22

1.9K 180 9
                                    

"Sepeti itulah, gimana menyedihkan bukan?"

Selama Rosé bercerita ia hanya diam mendengarkan cerita wanita disampingnya, tidak menyangka dengan cerita Rosé. Padahal selama ini Rosé terlihat ceria dan murah senyum tapi mempunyai masa lalu menyakitkan juga.

"Tidak semua kisah percintaan seseorang mulus, pasti ada dimana mereka mengalami jatuh. Dan kita sama-sama pernah mengalaminya"

"Wow Min Suga berkata bijak" Rosé meledek sambil terkekeh.

Ia sedari tadi sejujurnya canggung berada disamping pria dingin ini.

Suga kembali mengarahkan kepalanya menghadap wanita yang disampingnya, angin berhembus menerbangkan helaian rambut halus wanita itu. Mata Rosé masih menatap pemandangan di depannya, sambil tersenyum. Suga yang melihatnya pun tersenyum kemudian berbisik "Cantik, sangat cantik"

Rosé yang tersadar mendengar suara akhirnya menolehkan kepalanya kesamping, didapati Suga yang sedang memandanginya, "Kamu berkata apa Suga? Cantik?"

"Aniya, pemandangannya sangat cantik"

Rosé yang tak tahu apa-apa hanya mengangguk kemudian mulai berbicara, "Bicaralah"

"Apa?"

"Kamu bicaralah, tadi aku bercerita panjang"

Suga yang bingung harus bercerita apa kemudian berpikir sejenak.

"Tempat ini, tempat yang berarti untukku. Saat dunia perlahan mulai menunjukkan kekejamannya aku selalu berlari ke tempat ini"

"Kira-kira saat umur 14 tahun sebelum semuanya sangat kacau, aku selalu ke sini melarikan diri dari masalah dirumah. Mencari ketenangan, walaupun aku tahu pada akhirnya aku dirumah selalu mendengar suara-suara itu kembali"

"Bahkan sampai orang-orang yang aku sayangi meningkatkan aku, aku selalu ke sini hanya duduk sendiri. Kadang jika aku mulai stress aku akan berbicara dengan bulan. Konyol memang jika diingat-ingat"

"Lalu siapa orang yang kamu ajak pertama kali kesini?" Tanya Rosé penasaran.

Suga yang tadinya menunduk kemudian mengalihkan kepalanya ke arah Rosé lalu menjawab "Kamu"

-

Kini ia sudah sampai di apartemennya sedang tiduran di kasurnya sendiri memikirkan saat ia mengantarkan wanita itu pulang tadi.

Motornya sudah sampai dirumah berwarna putih itu kemudian Rosé turun. "Mau mampir?"

Suga menggeleng "Tidak, sudah malam aku langsung pulang saja"

"Baiklah, hati-hati jangan mengebut"

Ia kemudian mengangguk kembali memakai helmnya, saat ingin meninggalkan rumah itu. Rose membalikan badannya menghampirinya kemudian berkata.

"Jangan merasa sendiri, ada aku. Jika kamu butuh seseorang untuk bercerita aku akan selalu mendengarkan mu. Jangan merasa paling kecil dunia, banyak yang sayang sama kamu"

"Sudah ya, aku masuk ke dalam. Kamu hati-hati" ucapnya kemudian buru-buru memasuki rumahnya.

Suga yang mendengarkan hanya tersenyum malu, tanpa ia sadari ujung bibirnya ia tarik dan menghasilkan sebuah senyuman kecil.

Ia tersadar dengan kejadian tadi kemudian memejamkan matanya lalu mengucapkan sesuatu didalam hatinya.

'Terima kasih Rosie'

-

Sudah hampir sebulan Suga tidak diikuti lagi oleh seseorang yang mencurigakan, tapi kini saat pagi hari ia melihat seseorang dengan plat mobil yang sama ada di depan apartemennya.

Sudah sejam Suga menunda waktunya untuk menghampiri tapi Clintnya tapi seseorang itu masih ada di apartemennya, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengganti pertemuannya.

Suga merasa lega saat selesai dengan Clintnya pria mencurigakan itu sudah tidak mengikutinya lagi. Hari ini ia berencana anak kerumah temennya yang sudah lama ia tidak kunjungi.

Tapi ternyata tidak, pria itu masih mengikutinya dibelakang dengan kendaraan berbeda. Kini dengan sebuah motor hitam.

Suga mengubah jalannya menuju gang yang sepi, ia akan hajar pria ini.

Kemudian motor pria itu menghadangnya dan membuat Suga terjatuh dari motornya, Suga langsung bangkit dan melihat pria itu dengan maskernya.

"Mau apa kau?" Tanya Suga sambil memperhatikan mata pria itu.

Sampai hitungan ketiga pria itu masih diam menatapnya, "Mau apa kau brengsek?"

Pria itu tiba-tiba memberikan pukulan kepada suga, tentu ia kaget tapi langsung ia balas pria itu.

Persaingan sengit terus berlangsung, balasan pukulan terus terjadi. Sampai akhirnya Suga kehabisan tenaga membuat ia jatuh terkapar di jalan.

Pria itu menghampiri Suga lalu berjongkok melepaskan masker di wajahnya.

"Kita berteman Suga. Tapi kamu menghianatiku"

"Aku tahu kamu mendekati gadis bernama Rosé, jauhi dia atau semuanya akan aku bongkar"

Red RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang