itu perumpamaan loh kak Jooheon yang terhormat,"
Jooheon suka saat Changkyun yang manis dan jutek berubah manja dan sering merengek saat kesal.
"Kamu kesal? Dicoba melihat profile saya, dijamin kekesalanmu berubah jadi rasa senang dan nyaman,"
"Kenapa bisa?" tanya Changkyun penasaran.
"Karena memandangi fotoku adalah candumu yang membuat kekesalanmu hilang walau foto tak bisa menyapa atau mengucap selamat malam," Jooheon tergelak sendiri menyadari ucapannya yang menjurus ke arah aneh.
Nggak tau saja kalau manusia manis ini sedang sibuk menggigiti bantal untuk lampiaskan rasa melayangnya.
"Kak, mulutnya ya sampah sekali,"
Sampah yang buat jantung deg - degan ya, manis?
"Sampah? Terus kebiasaanmu yang suka ambil screenshot chat dariku itu apa dong artinya, manis sayangku?" ungkap Jooheon
"Heh! Jangan mengarang cerita dong, lakukan pas jamnya pak Minhyuk saja, itu baru di perbolehkan" bantah Changkyun yang pipinya sudah merona merah.
"Loh, nggak suka mengarang cerita gurunya galak, saya lihat langsung di HP mu," jelas Jooheon
Oh, rupanya menyelidiki lewat HP. Pantas saja Jooheon sering senyum - senyum sendiri saat mengecek ponselnya.
"Pelanggaran hak privasi orang namanya,"
"Kamu yang diam - diam memfoto saya dari jauh sudah merupakan pelanggaran privasi orang loh, manis"
Waduh, yang ini juga ketahuan.
Padahalkan Changkyun lebih suka tempe. Mengabadikan kegantengan Jooheon tanpa diketahui.
"Terserah ya, aku marah pokoknya"
"Marah kok di beritakan, sengaja ya biar saya merayu?"
"Nggak romantis sekali kamu kak, kenapa ya aku dulu mau jadi separuh napasmu," benar, Changkyun sedang heran dengan pilihannya.
"Dunia saya sebelumnya hanya diisi dengan berbagai macam game, bukan orang - orang seperti Dilan dan Milea. Lagipula kita menjadi seperti sekarang juga karena takdir, aku milikmu kamu juga milikku, garis cinta kita sudah ditentukan,"
Changkyun mau meleleh dengarnya :'(
"Sekarang dunia saya hanya berisi satu nama, Im Changkyun, calon masa depan yang dikirim tuhan."
---dan panggilan telepon itu berakhir dengan hati masing - masing yang menghangat.
Manis sekali.
°°°
Mau juga dong di telepon sambil digombalin :)
Tertanda,
Monbebe, hehe :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LONGING HEART [JOOKYUN]
RandomKUMPULAN CERITA YANG DITUJUKAN UNTUK PARA JOOKYUN SHIPPER