15

2.1K 212 3
                                    

Setelah kejadian dirinya bersama Rosé membuat ia memikirkannya terus. Bahkan ketika ia sedang bekerja ia memikirkan wanita itu lagi.

Sampai pikiran gila muncul di kepalanya berharap wanita itu datang ke Club tempat dirinya bekerja. Sampai ia sadar pemikiran bodohnya itu langsung ia tepis.




Dan sudah terhitung 3 hari Suga masih memikirkan perkataannya kepada wanita itu.

Kini di depannya ada Jin yang sudah memesan minuman Jin berkata ingin mengobrol dengan Suga tapi Suga menyarankan untuk berbicara di apartemennya agar bosnya tidak memarahinya karena keseringan mengobrol tapi Jin menolak.

Sampai Jin membayar bos Suga sejumlah uang agar ia bisa berbicara dengan leluasa dengan Suga, dan Suga hanya pasrah.

Kembali lagi dengan Jin, laki-laki itu hanya meminum saja tanpa bicara. Kini mereka duduk dipojok Club agar tidak terlalu bising mendengar suara hura-hura dan musik DJ.

"Ada apa kau sebenarnya?"

Jin hanya diam lalu mengangkat kepalanya perlahan, "Entahlah hanya bingung ke mana arah hidupku"

"Maksudnya?"

"Aku lelah hidupku diatur oleh kedua orang tuaku, saat aku beranjak dewasa semua mimpi dan cita-cita ku harus aku lupakan demi keinginan orang tuaku"

"Aku tak bisa apa-apa karena aku adalah anak semata wayang, tapi saat masalah pendamping hidup pun mereka yang mengatur"

"Aku punya hak, tapi percuma tak pernah sekalipun aku menggunakan hak ku sebagai manusia dan anak"

Sepertinya Jin sudah mulai mabuk, kebiasaannya ia akan berkata sangat Jin dengan apa yang ia pendam. Jika dalam keadaan sadar Jin pasti tidak akan berbicara sejujur ini.

"Kemarin aku bertemu Jisoo untuk makan siang, aku tahu ia tidak menyukai ku tapi sikapnya sangat baik. Ia bahkan tersenyum sepanjang hari saat bertemu denganku. Sementara aku bersikap biasa aja bahkan saat ia tersenyum aku hanya diam saja"

"Aku menyakitinya"

"Aku menyakiti dua wanita sekaligus"

Jin mengakhiri curhat panjangnya dengan helaan nafas berat. Lalu ia meneguk 1 gelas Vodka lagi.

Suga mengambil botol Vodka itu yang masih setengah isi. "Sudah Hyung kau sudah mabuk berat"

"Sudah aku katakan kamu harus memilih satu diantara mereka. Ketika kamu mencintai kekasih mu maka tentanglah keluargamu gunakan hakmu sebagai manusia. Tapi jika kamu tidak mau menyakiti orang tuamu, maka berpisah lah dengan kekasih mu. Berpisah lah dengan baik-baik jika bisa katakanlah sejujurnya kepadanya"

Jin yang mendengarnya lalu berpikir menyandarkan tubuhnya di sofa. Memejamkan matanya lalu terbayang senyum Jisoo hari itu sangat manis. Lalu berganti dengan wajah kekasihnya membuat ia membuka matanya menertawakan dirinya. Jika kekasihnya tau makanya sudah pasti ia akan dicap sebagai laki-laki brengsek.



______


Sore ini Rosé berjalan kaki menuju depan komplek rumahnya, sebenarnya Rosé punya trauma membawa mobil sendiri saat ia lulus kuliah ia membawa mobilnya untuk pergi ke suatu tempat sampai ditengah jalan ia tertabrak oleh kendaraan lain. Sehingga membuatnya pingsan ditempat dengan luka di kepala dan kakinya.

Ia harus dirawat 1 bulan dirumah sakit, itu cukup membuatnya sangat trauma jika membawa kendaraan sendiri.

Makanya saat kerja Rosé bisa menaiki kendaraan umum, untungnya di Korea bus sangat mudah dicari sehingga memudahkan ia saat berangkat dan pulang dari butik.

Saat sedikit lagi ia sampai di depan gerbang komplek tiba-tiba seorang laki-laki menyamai langkahnya. Seorang pria memakai pakaian serba hitam dan topi hitam.

Rosé yang aneh hanya diam lalu mempercepat langkahnya agar cepat sampai, tapi sebuah suara memanggulnya.

"Rosé..."

Ia merasa pernah mendengar suara itu kemudian terkejut setengah mati ketika tahu siapa pemilik suara itu.

"K-kamu, ngapain?"

Pria itu berjalan kearahnya lalu menggandeng tangan Rosé.

Rosé yang kaget hanya mengikuti pria itu hingga sampailah di taman dekat komplek rumahnya.

"Duduk disini" perintah pria itu.

Rosé hanya menurut dan mengikuti yang pria itu katakan.

"K-kamu ngapain ajak aku kesini?" Rosé tentu gugup ketika pria itu tiba-tiba mengajaknya ke taman.

"Meminta maaf"

"Hah?"

"Maafkan aku perkataan aku tempo hari lalu, a-ku hanya sedang emosi tanpa memikirkan kata-kata ku mungkin menyakitimu"

"Dan juga maafkan aku, saat pertama kali kita bertemu kamu mengobati lukaku aku hanya pergi lalu tanpa mengucapkan terima kasih"

"Maafkan juga kata-kata ku jika aku berkata kasar"

Rosé hanya ternganga mendengar penuturan Suga, Rosé memang belum lama mengenal pria itu. Tapi saat Suga mengatakan semua itu rasanya seperti mimpi.

Dan juga mengapa Suga tiba-tiba datang lalu meminta maaf kepadanya. Memang sih saat itu Rosé sempat sakit hati dengan perkataan Suga tapi saat pria itu mengucapkan kata maaf rasanya seperti hal yang mustahil.

Suga yang merasa teracuhkan akhirnya menyenggol lengan Rosé sehingga membuat Rosé sedikit kaget.

"Ada apa? Kamu tidak mau memaafkan aku?"

"Tidak, bukan begitu. Hanya saja, um-"

'ah sial mengapa aku harus gugup'

"Begini, kenapa kamu tiba-tiba datang meminta maaf. Bukannya kemarin kamu sangat gengsi"

"Jadi kamu tidak mau memaafkan aku?"

"Hey santai, aku hanya bertanya. Atau jangan-jangan kamu tidak tulus meminta maaf?"

"Bukan begitu. Maaf. Aku baru sadar kata-kata ku terlalu kasar kemarin ditambah dua kali kamu mengobati luka-luka ku. Aku sadar aku salah akhirnya aku menemuinmu"

"Kamu tahu rumahku?"

'mati kau suga' batin Suga meruntuki dirinya, sebenarnya ia tahu rumah Rosé dari Jin saat pria itu mabuk kemarin malam. Lalu ia bertanya dimana rumah Jisoo agar tahu sekaligus dimana rumah wanita yang ia cari.

"Hanya menebaknya dan juga aku tidak tahu rumahmu dimana" bohong Suga tanpa melihat Rosé.

Entahlah Rosé hanya percaya saja lalu berkata, "Baiklah aku maafkan tapi ada syaratnya"

Suga langsung menoleh ke arah Rosé "Apa?"

Rose menjulurkan tangannya kepada Suga dengan senyuman dibibir nya itu "Sekarang kita teman?"

Suga yang masih merespon kalimat wanita itu hanya terdiam lalu memutuskan untuk membalas uluran tangan itu, "Baiklah"

Seketika wanita itu tersenyum lebih lebar dan memperlihatkan gigi rapihnya. Untuk seketika Suga merasa waktu berhenti saat Rosé tersenyum lebar kearahnya.

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang