39

1.3K 133 14
                                    

"Aku ingin berfoto denganmu"

Tawa Suga pecah sangat mendengar perkataan Rosé, sungguh ia tak menyangka bahwa Rosé akan malu-malu hanya untuk minta berfoto.

"Tuh kan kamu malah menertawakan ku, sudah aku katakan bahwa itu tidak penting"

"Kamu marah? Ah, maaf itu lucu sekali soalnya"

"Yak, min Suga!"

"Hahaha, mianhe. Astaga aku tidak menyangka kamu malu-malu untuk meminta foto bersamaku. Biasanya kan kamu malu-maluin"

"Tak jinja, min Suga kau! Sudah aku mau pulang saja" Rosé berdiri dari kursinya lalu menyambar tasnya.

Tapi sebelum itu Suga sudah menahan tas gadis itu agar tidak diambil. Dan benar saja Rosé terlihat sudah sangat kesal karena digoda olehnya.

"Lepaskan pria dingin! Aku mau pulang saja"

"Pulang? Kamu serius? Memangnya kamu tahu jalan sekitar sini?"

"Kamu pikir aku anak 5 tahun? Aku bisa memesan taksi atau naik bus"

"Tapi kamu tidak bisa, karena tasmu sudah aku tahan. Silahkan pergi tanpa membawa uang sepeserpun"

"Kau! Bener-benar..." Belum selesai Rosé menyelesaikan kalimatnya, Suga sudah menarik lengan gadis itu dan membuat Rosé jatuh di pangkuannya.

Sudah dan Rosé sama-sama tidak menyangka akan terjadi seperti maka dari itu mereka saling terkejut satu sama lain.

Berbeda dengan Rosé, Suga cepat-cepat sadar dari keterkejutannya dan mengambil kesempatannya. Ia tarik pinggul Rosé agar mendekat kearahnya lalu ia miringkan kepalanya ke arah lekuk leher Rosé.

Perlahan itu arahnya bibirnya ke dekat telinga Rosé, laku membisikan sesuatu.

"Sudah aku katakan jika kamu ingin sesuatu katakan saja kepadaku tak usah sungkan. Jika kamu menganggap tidak penting, kamu salah besar. Karen apapun yang berkaitan denganmu adalah hal yang penting untukku"

Selesai mengucapkannya Suga memberikan kecupan di pipi kiri Rosé.

Terkejut gadis itu mematung dipangkuan Suga.



"Turunlah kau berat sekali"

Suga tetaplah Suga, laki-laki dingin bermulut tajam.

"Ingin langsung pulang?" Tanya Suga saat mereka keluar dari tempat wisata Akuarium.

"Masih sore, bagaimana jalan-jalan dulu?"

"Boleh" Suga menyetujuinya dan menggandeng tangan Rosé berjalan kearah parkiran.

Jujur saja, ia sangat suka ketika menggenggam tangan Rosé. Tangan itu sangat mungil dibandingkan dengan tangannya yang bisa memegang 2 benda sekaligus. Tapi tangan Rosé sangat mungil dan nyaman sekali saat ia menggenggamnya.

Mereka sampai di taman dekat kota, taman ini termasuk taman yang baru saja dibuka. Keistimewaan taman ini ada sungai buatan yang sangat bagus ditambah dengan ikan-ikan kecil.

Di depan taman ada banyak penjual makanan dan minuman, tentu saja memasuki taman para pedagang tidak diperbolehkan berjualan didalam area taman.

Mereka membeli dua ice cream, lalu berjalan memasuki taman. Akhirnya pilihan mereka duduk di dekat sungai buatan tapi tidak terlalu dekat.

Mereka duduk sambil memakan ice cream, dan melihat-lihat keadaan didepan mereka. Ada banyak anak kecil memberi makan ikan.

"Suga, aku mau bicara serius tapi aku mohon kamu jangan marah kepadaku"

"Apa itu?"

"Emm... Aku tahu ini urusan mereka tapi Jisoo adalah kakakku satu-satunya. Kamu adalah sahabat baiknya Jin Oppa, aku mohon katakan kepadanya dengan baik-baik agar menjaga kakakku dengan baik, dan perlakuan ia dengan baik juga"

"Jika jin Oppa belum bisa mencintai Unnie, atau bahkan tidak bisa mencintai Unnie. Tolong jaga perasaan kakakku karena Unnie adalah orang yang rapuh didalam"

Jujur saja kadang Suga merasa bersalah kepada Rosé dan Jisoo, karena ia adalah sahabatnya Jin. Tapi ia tidak memberi nasehat yang baik itu Jin, andai dulu Suga berani mungkin akan Suga bantu Jin untuk menyembunyikan keberadaan Jin.

Tapi karena Suga terlalu takut dengan keluarga Jin apalagi keluarga Rosé yang berpengaruh, Suga tak punya keberanian.

"Ne tentu saja, jika Jin Hyung menyakiti Jisoo sudah pasti akan aku tinju pria itu"

"Hahaha, tak usah berlebihan. Cukup tegur dia jika ia salah"

"Wae? Laki-laki wajar saling memukul jika diantara kami ada dijalan yang salah"

"Tapi tidak untukmu"

"Kenapa?"

"Aku tak mau melihatmu terluka untuk kesekian kalinya, hatiku sakit melihatmu seperti dulu"

Diam. Lagi-lagi Suga hanya diam mendengarkan jawaban Rosé. Dan lagi, jantungnya tak baik dekat dengan Rosé apalagi jika wanita itu sudah mengatakan hal seperti ini.

"Maaf..."

"Untuk apa?"

"Semuanya"

"Maksudmu-"

"Maaf, dulu saat aku terluka aku selalu datang kepadamu. Bahkan jika aku tidak datang kepadamu, tiba-tiba saja kamu selalu ada di depanku. Aku tidak tahu mengapa aku butuh kamu untuk mengobati lukaku"

"Maaf saat sebelum kita bertemu, aku pernah membuat kesalahan"

"Maksudmu apa? Kita saling kenal sebelumnya?"

"Bukan"

"Lalu?"







"Saat kamu di restoran dompetmu pernah hilangkan?"

"Bagaimana kamu tahu?" Rosé menunjukan wajah terkejutnya dan heran.

"Sebenernya... Aku yang mengambil dompetmu itu"

"HAH?"

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang