65. MASA LALU.

27.5K 1.7K 49
                                    

ANGKASA DARWAGANA
_____________________

65. MASA LALU.

"Udah cukup dulu gue selalu kalah dari lo, dan kali ini gue gak bakal kalah lagi dari lo."

-- Velicya Yolanda --

******

Liza membuka pintu ruang rawat Rexan saat ia dan Kenzo sudah sampai disana. Ia membuka pintu itu lebar-lebar hingga menampakkan Rexan yang tengah duduk diatas kasur rumah sakit tengah menatap mereka dengan datar dan juga tajam.

Liza dan Kenzo masuk kedalam lalu menutup kembali pintu yang sempat Liza buka. Liza merasa kikuk. Apakah ini waktu yang tepat untuk Kenzo bertemu dengan Kakaknya? Di lihat dari tatapan lelaki itu, ia seperti tidak menginginkan kehadiran mereka disini.

Namun, Liza pikir tidak apa-apa jika ia membawa Kenzo bertemu dengan Rexan. Lelaki itu sudah banyak membantunya, jadi tak apa jika Rexan bertemu dengan orang yang sudah menolongnya. Ia adiknya, dan ia tahu bagaimana watak asli Kakaknya.

"Ngapain lo kesini?" Baru saja Liza sampai dihadapan Rexan, kedatangannya langsung disambut oleh suara ketus nan tajam dari sang Kakak.

Gadis itu diam sebentar. Menatap Kakaknya lekat.

"Liza mau jenguk Kakak," balas Liza lembut.

"Gue gak butuh di jenguk sama lo." Tajam Rexan. "Dan ngapain lo bawa orang asing kesini?" tanya Rexan sambil melirik Kenzo yang berada disebelah Liza.

Refleks, kepala Liza menoleh kearah Kenzo yang tepat berada disebelahnya.

"Dia bukan orang asing, Kak," ujar Liza.

"Dia teman aku. Namanya, Kenzo," kata Liza memperkenalkan, namun Rexan tak peduli sama sekali. Tatapan lelaki masih menatap keduanya tajam.

"Sorry kalau kedatangan gue bikin ngeganggu lo, gue cuma mau nemenin Liza," ujar Kenzo ikut berbicara.

"Mending lo berdua keluar, gue lagi males diganggu sama orang lain," usir Rexan tak berperasaan. Lelaki itu kembali membaringkan kembali tubuhnya.

"Keluar!" bentak Rexan kepada keduanya karena kedua manusia itu yang tak kunjung pergi dari sana.

Liza terdiam. Ia menoleh kembali kearah Kenzo, dan seolah tahu apa maksud Liza. Kenzo langsung mengangguk. Setelah mendapatkan jawaban, Liza tidak mempunyai pilihan lain selain menuruti perkataan Kakaknya. Mereka berdua beranjak dari sana menuju keluar.

Setelah berada diluar. Liza termenung, ia merasa tak enak hati karena Kenzo diperlakukan seperti itu oleh Kakaknya. Seharusnya ia sudah bisa menebak jika mempertemukan Kenzo dan Kakaknya bukanlah hal yang bagus. Tapi semuanya sudah terlanjur.

"Sorry ya, Ken. Kakak gue malah bersikap kayak gitu sama lo," ucap Liza merasa bersalah. Wajah gadis itu menunjukkan raut sedihnya.

Tatapan Kenzo menatap Liza yang tengah menunduk. Lelaki itu tersenyum melihat raut wajah Liza yang seperti itu. Dan secara tak sadar, tangannya terulur untuk mengusap rambut Liza dengan lembut.

"Gue gak pa-pa kok, Za. Mungkin Kakak lo emang gak terlalu suka sama orang asing," ujar Kenzo. Karena sejujurnya ia terlalu mempedulikan sikap Rexan kepadanya, menurutnya itu wajar saja.

Kepala Liza mendongak menatap Kenzo yang juga tengah menatapnya. Tatapan lelaki itu begitu redup membuat hatinya terasa nyaman dan tenang. Tatapan lelaki itu benar-benar menenangkan baginya. Tatapan yang seolah-olah akan menjaganya disaat kapan pun dan dimana pun.

ANGKASA DARWAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang