01

4.3K 297 2
                                    

Ketika sampai rumah Rosé langsung menghampiri kamarnya itu sudah terlalu rindu dengan rumah ini apalagi kamarnya yang sudah ia tinggal lama. Tenyata orang rumah disini rajin membersihkan kamarnya. Rosé sangat lelah hari ini dan ditambah dengan kejadian hari ini, sungguh sial.

Saat selesai makan siang bersama kakaknya Rosé benar-benar langsung mengunjungi kantor polisi untuk melihat cctv sekitar restoran itu. Dan tau apa hasilnya? Cctv itu ternyata mati dan ada sebuah cctv di jalan raya dan tertangkap seorang laki-laki yang menabraknya tapi tertutup sebuah masker dan sulit dilihat karena gambar cctv itu tidak jelas.

"Hell, bagaimana dengan pasporku? Itu sangat penting, pencopet sialan argghh" sedari tadi Rosé selalu mengumpat kata-kata kasarnya untuk pencopet itu. Dan saat Rosé ingin memejamkan matanya dirinya teringat tentang kartu kreditnya yang ada didalam dompet itu.

"Astaga! Bagaimana bisa aku melupakan itu" cepat-cepat rose segera memanggil ibu dan ayahnya untuk mengantarkan ke bank terdekat untuk memblokir kartu atm-nya itu.

Sejurus kemudian Rosé sampai di sebuah Bank setelah hasil mengantri yang tidak terlalu lama, tapi karena Rosé yang sudah panik dirinya merasakan setahun menunggu giliran.






"Maaf nona, uang anda sudah habis didalam kartu ATM tersebut"

Lemas sudah kaki Rosé mendengarnya, sungguh. Memang tidak banyak tapi itu uangnya, seenaknya ia menggambil uang itu sementara Rosé harus berkerja diluar negeri untuk mendapatkan uang. 'brengsek'

"Sayang, ayo kita kembali ke rumah kamu sangat pucat" ajak ayahnya menuntun Rosé. Kedua orangnya kerkejut bagaimana bisa pencopet itu menggambil uang anaknya, apakah ia tau password ATM itu?

"Entahlah bagaimana pencopet itu bisa mengambil uang itu, tapi sudahlah Chaeyong jangan bersedih" ibunya Rosé menenangkan Rosé sambil mengusap pundak sang anak.

"Ibu, bagaimana bisa aku tidak sedih. Uang aku dia ambil, paspor, lalu uang dikartu ATM aku pun ia gesek abis semuanya" jawab Rosé sambil terisak.

Tadinya saat dompetnya hilang Rosé memang sedih tapi tidak membuat dirinya menangis, karena uang yang ada didalam dompetnya tidak terlalu banyak dan parpornya akan dia buat lagi. 'Tapi hey, uang di ATM pun ia ambil? sungguh rakus'



Rosé selesai menangis saat pulang dari kantor polisi ia langsung tidur dikamarnya mengistirahatkan tubuhnya yang sudah sangat lelah dan stress. Dirinya dibangunkan kak Jisoo untuk makan malam, saat selesai mandi Rosé langsung turun kebawah menghampiri keluarganya dan ada laki-laki yang lama tidak berjumpa. Sontak Rosé langsung memeluknya, "Hei, hei santai girl kamu membuatku sulit bernafas"

"Yak, kenapa kamu tidak bilang mau kesini?

"Namanya juga surprise, bagaimana Paris?"

"Hei, kenapa malah bertanya Paris bukan 'hai Chaeyong bagaimana keadaan mu atau bagaimana harimu hari ini' Ck, menyebalkan" Rosé pergi meninggalkan laki-laki itu dan langsung menuju meja makan keluarganya ternyata sudah ada ibu, ayah dan kak Jisoo.

"Hei, kenapa malah bertanya Paris bukan 'hai Chaeyong bagaimana keadaan mu atau bagaimana harimu hari ini' Ck, menyebalkan" Rosé pergi meninggalkan laki-laki itu dan langsung menuju meja makan keluarganya ternyata sudah ada ibu, ayah dan kak Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku yang mengundangnya Rosie, aku tahu kamu rindu dengannya, betul?"

"Kata siapa? Cih, merindukan laki-laki boncel seperti dia apa gunanya"

Tiba-tiba sebuah tangan berada dileher Rosé menghampirinya dan membuat Rosé terkejut tentunya, "Hei, hei nona muda apa yang kamu katakan tadi? Bisa kamu ulangi lagi?"

"Laki-laki bon-"

Sedetik kemudian laki-laki langsung menggigit telinga Rosé. Sang pemilik telinga langsung menjerit dan langsung menginjak kaki laki-laki itu dan. Padahal tidak sakit tapi Rosé saja yang berlebihan.

"Argghh, gila kamu rosie ini sakit banget. Kaki kamu kaki batu ya" teriak laki-laki itu duduk di meja makan keluarga Rosé.

"Astaga bertengkar terus kalian ini, sudah ayo kita makan malam" ayah Rosé melerai pertengkaran itu.

Suara dentingan sendok dan garpu beradu dimeja makan itu semua tampak tenang sesekali mereka memuji masakan ibu Rosé.

"Rosie jangan bersedih terus itu hanya uang dan paspor kamu bisa membuatnya lagi" Ucapnya memandang Rosé yang sedang makan.

"Hanya uang katamu? Memang nominalnya tidak besar tapi tetap itu uangku, pencopet itu tidak berhak sama sekali atas uangku" Rosé kesal.

"Iya sudah maafkan aku, jangan bersedih lagi yang penting kamu selamat sampai disini dan bisa kembali ke Korea lagi"

Rosé tersenyum mendengar kata-katanya tumben sekali seperti itu. "Nah sudah akur kembali sekarang mana oleh-oleh untuk kami semua" ibu Rosé memecah keheningan dan membuat semuanya senang. Siapa yang tidak suka oleh-oleh?

"Rosie kamu menyiapkan untukku kan?" Laki-laki bicara menghampiri Rosie. Dan Rosie mengangguk lalu laki-laki itu mengusap kepala Rosé lembut.

'ah sepupunya sangat manis'

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang