69

1.1K 113 2
                                    

Rosé merasa ada yang mengguncangnya, perlahan ia buka matanya gambar yang pertama ia lihat adalah sebuah jalanan dengan beberapa toko berjejer.

Sekali lagi Rosé melebarkan pandangannya ia sadar dirinya sedang berada di dalam mobil, kemudian ia arahkan kepalanya kesamping mendapati seorang laki-laki disampingnya.

Rose memekik kaget karena suga berada sangat dekat dengannya. Suga yang menyadari itu langsung menjauhkan kepalanya.

"Maaf membangunkan mu, aku ingin mengobati kakimu" ucap Suga memegangi sebuah kantong plastik berisikan obat.

"Tak perlu diobati, hanya luka kecil" jawab Rosé memperbaiki posisi duduknya karena merasa tak nyaman.

"Jangan bohong tadi aku lihat ada darah didekat kakimu. Ayo keluar aku obati"

Tak banyak bicara Suga langsung keluar dari mobilnya begitu juga dengan Rosé. Suga menghampiri membantu Rosé berjalan, perlahan ia taruh tangannya di pundak Suga agar memudahkannya berjalan.

Mereka duduk didepan minimarket dengan kursi dan meja besi berhadapan, Suga menggeser kursinya lalu duduk disamping rose agar memudahkan mengobati kaki Rosé.

Rosé membuka high heels miliknya laku perlahan ia letakkan kakinya dipaha Suga.

"Maaf..." Ucap Rosé merasa tak enak.

"Tak apa, pakai ini" Suga melepaskan jas miliknya lalu ia letakkan dipaha Rosé.

Rosé tidak menjawab lagi dan memilih diam tak berani menatap wajah Suga.

Dengan telaten Suga memberikan kaki Rosé lalu mengobatinya.

"Dulu, kau yang mengobatiku" tiba-tiba Suga bersuara disampingnya.

Sebuah kejadian melintas di kepalnya, dimana Rosé yang selalu mengobati Suga apapun keadaannya. Kini keadaan terbalik.

"Aku pikir kau amnesia" jawab Rosé yang masih memandang jalanan.

"Apa maksudmu?" Tanya Suga ketika kaki Rosé telah selesai diobati.

"Bersikap seolah-olah kau tak mengenalku, aku pikir kau amnesia dan tidak mengenalku" ucap Rosé merasakan sesak di dada.

"Rosie..."

"Jangan pernah panggil aku dengan sebutan itu dengan mulut sialanmu itu aku bahkan tak Sudi!" Bentak Rosé menghadap Suga.

"..."

"Ayo antar aku pulang, aku tidak enak badan"

-

Sesampainya Rosé di rumahnya ia langsung memasuki kamarnya dan menjatuhkan diri di kasur miliknya. Saat itu juga tangisnya pecah.

Setelah Suga pergi hidup Rosé sangat kacau, dirinya bahkan tidak semangat melanjutkan hidupnya. Hingga Rosé selalu memotivasi dirinya sendiri agar tidak lagi menangisi Suga lagi. Dan cara itu berhasil Rosé tidak lagi menangisi Suga ketika hatinya mendadak merasa sakit atau ketika Suga datang ke dalam mimpinya.

Rosé tidak menangis laki-laki brengsek itu. Tapi kini Rosé merasakan hatinya kembali sakit setelah apa yang Suga perbuat laki-laki itu bersikap sangat peduli kepadanya.

-

Hari telah berganti pagi ini Rosé telah sampai di sebuah Caffee yang akan ia gunakan untuk membahas kerjasama dengan Suga. Sejujurnya Rosé malas datang sejak kejadian tadi malam tapi apa boleh buat Rosé tidak mungkin lepas tanggung jawab begitu saja.

Rosé datang bersama asisten pribadinya menemukan Suga yang bersama adiknya yaitu Jennie.

Rosé mendekat kearah mereka dan memberikan hormat.

"Maaf suga-ssi kami sedikit terlambat" 

"Tak apa, kau datang tepat waktu aku dan Jennie yang datang lebih awal"

"Ah begitu" Rosé duduk berhadapan dengan suga.

"Perkenalkan ini adikku"

"Annyonghaseyo nama saya Min Jennie adik dari Min Suga. Salam kenal" Jennie memperkenalkan dirinya.

"Annyonghaseyo saya Park Rosé"

"Annyonghaseyo saya Son Na Eun asisten pribadinya Miss Rosé"

"Sudah sarapan? Ingin memesan makan terlebih dahulu?" Tanya Suga

"Kami sudah sarapan bersama tadi, kita langsung mulai saja" jawab Rosé.

"Baiklah" obrolan dimulai membicarakan kerjasama mereka.

Kurang dari 3 jam obrolan mereka telah usai, setengah jam lalu Jennie pergi menemui temannya di restoran milik Jennie.

"Rosé-ssi bisa kita bicara berdua?" Tanya Suga saat mereka tengah bersiap untuk kembali ke butik.

"Kalau begitu saya pulang duluan Miss, saya akan meminta jemput karyawan di butik atau naik taksi" ucap Naeun berdiri.

"Em, tak apa kau kembali ke butik sendiri?"

"Ne Miss, tak apa. Kalau begitu saya permisi" Naeun pamit kepada Rosé dan Suga.

"Ada apa?" Tanya Rosé menyedot jus mangga miliknya.

"Maaf atas kejadian kemarin"

"Tak apa, lupakan saja"




"Maaf atas semaunya"

Rosé yang mendengarnya langsung mengangkat kepalanya menatap Suga dalam-dalam.

"Aku tahu laki-laki brengsek yang menyakiti hatimu, aku tahu telah mengambil hatimu lalu aku patahkan, aku tahu aku meninggalkanmu dengan cara tidak gentelmen, aku tahu aku salah. Dan aku tahu aku tidak pantas mendapatkan maaf mu"

Rosé tidak bisa lagi berkata-kata dirinya mematung memikirkan apa yang akan ia jawab. Inilah yang ia takutkan ketika Suga mencoba meminta maaf darinya dan Rosé tidak tahu harus berbuat apa.

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang