"and suddenly, we were strangers again."
Hari selanjutnya Suga masih mengurusi pekerjannya di Seoul. Dirinya disibukkan dengan beberapa pekerjaan, termasuk mengurusi restoran baru peninggalan ayahnya.
Hari ini dirinya akan meninjau langsung restoran tersebut, Jennie berkata bahwa restoran yang akan dia kunjungi adalah restoran Bintang lima di Seoul. Dirinya ditemani oleh Jennie kali ini.
Suga sudah memasuki restoran itu dan disambut oleh pekerja disana, ada perasaan gugup melandanya karena Suga sebelumnya tak pernah tahu bagaimana sistem menajemen restoran. Tapi untung saja ada Jennie yang turut membantu.
Obrolan panjangnya dengan pekerjaan di restoran sudah selesai, sebelum itu Suga memutuskan berjalan-jalan di restoran sebelum memasuki jam makan siangnya.Suasana restoran yang elegan membuatnya betah, kali ini pengunjung restoran belum terlalu ramai karena belum memasuki jam makan siang. Dirinya berhenti dipojok restoran lantai atas, tepatnya di depan sebuah kaca besar yang menampakkan pemandangan kota Seoul disiang hari.
Saat ia membalikkan tubuhnya Suga menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya, seorang gadis cantik berjalan mendekati meja yang lumayan jauh darinya.Tentu dalam hitungan detik Suga mengenal wanita itu, siapa lagi jika bukan Rosé.
Rosé duduk disebuah meja kecil memandang ponselnya. Dilihatnya seksama gadis itu sepertinya mewarnai rambutnya, agak kecoklatan. Suga tidak menyadari itu saat pertemuan-pertemuan merek, pandangan Suga hanya terpacu pada wajah gadis itu.
Tanpa sadar Suga melangkahkan kakinya ke meja gadis itu, sepertinya Rosé masih belum menyadari keberadaan Suga.
Kini Suga tepat disamping gadis itu, Rosé masih setia memainkan ponselnya. Hingga Suga memberanikan diri berdehem pelan. Rosé yang menyadari ada suara, langsung menolehkan kepalanya kearah samping kanan.
Gadis itu sedikit terkejut dengan keberadaan Suga disampingnya.
"Boleh saya duduk?"
Rosé masih terdiam memandang lantai, menimbang jawaban yang akan ia berikan.
"Hemm, duduk saja"
Suga melangkahkan kakinya menuju kursi depan Rosé, mereka duduk berhadapan hanya terpisah sebuah meja kayu.
"Kebetulan sekali bertemu, kamu sering ke restoran ini?"
Perempuan didepannya terdiam sejenak lalu menjawab pertanyaan Suga.
"Lumayan"
"Ah seperti itu"
Rosé tidak menjawab lagi dan memilih diam memainkan ponsel yang ada digenggamnya, suasana kembali canggung. Suga tahu jika kedatangannya akan membuat atmosfir canggung tapi entah mengapa langkah kakinya menuju tempat duduk Rosé.
"Jujur saja aku tidak tahu jika kau mempunyai sebuah butik" Suga kembali berbicara.
"Ya, baru dibuka"
"Tapi butik milikmu sudah sangat terkenal, bahkan adikku sering membicarakan butik milikmu"
"Terima kasih"
"Emm... Rose-sii aku ingin mengatakan sesuatu"
"Apa?"
"Em- lupakan saja"
"Baiklah"
Mereka saling terdiam dengan pikiran masing-masing, Suga sempat ingin mengatakan maaf kepada perempuan itu. Maaf yang terlambat, dan Suga tahu jika Suga mengatakannya mungkin Rosé tidak akan mau memaafkannya.
Suga menarik kembali kata maafnya, ia simpan dahulu kata maaf itu untuk hari lain yang lebih tepat.
Suga tidak munafik, ia merindukan perempuan yang ada didepannya ini dibandingkan kekasih uang ia tinggal di Paris.
Katakan Suga jahat, memang itu kenyataannya.
Wendy adalah pelariannya dari rasa bersalah kepada Rosé.
Walaupun Wendy first love nya, tetapi hatinya hanya untuk Rosé.
Tanpa sadar Suga masih memandang wajah Rosé, terlihat Rosé mengalihkan pandangan menatapnya.
"Mengapa melihati ku seperti itu?" Ucap Rosé sedikit ketus.
"Aku tidak melihatmu" bohong Suga.
"Terserah kau"
Suga sadar, dan sangat sadar bahwa Rosé bersikap sangat dingin kepadanya. Sejak pertemuan mereka di Paris, Rosé tidak seperti dulu. Wanita itu sangat irit bicara dan terkadang menjawab pertanyaan dengan ketus.
Suga tahu dan sadar bahwa dirinya pantas mendapatkan itu semua setelah apa yang ia perbuat.
Langkah kaki terdengar mendekati mereka, Suga mengalihkan pandangannya kearah samping terdapat seorang laki-laki muda.
Laki-laki itu semakin mendekat meja Suga lalu mendekati menghampiri Rosé.
"Hai Chae" sapa laki-laki itu.
"Hai Jae" Rosé berdiri dari tempat duduknya membalas pelukan laki-laki.
"Lama menunggu?"
"Tidak terlalu"
"Baguslah"
Rosé memutuskan kontak mata dengan laki-laki itu lalu menghadap kearah Suga.
"Maaf suga-sii bisa anda meninggalkan kursi ini, karena meja ini dipesan oleh saya" ucap Rosé.
Suga sedikit tercengang mendengar ucapan Rosé.
"Ah, baiklah. Senang bertemu denganmu" jawab Suga berdiri dari tempat duduknya meninggalkan mereka berdua.
"Apa-apaan tadi mengapa aku yang diusir, untung saja ia tidak tahu restoran ini milikku. Jika berita restoran milikku tersebar maka habislah mereka"
Suga hanya mengoceh dalam hati prihal kejadian tadi yang menurutnya mempermalukannya dan membuat hatinya sedikit nyeri, melihat Rosé rela menunggu demi laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Rosé
Fanfiction"Come from two different world" Suga laki-laki berandal yang mempunyai masa lalunya kelam lalu bertemu dengan Rosé wanita yang ia copet saat itulah perlahan dunianya berubah penuh kejutan. Start : 28 Juni 2019 End : 12 Oktober 2019