46

1.1K 104 1
                                    

Setelah acara sarapannya tadi kini ia memilih untuk berdiam diri di kamarnya seorang diri, memikirkan langkah apa yang harus ia lakukan.

Semuanya berada sangat berat, kini beban itu datang kembali. Kadang jika ia mengingat apa yang pernah terjadi kepalanya akan tiba-tiba terasa sangat sakit.

Memori lama yang pernah ia lupakan kini datang kembali, rasa sakit itu kini hadir kembali. Sesuatu yang berharga dalam hidupnya pernah ia lupakan. Kini hal berharga itu datang kembali mengulurkan tangan untuk kehidupannya.

Suga bimbang apakah harus menerima uluran tangan itu atau tetap berjalan dengan kehidupannya yang sekarang. Hal yang berharga yang pernah ia lupakan adalah adiknya, ya kini Suga mengingatnya.

Adik kecilnya kini tumbuh menjadi wanita dewasa dan sangat kuat, ia pikir hanya dirinya saja yang pernah tersiksa. Tapi tidak, adiknya juga merasakan hal yang sama. Sakit, hatinya sakit ketika mendengar cerita adiknya selama mereka terpisah.

Ia gagal menjadi seorang kakak, ia tidak menemani gadis itu bermain, menemaninya belajar, melihatnya tumbuh menjadi gadis remaja, melihatnya bahagia karena mendapat nilai bagus.

Suga tak pernah ada disaat-saat itu, ia sadar ia adalah kakak terburuk.

"Semuanya dimulai saat aku berumur 5 tahun, saat itu aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Aku bersama temanku berjalan karena kami ketinggalan bus sekolah. Saat di jalan aku melihat seseorang didalam mobil berwarna hitam, aku pikir aku seperti mengenal orang itu. Aku mendekati mobil itu saat temanku sedang berada di toilet umum"

"Mereka memasuki mobil dan aku tahu kaca mobil itu bisa terlihat dari luar apa yang ada didalam. Aku terkejut, disana ada ayah dan seorang perempuan. Mereka berciuman didalam mobil, saat itu aku terlalu terkejut dan memutuskan untuk meninggalkan mobil itu lalu pulang kerumah"

"Aku hanya berdiam diri sepanjang hari karena terbayang-bayang kejadian siang itu, tak hanya sekali aku melihat ayah dengan perempuan itu. Aku melihatnya sampai 3 kali, dan saat ketiga kalinya ayah memergokiku dan ayah marah besar kepadaku. Aku hanya bisa diam menahan tangis ku, aku bener-benar tak tahu harus apa"

"Ayah mengatakan aku tidak boleh mengatakannya kepada siapapun bahkan kepada Suga oppa. Aku menurutinya dan memilih diam. Tak lama dari itu saat aku pulang sekolah, aku melihat mereka bertengkar hebat, ayah menampar ibu dan memilih pergi bersama perempuan yang pernah aku lihat"

"Selang satu bulan, ayah tidak berbicara apapun lalu tiba-tiba mengemas barang-barangku dimasukkan kedalam koper. Ayah bilang bahwa aku harus belajar di New Zealand ia mengatakan disana ada temannya yang akan mengurus hidupku"

"Dan bener saja aku sampai disana, aku dirawat oleh teman ayah bernama paman Hans. Ia sangat baik merawat ku dan menyembuhkan ku dari trauma pertengkaran ayah ibu"

"Saat tiga bulan aku disana aku mengatakan ingin menghubungi Suga oppa. Mereka melarang ku, mereka mengatakan ayah tidak mengizinkanku menghubungimu"

"Bertahun-tahun aku tumbuh disana mereka memperlakukanku dengan sangat baik, lalu tiba-tiba saja aku mendengar berita ayah dan ibu meninggal dunia. Aku bener-benar sedih dan ingin bertemu mereka, tapi lagi-lagi mereka melarang ku. Hingga tiba dimana perlakuan mereka mulai berbeda kepadaku, mereka mulai acuh dan dingin denganku"

"Sampai aku menemukan suatu fakta ternyata mereka ingin menguasai harta ayah dan ibu. Mereka memanfaatkan keadaan, dimana Suga oppa yang lupa ingatan dan namaku yang sudah diganti oleh keluarga paman hans"

"Mereka ingin mengambil harta itu semua, tapi saat itu keterangan bahwa warisan ayah dan ibu hanya bisa diambil jika umur aku dan Suga oppa sudah diatas 20 tahun. Aku bener-benar menunggu umurku cukup"

"Tapi saat aku umur 20 tahun, aku tidak tahu bagaimana caranya separuh harta ayah sudah ditangan mereka. Yang bisa aku selamatkan hanya sebuah hotel di Paris. Hotel itu sudah hampir bangkrut dan hampir ingin ditutup, tapi aku tidak mau. Saat umur 20 tahun aku terbang ke Paris seorang diri mempertahankan hotel itu, dan selama 2 tahun aku memajukan hotel itu, dan kini sudah masuk kedalam hotel bintang 5 di kota Paris"

"Setelah misi ku selesai, aku memutuskan untuk mencari mu Oppa. Di kota Seoul orang suruhan ku sudah aku kerahkan, tapi tidak jawaban selama hampir 2 tahun. Dan saat aku menemukanmu oppa, aku bener-benar hampir tekena serangan jantung. Aku sangat bahagia sampai aku lupa cara bernapas"

"Oppa... Aku bener-benar senang bisa bertemu denganmu setelah 18 tahun aku tidak bertemu denganmu. Aku mohon ikutlah denganku"

-

Kepalanya kembali pusing, Suga mengingat cerita adiknya Jennie. Ia tak pernah menyangka adiknya mengalami hal berat seperti itu, bahkan lebih berat darinya sampai harus mempertahankan hotel yang hampir bangkrut.

Sudah cukup Suga menyalah tuhan mengapa ia hidup tidak adil, tenyata tidak hanya dirinya. Tapi adiknya pun merasakannya.

Suara pintu kamar terbuka membuat Suga menolehkan kepalanya ternyata adiknya sudah rapih dengan pakaiannya.

Jennie menghampirinya lalu duduk disamping suga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie menghampirinya lalu duduk disamping suga.

"Maaf oppa kedatanganku mengacaukan semuanya"

Suga menoleh memandang wajah asiknya terlihat muram dan ada kecemasan.

"Tak apa, maafkan aku"

"Untuk apa?"

"Semuanya yang pernah terjadi di hidupmu, aku tak ada disaat-saat kamu susah. Maaf menjadi kakak yang sangat buruk"

"Oppa... Ini bukan salahmu"

"Tentu salahku, andai aku tidak kecelakaan saat itu. Sudah pasti aku akan melindungi mu"

"Tidak, lupakan tentang itu"

Mereka kembali terdiam meratapi keheningan didalam kamar Suga.

Perlahan Suga mendaratkan tangannya ke tangan Jennie, ia sentuh tangan itu perlahan. Tak sadar air matanya jatuh perlahan.

Suga menangis dalam diam masih mengelus tangan itu.

"Maaf.. Maafkan aku" Suga terisak dan menggenggam tangan adiknya.

Jennie tersadar bahwa kakaknya itu sedang menangis lalu ia menundukkan kepalanya melihat wajah Suga, benar saja wajah kakaknya sudah basah oleh air mata.

"Oppa. Susah aku katakan aku tidak pernah mengalahkan mu"

Jennie peluk kakaknya itu kedalam dekapannya, awalnya Jennie sedikit canggung untuk memeluk pria itu. Sudah 18 tahun ia tak pernah bertemu dan kini ia bisa memeluk kakaknya yang sangat ia rindukan.

Jennie mengelus punggung Suga menenangkan laki-laki dari tangisannya.

Lalu Suga mengatakan ingin ke toilet sebentar untuk membersihkan wajahnya.

Saat didalam toilet Suga mencuci wajah agar tidak terlalu terlihat jika ia habis menangis.

Suga kembali menghampiri Jennie yang masih duduk di pinggiran tempat tidur.






"Ayo Jennie" ucap Suga menggenggam tangan Jennie dan membawa kopernya keluar dari apartemen.


Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang