ANGKASA DARWAGANA [END]

18. SAKIT.

ANGKASA DARWAGANA
_______________

18. SAKIT.

"Yang namanya jatuh itu gak ada yang gak sakit, termasuk jatuh cinta."

-- Meliza Austine --

*****

Suara derung motor menggema di area parkiran SMA Galaksi. Sebuah motor KLX memasuki area parkiran sekolah dengan pria dan wanita yang berada di atasnya.

Tatapan penasaran dan heran dari orang-orang yang berada disana tertuju pada keduanya. Tak sedikit yang berbisik-bisik membicarakan kedua insan yang baru saja sampai disekolah.

Yola turun dari motor Angkasa setelah lelaki itu selesai memarkirkan motornya dengan benar.

Yola membenarkan helai rambutnya yang sedikit berantakan akibat tertiup angin sedangkan Angkasa sibuk membuka helmetnya.

"Thanks ya, Angkasa," ucap Yola seraya tersenyum hingga membuat wajahnya semakin cantik.

"Hm."

Liza, Zara, dan Kiara berjalan dilantai dua. Mereka hendak turun kebawah untuk mengambil barang Zara yang katanya tertinggal di mobilnya.

Namun, langkah mereka terhenti saat tiba-tiba Kiara mengeluarkan suaranya.

"Eh, bentar deh. Bukannya itu Angkasa?"

Pertanyaan yang meluncur begitu saja dari mulut Kiara mengalihkan perhatian mereka. Dan menghentikan langkah keduanya.

Dari atas, mereka bisa melihat Angkasa dan juga Yola yang tengah berdua di parkiran.

Mereka terlihat begitu dekat. Pandangan Liza menatap mereka dengan lekat, tak teralihkan oleh apapun yang ada disekitarnya. Seolah kedua insan yang tengah berdua itu hanya objek satu-satunya.

"Iya. Ngapain dia sama si Yola?" sahut Zara yang juga melihat ke bawah. Melihat ke arah Angkasa dan juga Yola.

"Kayaknya mereka berangkat bareng deh ya?"

Hati Liza terasa langsung mencelos saat mendengar perkataan Kiara. Baru saja kemarin dia bersama Angkasa, dan sekarang lelaki itu sudah dengan wanita lain saja.

"Gila aja si Angkasa, baru juga kemarin jalan sama Liza. Sekarang udah sama cewek lain aja," gerutu Zara emosi.

Tatapan Kiara beralih menatap Liza. Raut wajah gadis itu terlihat tidak baik-baik saja. Kiara tahu, Liza pasti sakit melihat Angkasa dengan Yola.

"Lo yang sabar ya, Za." Kiara menepuk pundak Liza, memberi kekuatan pada gadis itu.

"Jangan nyerah! Lo pasti bisa dapetin Angkasa. Semangat!!" Kiara mengepalkan kedua tangannya di udara.