46. SALAH.

31.2K 2.3K 66
                                    

ANGKASA DARWAGANA
____________________

46. SALAH.

"Langkah awalku bahkan tertahan sampai disini, aku memang lelaki pengecut yang tidak berani mengungkapkan isi hatinya."

-- Angkasa Darwagana --

*****

Saat Yola tahu bahwa Kenzo menyukai Liza, menurutnya itu adalah peluang yang sangat besar untuknya agar ia bisa semakin leluasa untuk mendekati Angkasa.

Kini, Liza pasti tengah sibuk dengan Kenzo dan gadis itu tidak akan mengganggu Angkasa lagi. Jadi, Yola akan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan langka seperti ini.

Senyum gadis itu terukir diwajahnya saat menemukan Angkasa yang berada didalam kelasnya. Lantas gadis itu melangkah dan langsung masuk kedalam kelas Angkasa tanpa permisi.

"Hai, Angkasa. Kok mukanya kesel gitu sih?" sapa Yola yang sudah berada dihadapan Angkasa sekarang.

Angkasa mengumpat dalam hati, kenapa di saat seperti ini Yola malah datang untuk menganggunya. Jujur saja mood Angkasa hari ini sedang tidak dalam keadaan baik. Lebih tepatnya, moodnya rusak sejak kejadian antara dirinya, Kenzo dan juga gadis itu, Liza.

"Daripada cemberut gitu, mending makan bareng gue, yuk! Gue traktir deh, lo bebas mau pesan apapun," tawar Yola. Namun Angkasa tak tertarik sama sekali dengan tawarannya, jika sekedar untuk makan. Ia masih bisa membelinya sendiri.

Keempat teman Angkasa yang berada disana hanya diam dan memerhatikan. Mereka tidak berani bersuara karena mereka sudah tahu Angkasa sedang dalam mood yang tidak baik. Jadi, mereka lebih memilih untuk diam daripada mendapatkan masalah.

Mereka bukannya takut kepada Angkasa, karena walaupun Angkasa ketua di geng Zaxer. Tapi kedudukan mereka sama rata didalam persahabatannya, tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Semuanya sama. Hanya saja, sekarang mereka menghargai Angkasa yang sedang dalam kondisi tidak baik.

Perhatian orang-orang yang berada didalam kelas tiba-tiba mengarah kepada seorang lelaki yang baru saja memasuki kelas lagi setelah sekian lama lelaki itu pergi. Kenzo, lelaki itu baru saja sampai dikelasnya setelah tadi ia mengelilingi sekolahannya untuk mencari angin.

Tatapan-tatapan yang mereka tujukan kepadany tidak membuat lelaki itu risih atau pun bereaksi sedikitpun. Bahkan, Kenzo sama sekali tidak melirik kearah teman-temannya yang tengah memperhatikan dirinya. Lelaki itu melongos begitu saja lalu duduk ditempatnya.

Yola yang sama sekali tidak peduli dengan kehadiran Kenzo pun kembali bertanya kepada Angkasa.

"Gimana, Angkasa? Lo mau kan makan sama gue?" tanya Yola.

Lelaki itu diam saja, tak menjawab apapun. Ia malas untuk meladeni Yola untuk sekarang.

"Lo bisa tolong gak usah ganggu gue dulu gak? Gue lagi pengen sendiri," ucap Angkasa berusaha memendam amarahnya yang ingin meluap-luap.

"Gue kan cuma ma--"

"LO DENGAR KATA-KATA GUE GAK?" Angkasa langsung membentak Yola tepat didepan wajah gadis itu. Yola bungkam karena terkejut dengan Angkasa yang tiba-tiba membentaknya sangat kasar.

"GUE BILANG, GUE PENGIN SENDIRI DULU."

"Apa lo gak ngerti bahasa manusia?" Bentak lelaki itu lagi. Suara Angkasa memang mulai sedikit melemah. Namun dari nadanya masih terdengar ketus.

ANGKASA DARWAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang