ANGKASA DARWAGANA
____________________41. RASA YANG MULAI MUNCUL.
"Mungkin memang benar, kamu hanyalah satu dari banyaknya imajinasiku yang tidak akan pernah bisa aku gapai."
-- Meliza Austine --
******
Hari ini hari terakhir Angkasa mengantarkan Liza pulang, setelah ini, ia sudah tidak perlu susah-susah lagi untuk mengantar Liza pulang ke rumahnya.
Selama perjalanan, Angkasa sama sekali tidak berbicara. Bahkan tadi saat lelaki itu mengajak Liza untuk pulang bersamanya. Lelaki itu berbicara dengan nada yang terlampau ketus.
Sejujurnya, ada banyak hal yang Liza ingin bicarakan dengan lelaki itu. Terutama tentang tadi yang ia berangkat bersama Kenzo. Ia takut jika Angkasa salah paham. Walaupun mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa, tapi Liza selalu ingin jujur dan terbuka kepada lelaki itu.
Entah kenapa rasanya, jika ia menyembunyikan sesuatu dari lelaki itu, atau ia yang dekat dengan lelaki lain. Ia merasa seperti seorang kekasih yang tengah berselingkuh dengan orang lain.
Namun, semua pertanyaannya harus ia tahan di ujung lidah. Ia tidak berani memulai pembicaraan, apalagi ia bisa melihat mood lelaki itu sedang hancur. Liza takut jika ia semakin membuat Angkasa marah.
Ia tidak pernah ingin melakukan itu. Karena baginya, kebahagiaan Angkasa adalah kebahagiaannya juga. Apapun akan ia lakukan demi kebahagiaan lelaki itu.
"Gue mau makan dulu, lo mau makan gak?" Angkasa bertanya di balik helmnya. Lelaki itu harus sedikit mengeraskan suaranya agar bisa terdengar oleh Liza.
Liza mengangguk di balik punggung Angkasa, walaupun itu percuma karena lelaki itu tidak akan melihatnya.
"Boleh. Gue ikut aja," balas Liza.
Tanpa mengatakan apa-apa lagi. Angkasa langsung menarik pedal gasnya lagi menuju tempat makan.
Namun, ia terlupa akan sesuatu bahwa mood makan cewek itu berbeda dengan mood makan cowok. Cewek lebih suka makan di restoran mewah di banding makan di pinggir jalan yang banyak dengan debu jalanan.
"Lo mau makan dimana?" tanya Angkasa lagi.
"Dimana aja."
"Gue nanya dimana. Harusnya jawabannya itu tempat makannya. Bukan lo jawab dimana aja."
Liza menghela napasnya mendengar ucapan Angkasa. "Terserah lo aja, Angkasa. Gue ikut aja," balas Liza.
"Gue paling benci kalau cewek udah bilang terserah. Karena kalau nanti pilihan gue gak sesuai sama pilihannya. Pasti banyak ngomel."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA DARWAGANA [END]
Teen Fiction[ BELUM DI REVISI ] Bagi Liza, Angkasa adalah sosok lelaki yang sangat dicintainya. Sedangkan bagi Angkasa, Liza adalah gadis pengganggu yang selalu mengacaukan hidupnya. Cintanya yang teramat besar membuat Liza memberanikan diri untuk memperjuangk...