04

3K 233 0
                                    

Menyentuh tulisan back pada layar handphone nya, dirinya tersenyum puas melihat transfer yang masuk. Dikeluarkannya asap-asap dari mulutnya rokok yang tadi ia beli sebelum berangkat berangkat, Suga Bekerja disebuah Club malam sebagai bartender disana. Biasanya uang hasil kerjanya ia gunakan untuk membayar tagihan atau makan sehari-hari jika dirinya tidak bekerja sampingan, jika Suga sudah ada penghasilan dari pekerjaan sampingannya uang tersebut akan ia simpan saja.

Dan tentang mencopet, ah sebenernya itu hanya iseng saja. Dulu sekali Suga sering mencopet saat remaja dimana dia bisa mendapatkan uang dengan instan dan banyak. Apalagi ditempat wisata, banyak turis yang teledor dan membuatnya mudah mengambil dompet orang-orang. Awalnya hanya coba-coba tapi lama-lama Suga merasakan sensasi yang berbeda.

Saat dirinya ketahuan sedang mencopet tentu orang-orang anak mengejarnya dan disanalah sesainya. Memacu adrenalinnnya, gila memang itu lah Suga.

Tapi saat umur 16 tahun Suga tertangkap polisi saat sedang mencopet dan polisi menembak kakinya, dan membuat Suga tidak bisa berjalan 2 bulan. Membuat dirinya frustasi dan lumayan kapok untuk mencopet lagi.

Well namanya juga Suga walaupun kapok tetap saja tidak membuat dirinya benar-benar berhenti mencopet. Jika memang dirinya tidak mempunyai uang, Suga akan kembali mencopet.

 Jika memang dirinya tidak mempunyai uang, Suga akan kembali mencopet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan disinilah Suga bekerja 'The Over 40 Crowd' sebagai bartender, Suga sudah hampir 3 tahun bekerja disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan disinilah Suga bekerja 'The Over 40 Crowd' sebagai bartender, Suga sudah hampir 3 tahun bekerja disini. Ditempat disini berbagai macam kegiatan ada mulai dari hanya memesan minuman, clubing, bermain casino, atau bersama kekasih lalu memesan kamar. Semuanya tersedia disini, sebenarnya Club ini bukan Club para miliarder menghabiskan malam disini, kebanyakan anak muda orang kaya yang menghabiskan uang disini.

 Semuanya tersedia disini, sebenarnya Club ini bukan Club para miliarder menghabiskan malam disini, kebanyakan anak muda orang kaya yang menghabiskan uang disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu adalah bar tempat memesan macam-macam minuman. Hari ini cukup ramai sampai membuat Suga sedikit kewalahan, teman-teman sudah membantu tapi tetap saja pengunjung semakin ramai.

Beberapa kali pengunjung wanita sudah menggoda untuk mengajak minum bersama, tetapi Suga enggan untuk melayaninya.

Hal seperti itu sudah makanan Suga sehari-hari, bahkan jika wanita itu gila mereka tak segan-segan langsung membuka kancing baju Suga atau menyentuh Suga. 'sungguh menjijikkan' batin Suga ketika para wanita itu mendekatinya.

Suga tidak munafik dirinya memang kadang terbuai dengan mereka tapi hanya sekedar berciuman saja, hal yang lain Suga malas meladeninya.


Suara mesin elektrokardiogram terdengar jelas di ruangan itu. Saat semalam Hyung Sik menyuruh anaknya untuk pulang dan pagi-pagi nya Rosé langsung berangkat ke rumah sakit untuk melihat perkembangan Jimin. Saat ia masuk terdapat ibu jimin yang sedang duduk memandang anaknya sedih.

Perlahan Rosé mendekat ke arah kursi ibu jimin, "Bibi..." Panggil Rose lalu ibu jimin menoleh kesamping sepertinya ibu Jimin tidak menyadari kehadiran Rosé saat membuka pintu tadi.

"Chaeyong, ada apa kemari?" Tanya ibu Jimin menuntun Rosé duduk di sofa dekat jendela.

"Bibi maafkan Chae, seandainya Chae tidak mengajak Jimin pergi pasti ia tidak akan seperti ini, maafkan aku bibi" ucap Ross menangis dihadapan ibu Jimin yang merupakan bibinya sendiri.

"Chaeyong tak perlu seperti ini, ini bukan salahmu sayang. Sudah takdir Jimin seperti ini, kau tidak melukai Jimin justru kau yang menyelamatkannya. Andai kau tidak mendatangi Jimin ke lokasi itu mungkin nyawa Jimin sudah tidak tertolong karena banyak kehabisan darah"

"Terima kasih sayang sudah menjaga Jimin dan menyelamatkannya, dia pasti bangga sama kamu. Kamu sepupu terbaik yang ia punya"

Rosé tersenyum mendengar perkataan ibu Jimin, ia langsung memeluk bibinya itu.

Mereka berbincang-bincang tentang keadaan Jimin yang katanya masih Koma. Hatinya sungguh sakit mendengarnya. Ibu Jimin selalu berkata tak apa, Jimin pasti akan sadar. Lalu ibu Jimin bertanya tentang Rosé selama di Paris agar Rosé tidak berlarut-larut dalam kesedihannya.

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang