Bonus Part

1.8K 113 5
                                    

Sebuah penantian panjang tentu akan ada hasil. Setiap air mata yang jatuh tentu akan ada senyuman di pipi. Setiap kali dada kita sakit karena merasa sangat menyesak kan tentu akan ada dimana dada kita merasa berdebar-debar kembali.

Dan setiap badai yang datang, pasti akan ada pelangi yang muncul.

Hidup Suga terlalu gelap. Banyak rasa sakit yang ia dapatkan sejak kecil. Mengkhianatan, pukulan, ditinggalkan orang-orang yang ia sayangi, pergi dari rumah, putus sekolah, dan berakhir memasuki kelompok yang berbahaya di Seoul.

Suga merasa dirinya sudah tidak mempunyai masa depan, suga merasa tidak akan ada lagi seorang yang peduli kepadanya.

Hingga Suga harus mencopet untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari, dan sialnya Suga harus bertemu wanita yang ia copet. Bahkan Suga harus jatuh cinta kepada wanita itu.

Rosé namanya.

Sangat indah.

Perlahan dunianya berubah, disaat dunianya berubah disaat itu juga Suga semakin jatuh kepada Rosé.

Tak pernah ada pikiran bahwa Suga ingin menyakiti hati gadis itu, tapi keadaan memaksanya.

Tak pernah ada sedetikpun Suga melupakan gadis itu, gadis yang telah mencuri hatinya. Tapi dengan bodohnya Suga mematahkan hati Rosé.

"Suga, kau tidak mendengarkan aku?" Cepat tersadar Suga mengalihkan pandangannya kearah Rosé yang sedang berbicara sedari tadi.

"Ah iya, maafkan aku"

"Ada apa, mengapa melamun seperti itu?"

"Hanya mengingat yang lalu"

"Apa itu?"

"Kita saat dulu"

"Ah itu..."

"Maafkan aku"

"Ya! Mengapa kau selalu meminta maaf kepadaku lagi dan lagi. Sudah aku katakan aku sudah memaafkan mu"

"Tetap saja, rasanya aku harus mengatakan itu setiap hari"

"Tidak usah berlebihan. Aku menerima semua yang terjadi pada kita, tuhan menguji seberapa besar kekuatan kita masing-masing"

"Terima kasih" Suga menggenggam tangan Rosé erat. "Jangan tinggalkan aku"

"Ya! Mengapa kamu jadi melankolis seperti ini, bukan seperti Suga yang aku kenal"

"Memang Suga yang kenal seperti apa?"

"Emmm, Suga yang aku kenal seseorang yang dilakukan dingin, irit bicara, tukang mengusir, ah banyak sekali"

"Benarkah? Apakah laki-laki bernama Suga seburuk itu?"

"Ne, benar-benar buruk. Kau mau tahu apa yang paling buruk?"

"Apa itu?"

Sepertinya menjahili Suga tidak salah kali ini, melihat bagaimana mana ekspresi Suga yang kesal karena kata-kata dirinya membuat Rosé memunculkan ide di kepalanya.

Rosé mendekati kekasihnya itu lalu perlahan membisikkan sesuatu di dekat telinga Suga.

"Bagian terburuknya adalah, dia benar-benar membuat aku jatuh cinta kepadanya" dengan lancar Rosé mengucapkan kalimat lalu lalu berlari meninggalkan Suga yang terdiam ditempat.

Blush.

Seketika pipi Suga merasa panas, seperti ada sebuah kupu-kupu didalam perutnya. Entah mungkin seharusnya perempuan yang merasakan itu, tapi kini karena Rosé membuat dirinya merasakan geli di dalam perutnya.

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang