14

2.1K 196 10
                                    

Pagi-pagi sekali Suga sudah bangun dari tempat tidurnya, jika biasanya ia akan bangun pada pukul 10 atau 11 siang maka tidak kali ini.

Sudah beberapa jam yang lalu Suga mengintai targetnya itu, dan akhirnya targetnya keluar dari sebuah perusahaan. Suga mengikuti sambil mengambil jarak dibelakang pria itu. Cukup jauh ia berjalan sampai pria itu beberapa kali menengok ke belakang seperti ada yang memperhatikannya.

Pria itu panik lalu memilih sebuah gang yang buntu "Kau mengikutiku?"

Suga tersenyum miring didalam maskernya, "Mungkin"

Lalu Suga menendang perut pria itu sampai terjatuh, tak membuang kesempatan Suga langsung menindih tubuh pria itu dan meghujami pria itu dengan pukulannya.

Pria itu berusaha meloloskan diri dengan mencekik leher Suga dan membuat Suga terbatuk-batuk.

Pria itu lepas dari tindihan Suga, langsung pria itu meninju pipi Suga dan membuat Suga terhuyung ke belakang. Dirasakan bibirnya ada rasa asin dan sepertinya bibi Suga telah robek.

Suga mengelap darah yang ada di bibirnya dengan kasar lalu membalas pria itu dengan pukulan-pukulan.

Sampai perkelahian itu terus berlanjut, Suga mengakhiri sebuah injakan perut pria itu.

Cekrek

Sebuah foto mengenaskan lalu ia kirimkan kepada Clintnya.

Suga tersenyum puas dengan hasil karyanya.

Lalu ia memutuskan pergi dari gang itu.


______

"Bagiamana Rosé enakkan makanan disini?" Tanya Tzuyu sambil memasukan daging steaknya itu.

"Hm enak sekali dagingnya lembut"

"Tentu, kamu harus sering datang kesini" Sahut Sehun disamping Rosé.

Saat pertama kali Rosé bertemu mereka berdua, ia kira mereka adalah seorang model dibutik itu atau salah satu model brand ambassador. Tapi ternyata mereka adalah desainer ditoat Rosé bekerja.


"Rosé maaf tadi aku mendapat telfon dari manager aku dan Sehun harus kembali ke butik. Ada masalah dengan rancangan kami. Kamu mau ikut kami atau tetap melanjutkan makan siangmu?" Tanya Tzuyu merasa bersalah.

"Aku disini saja tak apa, jarak restoran ini tidak jauh dari butik"

"Sekali maafkan kami Rosé, nanti saat dibutik akan aku traktir kamu jus buah bagaimana" tanya Sehun dengan sebuah penawaran.

"Hahaha tak apa. Baiklah Sehun aku ingin jus mangga" jawab Rosé dibarengi dengan sebuah tawa.

Akhirnya mereka berpamitan, Rosé menikmati makan siangnya di restoran ini. Saat selesai makan ia berjalan kaki menuju butiknya.

Benar memag tidak jauh butiknya itu hanya berjalan 10 menit.


_______



"Hey Suga kita bertemu lagi"

Sontak Suga berhenti, Suga sepertinya mengenal suara ini. Suara yang semalam ia dengar.

Suga membalikan badan dan tentu tebakan ia benar.

"Mau apa kau?"

"Hey sensi sekali kamu, dan apa yang ada di wajahmu itu? Oh kamu berdarah Suga"

"Bukan urusanmu" Suga pergi dan menyebrang jalan meninggalkan wanita itu.

Rosé tidak pantang menyerah ia langsung mengejar pria itu, "Biar aku obati di tasku ada obat dan kapas"

Suga memandang aneh, entah mengapa ia selalu bertemu wanita ini. Padahal Seoul luas kenapa setiap hari ia selalu saja dipertemukan.

"Kita kan teman" jawab Rosé disertai senyuman tulus.

Untuk beberapa detik Suga tertegun dengan senyum itu. Sangat manis. Jangan lupakan bibir berwarna pink itu melengkung indah, sebuah perpaduan yang sempurna.

Tapi kemudian Suga tersadar wanita itu mendekat ke arahnya mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Suga.

"Suga kamu melamun? Ayo aku kita duduk di bangku sana"

Rose menuntunnya ke pinggiran jalan dan terdapat sebuah bangku. Mereka duduk bersebelahan. Entah Suga merasa jika setiap wanita menuntunnya Suga hanya menurut saja. Padahal kan ia bisa saja menolak atau menepis tangan itu.

Rosé menekan luka itu perlahan agar si pemilik luka itu tidak merasa sakit, tapi tetap saja erangan keluar dari mulut Suga.

"Yak! Pelan-pelan, kamu sengaja ya?" Tuduh Suga memperhatikan wajah Rosé.

"Sembarangan saja, aku sudah pelan-pelan kamunya saja yang tidak bisa menahan rasa sakit"

"Yak!..." Belum Suga menyelesaikan ucapannya wanita itu langsung melanjutkan pekerjaannya. Lalu diakhiri dengan sebuah plester di letakan di tulang hidung Suga.

"Selesai. Kenapa sih aku bertemu kami saat kamu terluka begini"

"Bukan urusanmu"

"Kenapa memangnya? Kita kan teman"

"Teman? Aku tidak mengenalmu nona, dan berapa kali aku ulangi. Aku bahkan tidak butuh bantuanmu jadi tak usah kamu mengejarku lagi hanya meminta sebuah ucapan terima kasih. Karena aku tidak mau, ingat itu!"

Wanita itu terdiam sambil menunduk perlahan mengangkat wajahnya, "Maaf Suga, aku hanya ingin berteman denganmu. Maaf jika aku mengganggu mu terus menerus. Maafkan aku" diakhirnya kalimat itu dengan menundukkan kepalanya lalu meninggalkan Suga dibangku itu sendiri.




'apa yang aku katakan tadi terlalu kasar?'

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang