77

1.5K 117 4
                                    

Playing now : Taeyang - Eyes, Nose, Lips

-

Dengan segera Rosé menyuruh supir yang ada dirumahnya untuk mengantarkan dirinya ke restoran Osteria. Ada banyak perasaan bimbang di dalam hatinya, lagi-lagi hatinya merasa ragu.

Semuanya terjadi begitu cepat sampai Rosé tidak bisa mengartikan semuanya satu persatu. Di dalam mobil pikiran Rosé melayang entah kemana.

Beberapa minggu yang lain saat Rosé pulang dari kantor dirinya tidak langsung beristirahat melainkan untuk melanjutkan perkerjaan yang belum selesai. Tangan halus Rosé menyentuh laptop miliknya dan membuka icon email. Ada lumayan banyak email yang masuk, satu persatu Rosé membuka email tersebut.

Hingga diakhir email ada sebuah pesan yang Rosé tidak mengenal siapa pengirim email tersebut, jari telunjuk Rosé membuka email itu dan menampakkan ada banyak tulisan. Rose yang penasaran akhirnya ia buka pesan email itu.

Dari : Anonymous8764@gmail.com

Untuk kamu yang membaca pesan ini. Aku akan menjelaskan semua yang kamu tak ketahui. Dia terlalu pengecut, dan terlalu mencintaimu.
Kau tahu siapa dia?
Dia laki-laki yang ada di hatimu saat ini, aku tahu kau juga mencintainya. Dan sebaliknya, dia juga mencintaimu.
Aku pernah dicintai olehnya, begitu besar cintanya kepadaku membuat aku buta dan menghianati nya. Kami bertemu kembali, dia menyatakan perasaannya kepadaku, aku yang terlalu bahagia sampai tak menyadari bahwa hatinya bukan untuk aku. Fakta yang menyakitkan adalah dia tak pernah mengatakan pernah mempunyai mantan kekasih yaitu kamu yang membaca email ini. Aku mengetahui ketika dia diam-diam memandang dompet miliknya dan terdapat sebuah foto wanita, dan kau tahu? Foto itu adalah kamu.
Menyakitkan memang, tapi aku tak bisa berbuat banyak. Aku selalu berusaha agar dia bisa mencintaiku kembali dengan sepenuh hati. Tapi nyatanya tidak. Bahkan ketika dia kembali ke Korea, aku tahu dia bertemu denganmu kembali bukan? Aku yang mengetahui fakta itu hanya bisa diam dan mengambil jalan yang salah. Aku memutuskan untuk sesegera mungkin melaksanakan pertunangan.
Tanpa ada persetujuan dari dia ataupun dari keluarga kami, aku menyebarkan undangan itu. Dan membuat Suga rela terbang dari Korea untuk ke Paris hanya untuk meluruskan pertunangan itu. Suga marah, aku tahu itu akan terjadi.
Lagi-lagi dengan egosinya aku mencelakakan diriku sendiri dan membuat dia semakin bersalah kepadaku. Dia menangis dan meminta maaf.
Rosé... aku telah memaafkan dia, semua yang terjadi kepadaku mungkin balasan tuhan ketika aku menyia-nyiakan dia. Rosé... Dia laki-laki yang baik dan tulus mencintaimu, sepenuh hatinya hanya untukmu. Rosé... Maafkan juga jika aku pernah merebut dia darimu, tapi nyatanya dia tak pernah melupakan dirimu sedikitpun.
Rosé... Aku merelakan dirinya, aku mencintainya dan aku ingin dia mendapatkan cintamu juga. Cintai dia dengan sepenuh hatimu, dia lemah di dalam. Peluk dia ketika merindukan dirimu. Rosé... Terima kasih telah membaca pesan ini.

Rosé yang tersadar dengan lamunannya langsung mengarahkan pandangannya kearah jalanan.

"Nona, sudah sampai" supirnya yang berada didepan memberitahu dirinya.

Perlahan Rosé membuka pintu mobil dan berdiri tegap memandang depan restoran itu. Malam telah tiba dirinya sampai pukul 19.40 karena jalanan yang sangat macet dan tentu Rosé harus mengganti baju terlebih dahulu.

Rosé membuka pintu restoran dan menampakkan interior restoran yang berwarna gelap. Seorang wanita menghampirinya.

"Anda Park Rosé?" Tanya wanita itu dengan seragam restoran.

"Ne" Rosé mengangguk.

"Kalau begitu mari saya antar ke atas" ucap wanita itu membawanya ke arah tangga.

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang