Buat apa menolak?

486 44 21
                                    

Changkyun as Chandra Kaunang

Jooheon as Julian Handaru
🍃🍃🍃








Kala itu seorang laki-laki duduk terdiam di ruang tengah. Bertopang dagu menatapi jendela rumah yang terbuka lebar. Tampak gelapnya malam dari kejauhan.

Laki-laki itu bernama Chandra Kaunang. Seorang yang berani menaklukan tantangan dan melawan kejamnya kehidupan. Parasnya memang biasa dengan wataknya yang angkuh dan tidak bersahabat, bermulut pedas, tanpa sopan santun, dan sedikit kasar. Chaka -nama panggilannya, bukan seorang laki-laki dengan image bertatakrama layaknya seorang yang bermartabat.

Siapa yang melihat, menyimpulkan hal buruk mengenai laki-laki itu. Chaka yang pulang terlanjur malam dan pergi sebelum ayam berkokok, membuahkan persepsi banyak orang yang melihat, mendengar, dan membicarakannya.

Tapi ia punya kehidupan sendiri, dimana ia bisa terbuka mengenai dirinya dan bagaimana laki-laki itu merasakan kebebasan duniawi. Semua itu ia dapatkan kala menjalankan tugas organisasi, bercengkrama dengan teman sepermainan, dan saat menjalankan tugas sebagai seorang senior di organisasi. Semua itu membuatnya senang bukan kepalang. Sedikit mengobati luka kecil dan kesedihan yang ia bawa dari rumah.

*****

Chaka terbangun dari duduknya, menyadari jika malam benar telah larut. Pukul dua pagi. Bisa disimpulkan jika ia melewatkan malamnya, lagi, dengan melamun dan berandai di ruang tengah.

laki-laki itu menghela napas berat, "hmm.. Mungkin hariku besok bisa jauh lebih baik. Yah.. Semoga saja." sedikit andai sebelum memasuki alam mimpi.

Paginya, seperti pagi biasa. Chaka bersiap dengan tas punggung yang seberat dosa, bersiap memulai hari sebagai pelajar Senior Hight School. Tidak ada sarapan, ucapan selamat pagi, ataupun bepamitan kecil ala keluarga bahagia. Sudah, memang begitu keadaannya. Chaka sudah terlalu terbiasa dengan keadaan dan kadang merasa lelah. Tidak ada guna untuk meresah atau merengek dan pasrah, tah semua itu tidak akan memberinya cinta sebuah keluarga yang harmonis. Baginya semua simfoni yang indah sudah terenggut paksa kala sang kakek berpulang, meninggalkan tokoh antagonis yang menyamar sebagai protagonis dalam kehidupannya. Kakek yang selalu marah, membentak, menghukum, dan mengacukannya masih lebih baik karena Chaka tahu tujuannya hanya satu, agar cucu laki-lakinya itu selalu disiplin dan bertatakrama serta menjadi pribadi yang mengingat akibat setelah sebab.

Chandra Kaunang, Laki-laki yang dulunya lugu dan ayu perlahan berubah menjadi sosok pemuda pembangkang, pemuda yang urakan, tidak tahu aturan dan berujung diklaim sebagai pembuat onar membuat malu keluarga.

Dirinya yang selalu pulang larut kali ini mengernyit bingung, pukul sepuluh malam, orang rumah masih betah terjaga ditambah sang paman yang duduk di antara mereka. Menatap nyalang padanya yang terlihat santai memasuki rumah.

Nenek memandangnya dengan marah, Chaka tidak terkejut, tah sudah biasa nenek tua itu marah-marah. "Chaka, darimana jam segini baru pulang?" suara pamannya terdengar.

Laki-laki muda itu berbalik membatalkan niatnya membuka kunci kamar, "main," jawabnya singkat. Tapi paman seperti tidak puas, "main kemana? pelajar yang baik nggak sebaiknya pulang larut, mau jadi apa kamu?" Chaka berdecak mendengar suara paman sok tahunya.

Tiba-tiba sebuah tangan menariknya dengan kasar, memaksanya duduk di antara kumpulan manusia sok benar yang hanya tahu cara menghujat dan mencelanya. Laki-laki itu menurut agar cepat selesai, sungguh, badannya terasa kaku membutuhkan kasur empuknya sekarang juga.

Terlihat adiknya menuangkan teh pada cangkir berwarna putih, tampak berbeda saat yang lain menggunakan cangkir biasa. Chaka tersenyum miring menyadari ada yang tidak beres dengan cangkir itu. Sengaja ia mengeluarkan minuman kaleng dari dalam tas, meminumnya tanpa sekalipun melirik teh yang terlihat menggiurkan. Dia tidak sebodoh yang orang pikir.

LONGING HEART [JOOKYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang