Tiba-tiba saja Suga memberikan jaketnya kepada Rosé, karena semakin malam sepertinya semakin dingin. Rosé sempat menolak takut Suga juga akan kedinginan. Tentu Suga tidak gila memberikan gadis ini kedinginan dengan baju super tipis itu di pantai malam hari.
Suasana kembali sepi saat Rosé melontarkan pertanyaan itu. Dilihatnya tadi Suga sempat berpikir sebentar tanpa menjawab.
Rosé berbicara dalam hati apakah pertanyaan tadi melukai hatinya atau menyinggung perasaannya, tapi jika diingat pertanyaan tadi adalah hal wajar.
"Umm Suga... Aku pikir pertanyaan tadi tidak usah dijawab" Rosé memberanikan membuka suara tanpa melihat laki-laki di sampingnya.
"Ani, maafkan aku. Tadi aku berfikir hal apa yang aku sukai, aku tidak terlalu tahu. Aku menjalani hidupku biasa-biasa saja"
"Aku pikir saat aku kecil aku suka sekali bermain basket, awalnya aku menyukai sepak bola sampai akhirnya ayahku mengajariku basket di lapangan dekat rumah. Sebelum ayahku pulang bekerja, setiap sore aku menunggu ayahku pulang kerja lalu kami akan bermain basket bersama sampai sore sekali"
"Itu sangat menyenangkan, ayah mengajariku berbagai teknik dan terkadang ketika aku membuat kesalahan. Ayah akan menasehati dengan kata-kata bijaknya"
"Jika ayah telat pulang kerja, aku akan memohon pada ayah agar kami bermain basket lebih lama bahkan sampai malam. Sehingga membuat ibu khawatir dan menghampiri kami di lapangan dan menjewer kami berdua. Saat itu kami saling tertawa bahagia"
"Saat itu beberapa hari kemudian ayah membuat lapangan mini di belakang rumah, aku sangat senang sampai aku ingin cepat-cepat pulang sekolah ingin mencoba lapangan baru. Aku dan ayahku kapan saja bisa bermain basket bersama tanpa harus diomeli oleh ibuku"
Sakit rasanya Suga menceritakan itu semua, selama kedua orangtuanya meninggal Suga tidak pernah lagi mengingat hal-hal indah seperti itu. Bahkan sebelum mereka pergi, Suga tidak lagi mengingat hal itu karena terlalu sakit untuk diingatnya.
Tapi kini entah mengapa berbagai cerita dengan wanita disampingnya membuat ia merasa nyaman dan sedikit lega.
Sebuah tangan menyentuh pundaknya ternyata Rosé sedang menyandarkannya karena ia melamun.
"Kamu tidak apa-apa?"
Suga tersenyum lalu mengangguk, "Terima kasih"
"Untuk apa?"
"Menemaniku hari ini, melihat sunset, makan malam denganku, duduk di pantai menikmati suasana pantai, dan mendengarkan ceritaku"
Rosé tersenyum kemudian menggenggam tangan Suga lalu ia letakan di atas pahanya.
"Aku yang berterima kasih. Hari ini kamu membuat aku merasa sangat bahagia"
"Dan... Ceritakan kepadaku kapan saja, aku akan selalu ada mendengarkanmu"
Suga tersenyum kemudian mengelus lembut tangan Rosé lalu merapihkan kembali rambut Rosé yang tertutup angin.
Rosé sedari tadi sudah menahan senyum diperlakukan seperti ini, sifat Suga yang tidak bisa di tebak seperti ini membuat ia sangat gugup dihadapan Suga.
Kemudian tiba-tiba laki-laki di depannya ini menyentuh dagunya dan mengangkat perlahan. Perlahan Suga mendekat ke arah Rosé, tentu Rosé langsung meleleh seketika.
Tidak tahu harus melakukan apa, Rosé hanya diam memperhatikan mata hitam pekat Suga. Perlahan Suga semakin dekat dan membuat Rosé gugup setengah mati dan membuat ia sontak menutup matanya karena takut Suga akan mengetahui jika ia sangat gugup.
Tangan Rosé juga sedari tadi sudah menggenggam erat tali tasnya karena gugup.
Semakin dekat. Suga perlahan memiringkan kepalanya mendekati Rosé.
![](https://img.wattpad.com/cover/192047903-288-k999430.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Rosé
Fanfiction"Come from two different world" Suga laki-laki berandal yang mempunyai masa lalunya kelam lalu bertemu dengan Rosé wanita yang ia copet saat itulah perlahan dunianya berubah penuh kejutan. Start : 28 Juni 2019 End : 12 Oktober 2019