57

1K 89 11
                                    

Hari ini adalah hari Senin yang mana adalah hari sibuknya. Banyak berkas yang harus ia tanda tangani sendiri dan mengecek laporan.

Tak lupa juga Suga terus memantau hak warisnya yang sebentar lagi akan ia dapatkan, Suga hanya menunggu saatnya ia merebut kembali perusahaan yang paman Hans kuasai.

Hingga jam menunjukkan pukul 5 sore akhirnya Suga memilih untuk pulang dan menuju ke suatu tempat.

Mobilnya berhenti disebuah taman dekat kota, taman ini sudah dua kali Suga kunjungi saat bersama Jennie dan ini yang kedua kalinya. Taman ini sangat luas ada kolam air mancur dan ada juga kolam ikan yang biasanya dikunjungi oleh anak-anak saat sore hari atau weekend.

Tak banyak yang datang di taman ini sekarang, beberapa orang hanya duduk-duduk di kursi taman atau duduk di dekat kolam air mancur.

Suga melangkahkan kakinya menuju bangku taman berwarna biru muda.

"Hai" sapa Suga sambil duduk di kursi taman.

"Hai Suga" sapa balik wanita yang disampingnya Suga disertai dengan senyuman lebar.

"Lama menunggu?"

"Tidak juga, baru lima menit aku duduk disini"

"Ah oiya Oppa, aku membawakan sesuatu untukmu" wanita itu kemudian mengeluarkan sesuatu di dalam Tote bag.

"Apa itu?"

Terlihat sebuah kotak persegi berwarna merah muda.

"Aku membuat sandwich untukmu, aku tahu Oppa pasti lapar kan?"

"Ah terima kasih, kau tidak pernah berubah selalu tahu apa yang aku mau"

"Ne Oppa" gadis itu tersenyum memandang Suga yang sedang memakan sandwich buatannya.

Selesai Suga namakan sandwich mereka kembali terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.

"Oppa maaf untuk semuanya"

"Untuk apa?"

"Maaf aku meninggalkan Oppa begitu saja, maaf telah membuat hatimu hancur karena ku"

"Sudahlah tidak usah dibahas, itu sudah menjadi masa lalu"

Lagi-lagi mereka saling terdiam, wanita itu selalu senang berada di sisi Suga. Berbicara dengan Suga walaupun ada yang berubah dalam diri Suga, tapi ia senang akhirnya doanya terwujud kini ia kembali bertemu dengan suga. Laki-laki yang masih ada di harinya.

"Oppa..."

"Ne?"

"Maafkan aku mengatakan ini, tapi aku tidak bisa menahannya. Aku sungguh merindukanmu"

Suga tertegun.

"Aku juga merindukanmu Wendy"

-

Ramai pengunjung datang menghampirinya butik miliknya yang baru saja buka satu bulan ini. Terlihat sangat ramai, pengunjung didominasi oleh perempuan muda.

Rosé sangat bersyukur orang-orang banyak yang menyukai pakaian yang ia rancang sendiri. Dulu saat ia masih bekerja di butik yang lama, Rosé senang sekali membuat rancangan pakaiannya sendiri bahkan sampai ia bukukan rancangan itu.

Kini rancangan itu tidak hanya menjadi sebuah rancangan saja, tapi telah menjadi sebuah pakaian dan aksesoris.

"Nona, ada teman anda menunggu dibawah" ucap asisten pribadi Rosé.

Rosé yang menyadarinya hanya mengangguk dan bersiap mengecek pakainya.

Setelah merasa rapih ia putuskan untuk ke lantai paling bawah, dimana sudah ada pria yang sudah sangat Rosé kenal walaupun pria itu sedang membalikkan badannya.

Rosé mendekati jaehyun langsung menyapanya.

"Ada apa?" Tanya Rose.

"Ingin mengajak makan siang"

"Mengapa tidak menghubungiku dulu?"

"Surprise"

"Ah, baiklah"

Jaehyun langsung menggandeng telapak tangan Rosé menuju genggamannya.

'terasa hangat'

Rosé mengungkap kalimat itu dalam hatinya sambil memandang wajah Jaehyun.

Tak lama Rosé sampai disebuah perusahaan yang tak asing.

"Dimana kita?"

"Lihat saja, kan surprise"

"Ya! Jaehyun, ada apa?" Tanya Rosé yang masih penasaran.

Tapi lagi-lagi jaehyun tidak mau menjawab sampai mobilnya berhenti tepat disebuah rumah bewarna putih abu-abu.

"Ini rumahmu kan?"

"Itu kau sudah tau"

"Kamu bilang ingin mengajakku makan siang, lalu mengapa ke rumahmu?"

"Memang aku mengatakan akan makan siang disebuah restoran atau caffee, tidak kan?"

"Ya Jung Jaehyun!"

"Wae? Ayo masuk, orang tuaku pasti mengunggu didalam"

Rosé yang awalnya menurut untuk masuk ke dalam rumah jaehyun, tapi setelah laki-laki mengatakan ada yang menunggu didalam rumahnya. Maka Rosé tiba-tiba mendadak, ia kemudian memutar arah kepalanya menghadap ke kanan memandang wajah Jaehyun dengan ekspresi terkejut.

Tanpa aba-aba Rosé langsung saja memukul lengan laki-laki lumayan keras.

"Wae?"

"Wae katamu? Kau masih bertanya? Ya! Mengapa kau tidak mengatakannya bahwa aku akan bertemu orang tuamu. Aku sungguh gugup setelah bertahun-tahun aku tidak bertemu dengan mereka"

"Hey tak perlu seperti, mereka akan selalu baik kepadamu Chaeyong"

Kata-katanya seperti sebuah mantra untuk Rosé, dalam sedetik Rosé langsung tenang setelah Jaehyun mengatakan itu.

"Benarkah?"

"Sungguh, mereka bahkan yang menyuruhku untuk mengundangmu untuk makan siang bersama. Saat ibuku tahu aku kembali dekat denganmu, ibuku sangat senang"

"Tak perlu gugup, kau tahu ibuku sangat menyukaimu, dan aku selalu menyukai apa yang ibu sukai"

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang