18

1.8K 198 6
                                    

Suga tidak menjawab.

Ia hanya diam lalu melanjutkan masakannya, Rosé yang duduk dimeja makan hanya diam meruntuki dirinya karena pertanyaan bodoh.

'Aish kenapa mulutku tidak bisa dikontrol'

Rosé terus menyalahkan dirinya sambil memukuli kepalanya, sampai Suga selesai masak laki-laki itu hanya diam saja. Rosé memandangi masakan itu dengan tatapan lapar.

Mereka makan dalam keadaan diam hanya ada dentingan sendok dan garpu, kemudian Rosé berkata "Masakanmu enak sekali"

"Hmm"

Dan Rosé semakin meruntuki dirinya, pasti Suga marah kepadanya.

Saat mereka selesai makan Suga beranjak kearah wastafel untuk mencuci piringnya, Rosé ikut menghampiri ingin membantu Suga. Tapi Suga menolaknya.

"Tak apa aku saja, kamu duduk di sofa aja"

Rosé yang masih takut akhirnya menurut apa kata Suga.


Tak lama Suga datang menghampirinya lalu duduk disamping Rosé. Mengusap kepalanya membuat Rosé termenung seketika.

"Masih pusing?" Tanya laki-laki itu masih mengusap kepala Rosé.

"Sudah tidak, terima kasih untuk teh dan sarapannya"

Suga tersenyum"Kamu selalu mengucapkan terima kasih Rosie"

"Kenapa? Aku merasa merepotkan mu karena menginap disini semalaman"

"Sudah tak apa, bagaimana orang tua mu pasti mencarinya?"

"Ah, pasti Lisa sudah berbicara kepada orang tuaku bahwa aku menginap dirumahnya. Itu sebuah kebiasaan kami ketika kami tidak pulang semalaman salah satu dari kami akan mengatakan menginap di rumahku atau dirumah Lisa"

Suga tertawa mendengar jawaban Rosé "Ah sahabat yang kompak"

Mereka kembali terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.

"Suga maafkan aku tentang pertanyaanku tadi mungkin langgang, lupakan saja aku pernah berkata seperti itu"

"Tak apa, aku akan ceritakan"

"Suga... Tak perlu jika kamu tidak mau, sungguh maafkan aku"

"Rosie dengar, cukup dengarkan aku"

Suga menghela nafas lalu mulai bercerita disamping Rosé.

"Semuanya dimulai saat aku berumur 10 tahun saat aku pulang kerumah membawa kertas ulangan matematika ku yang akan aku tunjukan kepada ibuku dan ayahku, saat aku sampai dirumah aku pikir tidak ada orang dirumah tapi tak lama ayahku pulang kerumah langsung berteriak mencari ibuku"

"Saat itu aku kaget, aku hanya di kamarku saja mendengar ayahku mencari-cari ibuku. Kemudian mereka bertengkar, mereka mulai menuduh satu sama lain sampai aku mendengar ayah menampar ibu. Aku yang di kamar hanya bisa berdiam diri lalu menangis"

Rosé kaget ternyata Suga bener-benar menceritakannya "Suga, tak usah dilanjutkan aku tak mau kamu sedih"

Tapi ternyata tidak Suga tetap melanjutkan ceritanya itu. "Semakin hari mereka sering bertengkar dengan suara keras lalu mulai melempar benda-benda disekitar. Bahkan mereka terang-terangan bertengkar di depanku. Aku ingin sekali melerai mereka tapi karena mereka yang diselimuti emosi membuat aku takut dan hanya membuat ku menahan tangisnya saja"

"Bertahun-tahun mereka seperti itu, ayah menjadi seorang pemabuk lalu ibu mulai mengacuhkan ku. Kemudian saat umurku 15 tahun ayah pergi dari rumah untuk menikahi wanita selingkuhannya, ibu yang masih mencintai ayah tidak mau menceraikan ayah dan memilih bertahan dengan rasa sakitnya"

"Ibu yang mulai depresi sering tidak berada dirumah meninggalkan aku sendiri dirumah, kadang saat ayah pulang kerumah dalam keadaan mabuk ia akan memukuliku semalaman. Tak ada yang bisa menolong ku, aku hanya bisa berharap Tuhan segera mencabut nyawaku agar aku terlepas dari rasa sakitku"

"Kemudian puncaknya saat ibu tahu bahwa wanita selingkuhan ayah sedang mengandung, ibu sangat depresi dan sering memarahiku. Saat itu aku pergi camping di sekolahku, saat aku pulang rumahku banyak sekali orang-orang dan ternyata ibuku bunuh diri didalam rumah ia overdosis obat anti depresi"

"Selang beberapa hari aku mendapat kabar bahwa ayah dan wanita selingkuhannya kecelakaan mobil disebuah tol, aku merasa hidupku hancur. Semua orang-orang meninggalkan aku. Kemudian aku tinggal bersama bibiku, hidupku kembali berjalan normal aku mulai kembali tertawa, tapi setahun kemudian bibiku meninggal karena sakit yang sudah lama ia miliki"

"Saat itu aku bener-benar merasa duniaku hancur, orang-orang terdekatku pergi meninggalkan aku sendiri. Aku depresi selalu mencoba melakukan percobaan bunuh diri tapi selalu gagal, sampai aku memutuskan tinggal sendiri dan  putus sekolah"

Suga mengakhiri ceritanya, dilihatnya mata Suga sudah memerah karena menahan air matanya. Rosé bener-benar terkejut ternyata Suga mempunyai kisah kelam tentang hidupnya, Rosé menggenggam tangan Suga lalu mengusapnya perlahan.

Ia tarik Suga kedalam pelukannya, "Manangislah, tak ada manusia yang kuat dengan cobaan yang bertubi-tubi. Menangis lah keluarkan bebanmu selama ini"



Dalam hitungan detik Suga langsung menangis didalam pelukan wanita itu, menumpahkan beban yang selama ini ia pendam sendiri.

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang