62

1.1K 110 6
                                    

Now playing : Rosé - If it is you

Ia pikir dirinya telah melaksanakan tugas dengan baik termasuk memimpin cabang perusahaan yang ini. Ia pikir semuanya berjalan dengan baik.

Tapi tanpa ia tahu, sebuah petaka menghampirinya, ia mempercayakan kerjasama kepadanya karyawannya. Sampai ia tak tahu siapa pemilik butik itu.

Suga teledor, seharusnya Suga memeriksa siapa pemilik dibalik nama 'Flower Roses' harusnya juga suga sadar dibalik nama Roses itu. Tapi karena saat terakhir mereka bertemu Rosé masih bekerja dibutik yang lama, maka Suga pikir tak ada hubungannya dengan wanita bernama Rosé.

Suga sadar bahwa kehadirannya kembali di kehidupan Rosé semakin membuat wanita itu tersiksa setelah apa yang Suga perbuat. Suga sadar bahwa Suga bukan laki-laki yang baik untuk Rosé.

Tapi kini akibat keteledorannya, Suga kembali bertemu Rosé bahkan untuk waktu yang lama karena mereka terlibat kerjasama perusahaan.

Akan tidak profesional jika Suga memutuskan kontrak kerja begitu saja, tentu Suga lah yang harus membayar denda dan Suga tidak ingin cabang perusahaan yang telah ia rebut dari paman Hans harus membayar denda yang sangat banyak.

Maka dari itu Suga harus bersikap profesional, dan Suga tahu. Dengan sikap ini, tentu akan semakin menyakiti hatinya dan juga Rosé.

Selama meeting berjalan mereka duduk berhadapan, saat itu juga mereka seperti orang asing. Rosé tidak terlalu banyak bicara tetapi lumayan memberikan saran.

Beda dengan dirinya, Suga hanya menyimak dan mengangguk jika ia merasa setuju dengan semua saran. Tidak biasanya Suga seperti ini, walaupun Suga pendiam, tapi ia akan banyak bicara jika saran itu tidak tepat untuk kedua belah pihak. Tapi kini, Suga hanya diam dan langsung menerima saja.

-

Meeting telah usai, satu-satu orang-orang di ruangan pergi meninggalkan tempat meeting.

Kini tersisa hanya dirinya, assisten pribadinya dan juga Suga. Mereka saling terdiam tanpa bicara.

"Ayo Miss mobil sudah menunggu" ucap asisten pribadinya.

"Baik" Rosé merapihkan pakaiannya lalu perlahan berjalan keluar.

Saat ia hampir mencapai pintu keluar ruangan, tiba-tiba muncul seorang wanita muda menghampiri Suga.

Wajah yang tak asing menurut Rosé, sampai ia tersadar saat wanita itu mengecup pipi kanan suga dihadapannya.

"Hai Sayang, ayo kita makan siang"

"Hemm, tunggu sebentar" jawabn Suga lalu menghampiri Rosé, tiba-tiba saja pria itu membungkukkan badannya ke arah Rosé.

"Terima kasih kedatangannya Miss. Rosé saya senang anda menyempatkan waktu datang ke Paris untuk meeting kali ini"

"Sama-sama, saya permisi kalau begitu" jawab singkat lalu dengan cepat pergi meninggalkan ruangan itu.

Saat dirinya sudah sampai diparkiran bawah tanah, Rosé berbicara kepada asisten pribadinya. Ia ingin menyetir mobil sendiri. Tentu saja karyawannya bertanya ada apa, Rosé berbohong bahwa ia ingin mememui teman lamanya.

Sedikit ada perdebatan, akhirnya mereka setuju untuk membiarkan Rosé membawa kendaraan sendiri.

Karyawannya telah pergi semua, kini tinggal Rosé yang ada didalam mobil sendiri.

Perlahan ia pegang stir mobil itu, jantungnya sudah berdegup dengan kencang sejak kejadian di ruangan meeting itu.

Rasa trauma itu kembali.

Entah kapan terakhir Rosé mengendarai mobil sendiri, setelah kejadian itu membuatnya tidak berani membawa mobil sendiri.

Tapi kini rasa trauma itu hilang setelah rasa sakit memenuhi hatinya.

"Hai sayang, ayo kita makan siang"

Ucapan perempuan itu memenuhi kepalanya, "sayang..."

"Cih, untuk apa aku memikirkannya"

"Brengsek!" Ucap Rosé lalu menginjak gas mobil dan menjalankan mobil itu ke arah jalan raya.

Lagi-lagi dirinya tidak bisa mengontrol kepalanya, kejadian demi kejadian muncul di kepalanya. Rasanya seperti sebuah film.

Tanpa sadar Rosé semakin menginjak pedal gas, mobilnya melaju semakin kencang dan cepat.

Hingga sebuah adegan muncul di kepalnya, saat Suga memberikan kabar saat itu rasa bahagia Rosé membeludak. Ia terlalu bersemangat untuk bertemu dengan Suga.

"Aku ingin kita berakhir sampai disini"

"A-apa maksudmu?"

"Ya, aku ingin hubungan kita berakhir sekarang juga. Tak ada yang harus dipertahankan juga, aku merasa sudah tak ada rasa denganmu. Dan juga, aku merasa bosan dengan hubungan ini dan sifat kekanak-kanakan mu itu"

Lagi-lagi bukan hanya di mimpi kejadian itu terus berputar, telat kini kejadian itu memenuhi kepalanya.

Rasa sakit yang selama ini Rosé pendam sendiri selalu menyiksanya, Rosé lelah setiap malamnya ia harus menangisi pria itu. Katakan Rosé lemah, nyatanya memang hatinya telah hancur karena pria itu.

NYITTT.

Suara rem mobil berdecit. Hampir saja Rosé menabrak mobil yang ada didepannya.

Ia pegang stir mobil dengan keras-keras meluapkan rasa sesak di dadanya.

"ARGGHHH" teriak Rosé di dalam mobil sambil memukul-mukul dadanya yang terasa sakit.

Air matanya sudah berjatuhan sejak adegan itu muncul, kini Isak tangisnya pecah.

Dirinya masih terisak dengan air mata yang sudah membanjir wajahnya, Rosé masih setia memegangi dadanya. Berusaha menghilangkan rasa sakit itu.

Bodoh.

Untuk apa aku menangisi pria brengsek itu, pria yang sudah membuatku jatuh kedalam hidupnya.

Pria yang membuatku seperti orang gila menunggunya tanpa kabar, pria yang mencuri hatiku. Ia pria yang mematahkan hatiku juga.

Kini untuk apa tuhan mempertemukan kami kembali.

Bekas luka yang lama sampai kini masih belum terobati, dan sekarang pria itu lagi-lagi menyakitiku lagi.

Aku bahkan sampai sekarang masih berjuang menghapus bayang-bayang pria itu, tapi pria itu bahkan sudah mempunyai penggantiku.

Ribuan jarum menusuk jantungnya terasa sangat perih dan sakit.

"Terima kasih telah menyakitiku sebegitu dalamnya"

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang