36. RASA YANG TAK BIASA

36.7K 2.3K 45
                                    

ANGKASA DARWAGANA
__________________

36. RASA YANG TAK BIASA.

"Mungkin ini salah satu petunjuk dari tuhan agar aku kembali memperjuangkanmu."

*****

Angkasa merasa berbeda saat Liza memeluknya. Hatinya langsung menghangat, pelukan gadis itu membuatnya tenang dan nyaman.

Diam-diam, Angkasa memerhatikan Liza lewat kaca spionnya. Gadis itu terus tersenyum sambil memejamkan matanya.

Liza sangat menikmati momen ini, sangat langka Angkasa menyuruhnya untuk memeluk lelaki itu. Biasanya lelaki itu akan marah-marah jika ia mengganggu atau dekat-dekat dengannya. Namun sekarang berbeda, Angkasa yang menyuruhnya melakukan semua ini, dan tentu saja Liza tidak akan menolaknya. Ini adalah momen langka yang tidak boleh ia sia-siakan.

Liza tidak peduli, apa alasan Angkasa melakukan semua ini. Yang jelas hatinya terasa senang sekali Angkasa bisa bersikap baik padanya.

Pikiran Angkasa berkelana kemana-mana, ia berpikir keras kenapa ia bisa melakukan semua ini kepada Liza. Namun seberusaha apapun ia mencari jawaban, tetap saja ia tidak bisa menemukan jawabannya. Yang jelas hatinya menghangat saat Liza berada di dekatnya. Dan tidak bisa dipungkiri juga jika ia merindukan gadis itu.

Tak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah Liza. Padahal perasaan mereka baru saja meninggalkan sekolah beberapa menit yang lalu.

"Udah sampe," kata Angkasa.

"Hah? Udah sampe? Kok cepet banget!" ujar Liza kecewa, padahal ia baru sebentar bisa dekat dengan Angkasa.

"Ya emang udah sampe," kata Angkasa.

"Emang ya, kalau deket lo itu serasa cepet banget gitu. Padahal gue baru aja seneng bisa deket-deket sama lo lagi," ucap Liza tidak bisa mengontrol ucapannya.

"Jadi lo seneng?" tanya Angkasa sengaja memancing gadis itu.

"Senang dong!" Liza berucap dengan begitu semangat tanpa ia sadari.

Namun Angkasa tersenyum tipis membuat Liza tersadar apa yang baru saja ia lakukan. Aduh, ia langsung jadi malu.

Dasar ya, emang mulutnya ini tidak pernah bisa dikontrol dan tidak tau situasi sama sekali. Kan kalau gini Liza jadi malu.

Refleks, Liza menutup wajahnya sendiri. Ia benar-benar merasa malu, bisa-bisanya ia keceplosan. Dan pastinya, pipi Liza sudah memerah sekarang.

"Kenapa di tutup?" tanya Angkasa menaikan sebelah alisnya.

"Malu ah!!" cicit Liza seperti anak kecil, dan itu yang membuat Angkasa gemes melihatnya. Ingin mencubit pipi gadis itu, jika bisa.

"Biasanya juga malu-maluin," kata Angkasa dengan nada mengejek. Dan itu langsung membuat Liza membuka tangannya yang tadi menutupinya wajahnya.

"Ish apaan sih? Nggak ya!" tukas Liza tak terima.

"Hm. Gue balik dulu ya," pamit Angkasa.

"Nggak mau mampir dulu? Minum apa dulu gitu?" tawar Liza.

Angkasa menggeleng. "Gak usah. Gue langsung balik aja, udah sore juga. Gak enak namu ke rumah orang," kata Angkasa.

"Ya udah."

"Hati-hati dijalan ya," pesan Liza setelah Angkasa memakai helmnya.

Lelaki itu mengangguk lalu mulai pergi menjauhi rumah Liza dengan motor KLX-nya.

ANGKASA DARWAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang