Far Away... Young Love

808 75 2
                                    

.

.

.

Pagi ini, langitnya mendung.

Semendung hatiku yang sedang merindunya.

Bahkan kopi panas favoritku juga tidak bisa menghangatkan hati ini.

Aku merindukannya, sekencang angin dingin yang berhembus.

Terakhir kali, ia mengirimkanku pesan seperti ini. "Temanku mengirimkan lowongkan kerja di kotamu. Doakan aku ya, aku akan mencoba melamar di sana. Agar nanti kita bisa sering bertemu."

Senyumku mengembang, tapi sebisa mungkin aku hanya membalasnya dengan mengaminkan doanya. Dia pasti berpikir bahwa reaksiku biasa saja. Tidak tahu jika sebenarnya aku menangis usai membaca pesan itu. Sebelumnya aku punya rencana untuk menyusul ke kota perantauannya, namun urung karena Ayah dan Ibu tidak memberiku izin. Kecewa? Tentu saja. Kuhabiskan semalaman hanya dengan menangis dan menangis.

Kedua tangisanku jelas berbeda. Yang satu, aku menangis karena senang.

Yang kedua, aku menangis karena kecewa. Kecewa yang luar biasa.

Aku penasaran, apakah langit di kota perantauannya juga sedang mendung? Kalau iya, apakah itu artinya ia juga sedang merindukanku? Aku ingin tahu bahwa aku tidak terkungkung sendiri dalam kerinduan ini.

Bahwa aku tidak sendiri dalam perjuanganku atas hubungan ini.

Hubungan jarak jauh yang sesungguhnya tak ingin kulanjutkan sebelumnya. Karena kupikir, aku takkan pernah berhasil bertahan dalam hubungan yang menyusahkan hati seperti ini. Traumaku dengan masa lalu, membuat diri ini sering berkecil hati. Terkadang ingin mundur perlahan saat sudah terlalu lelah untuk menunggu.

Tapi aku telanjur.

Telanjur mencintainya dengan seluruh hidupku.

Padahal beberapa teman mengatakan agar aku tidak terlalu menyerahkan hidupku seperti ini padanya. Menunggu hal yang tidak pasti. Menangis demi dia yang belum tentu juga memikirkanku di sini.

Aku tahu, tapi kadang aku tidak peduli.

Seperti, "Aku mencintainya, meski ia tidak begitu."

.

.

🎶 Show me the meaning of being lonely

Is this the feeling I need to walk with?

Tell me why I can't be there where you are

There's something missing in my heart 🎶

.

Lagu itu terus mengalun, menemani kesendirianku.

Meski hanya sebuah lagu lawas, tapi aku sangat menyukainya.

Itu seperti mewakili perasaanku sekarang.

Kenapa aku tidak pernah bisa menemuinya barang sekalipun? Entah itu karena restu orangtua, kondisi fisikku, atau hal lainnya.

Berkali-kali aku berencana, berkali-kali juga aku harus kecewa.

Dan berkali-kali sudah aku berusaha iklas.

Aku tahu dan sangat paham bahwa Tuhan pasti punya rencana-Nya sendiri. Dan aku selalu berkata pada diriku sendiri, "Kyun! Jika kau dan pria berpipi bulat itu memang berjodoh, suatu saat nanti Tuhan akan mempertemukan kalian juga. Jadi tolong, bersabarlah! Jaga ia dalam doamu!"

Memang benar. Saat menghadap Tuhan, aku hanya mengutamakan ia, juga Ayah dan Ibu dalam doaku. Aku tidak pernah melafalkan doa untuk diriku sendiri. Itu yang membuat teman-teman menjadi marah dan menganggapku 'GILA'.

"Setidaknya pikirkan tentang dirimu sendiri juga!"

Mereka bilang begitu. Dan aku hanya mengulum senyum.

Aku ingin balas mengatakan bahwa aku memang 'GILA'. Dan seorang pria berpipi bulat mirip mochi itulah yang seharusnya bertanggung jawab atas 'KEGILAANKU' terhadapnya. Tapi bagaimana aku bisa meminta pertanggung jawabannya? Bertemu saja belum pernah. Lagi pula, aku juga bukan tipikal orang yang bisa berbicara blak-blakan.

Bilang rindu saja tidak bisa.

Kalian tidak akan ikut menyudutkanku, 'kan?

Kalian harus tahu, orang-orang bilang aku ini memang pendiam, penyendiri, dan introvert. Dan katanya pemilik zodiak Aquarius memang seperti itu. Aku tidak ingin begitu percaya, tapi yaa, kurasa memang ada benarnya.

Eum, aku juga labil, tapi jenius.

Hehehe!

Mungkin itu saja yang bisa kuceritakan sekarang. Aku akan bercerita lagi, tapi nanti, jika pria berpipi bulat itu sudah memberiku kabar. Kalian mau mendoakanku yang baik juga, 'kan? Doakan aku agar bisa secepatnya bertemu Jooheon-hyung!

Iyaa~ Namanya Jooheon, Lee Jooheon.

Maaf, aku tidak menyebut namanya sejak awal.

Karena sekali saja menyebut namany, aku akan terus menyebut-nyebut namanya di sepanjang kalimat yang kukatakan. Heum~ aku memang 'GILA'!

Sudah dulu, ya! Pusing dan mualku tiba-tiba kambuh :")

Annyeong~

==

LONGING HEART [JOOKYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang