72. BELAJAR MELUPAKAN.

30.9K 1.6K 175
                                    

ANGKASA DARWAGANA
_____________________

72. BELAJAR MELUPAKAN.

"Mungkin, kisah kita harus berakhir sampai disini. Mulai dari sini, kita akan berada dijalan yang berbeda."

-- Meliza Austine --

-- Meliza Austine --

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


******

Rasanya waktu terlalu cepat berlalu untuk Liza memikirkan semuanya. Sebentar lagi, ujian kelulusan akan segera dilaksanakan. Namun, Liza masih belum bisa menemukan jawaban untuk pertanyaan Kenzo waktu lalu.

Liza sempat bertanya kepada Rexan, saat Ayahnya tak juga membalas pesannya. Ia meminta pendapat kepada Kakaknya itu, dan jawaban Kakaknya sama sekali tidak membantunya.

"Itu pilihan kamu, Za. Kamu berhak pilih pilihan kamu sendiri. Apapun pilihan yang kamu ambil, Kakak pasti dukung itu."

Itu adalah jawaban Rexan saat dimintai pendapatnya. Namun, bukannya beban Liza berkurang, ia malah semakin bingung akan menjawab apa. Jawaban Kakaknya itu benar-benar tidak memberikan jalan keluar sama sekali. Namun, Liza tahu Kakaknya hanya berusaha memberikan waktu luang untuk Liza memikirkannya sendiri.

Liza tidak bisa jika terus-terusan lari dari Kenzo. Karena lambat laun, lelaki itu pasti akan menanyai jawabannya. Arghh.. Memikirkannya saja sudah membuat Liza gila. Ini benar-bebar membingungkan baginya.

Pilihan apa yang harus ia ambil? Ia takut salah dalam mengambil keputusan. Dan sialnya, lagi-lagi kelebatan sikap baik Kenzo terhadap Liza kembali menghinggapi otaknya.

Haruskah ia menerima ajakan lelaki itu??

******

Keadaan Angkasa hari ini sudah lumayan membaik daripada hari-hari sebelumnya. Penampilan lelaki itu sudah tidak terlalu acak-acakkan lagi. Mungkin, perkataan Gio kemarin membawa pengaruh baik pada diri Angkasa hingga menyadarkan lelaki itu kembali.

Saat sampai di kelasnya dan hendak masuk. Angkasa tak sengaja berhadapan dengan Kenzo yang hendak keluar. Keduanya saling melempar tatapan, dan tentu saja saling melepar tatapan tajam.

Angkasa dan Kenzo sudah seperti rival abadi yang tengah memperebutkan satu perempuan. Hubungan keduanya benar-benar sudah renggang. Bahkan sudah tidak bisa disebut sahabat lagi sekarang.

Tak ingin terlalu lama berhadapan dengan Angkasa, Kenzo memilih untuk melewati lelaki itu saja. Manik mata Angkasa mengikuti arah perginya Kenzo sampai lelaki itu menghilang dibalik tembok.

******

Di dalam kamarnya, Liza masih tetap tidak bisa tenang. Ia masih memikirkan jawaban untuk ia berikan kepada Kenzo.

ANGKASA DARWAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang