"Tuan Im, maaf tapi sajang-nim sedang ada tamu dan tidak bisa diganggu."
"Aku hanya ingin mampir sebentar."
Changkyun baru ingin melangkahkan kakinya ke ruangan bertuliskan "CEO" di depan pintunya sebelum seorang wanita muda yang menjabat sebagai sekretaris suaminya itu mencegah langkahnya.
"Maaf tuan, tetapi sajang-nim meminta siapapun tidak boleh masuk. Anda bisa menitip pesan kepada saya jika ada yang ingin disampaikan, tuan."
"Oh baiklah, kalau begitu aku akan tunggu disini saja."
Sudah hampir dua jam Changkyun menunggu dan tidak ada tanda-tanda Jooheon, suaminya itu keluar ruangan. Bahkan sampai melewatkan jam makan siang. Apa tamunya sepenting itu?
Changkyun melirik ke arah Yena yang sedang sibuk didepan layar komputernya.
Kemudian Changkyun memanggil si sekretaris suaminya itu hingga membuat Yena terkesiap.
"Beristirahatlah, ini sudah terlalu siang, kau pasti belum makan."
"Ahh tidak apa tuan, saya akan menunggu sampai sajang-nim selesai."
"Tidak apa, aku yang akan bertanggung jawab. Aku tidak ingin kau pingsan saat bekerja, nanti perusahaan suamiku yang kena masalah karna dianggap tidak manusiawi."
Keduanya pun terkekeh pelan. Hingga Yena akhirnya bangkit dari tempatnya.
"Baiklah tuan terimakasih, anda ingin makan sesuatu? Biar saya belikan."
"Tidak perlu, aku sudah makan tadi. Kau pergilah."
**
Changkyun sudah terlalu lelah menunggu hingga akhirnya Changkyun nekad membuka pintu ruangan Jooheon. Niat hati ingin mengucapkan salam barang sebentar namun yang dilihat Changkyun justru kejadian yang menyayat hati.
Kepalanya berdenyut nyeri hingga Changkyun merasa pasokan oksigen tidak mengalir dalam darahnya.
Saat Changkyun melihat Jooheon sedang asyik bermesraan dengan wanita lain didepan mata kepalanya sendiri. Changkyun tidak tahu jika ternyata sang tamu mendapat tempat duduk special diruangan itu. Duduk dipangkuan Jooheon berarti special kan?
Changkyun segera menutup pintu dengan keras lalu berlari tak tentu arah.
Jooheon yang menyadari kehadiran Changkyun itu pun langsung menyusul dan berusaha mengejar.
"Changkyun! Tunggu!!"
Jooheon berhasil menarik lengan Changkyun.
Changkyun berusaha memberontak dengan air mata yang terus mengalir deras.
"Lepaskan aku hyung!!"
"Changkyun, itu semua tidak seperti yang kau pikirkan!"
"Tidak seperti yang ku pikiran katamu? Lalu apa yang kau lakukan dengan wanita yang ada dipangkuanmu itu huh?? Kau pikir aku bodoh?!"
"Changkyun, dengarkan aku dulu!"
"Baik! Sekarang katakan, apa maksudmu melakukan itu semua hm? Kau sudah tidak mencintaiku lagi? Kau bosan padaku? Kau ingin berpisah dariku? Katakan hyung! Katakan!!"
Jooheon menggenggam erat tangan Changkyun. Tangannya yang lain berusaha menghapus lelehan air mata Changkyun namun Changkyun menghempaskan tangan Jooheon begitu saja.
"Changkyun, m-maaf."
"Aku beri waktu 5 menit untuk kau menjelaskan semuanya padaku hyung."
Changkyun berusaha tegar. Menghapus air matanya sendiri dengan kasar dan berusaha bersikap baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONGING HEART [JOOKYUN]
RandomKUMPULAN CERITA YANG DITUJUKAN UNTUK PARA JOOKYUN SHIPPER