64. MASIH SEBUAH MISTERI.

27.8K 1.8K 275
                                    

ANGKASA DARWAGANA
____________________

64. MASIH SEBUAH MISTERI.

"Sekuat apapun aku memperjuangkanmu, dan seberusaha apapun aku untuk tetap berada disampingmu. Nyatanya, aku tetap tidak akan pernah bisa mendapatkanmu."

-- Meliza Austine --

******

Setelah kemarin tidak bersekolah. Kini Angkasa mulai melakukan kewajibannya lagi sebagai seorang pelajar.

Lelaki itu sudah sampai dikelasnya. Saat ia baru saja memasuki kelas beberapa langkah. Kehadirannya disambut oleh sapaan oleh salah satu murid dikelasnya.

"Lo kemarin kemana, Sa? Kok gak sekolah?" Tanya salah satu siswa yang tengah berkumpul.

Angkasa menoleh, namun lelaki itu tak menjawab apapun. Ia hanya diam saja, lalu tak lama kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya lalu mendaratkan bokongnya dikursi.

Punggung lelaki itu ia sadarkan di kepala kursi. Lalu, selang beberapa detik, Gio, Aldan, Sam, dan Zaksen datang ke kelas kemudian disusul oleh Kenzo yang juga ikut masuk ke dalam kelas.

Pandangan mereka tak lepas dari sosok lelaki yang tengah memainkan ponselnya itu. Angkasa sama sekali tak menghiraukan kedatangan teman-temannya. Ia sudah tidak peduli dengan semua itu.

Kenzo duduk ditempatnya, begitu pun dengan keempat lelaki disana, yang duduk berada jauh darinya. Mata Kenzo memerhatikan Angkasa dari tempatnya. Mengamati apa yang tengah lakukan lelaki itu.

"Lo kenapa kemarin gak sekolah?"

Angkasa menoleh saat tiba-tiba Kenzo bertanya padanya. Sebelumnya ia bingung, sebenarnya lelaki itu berbicara kepada siapa. Tapi setelah Angkasa menoleh dan Kenzo tengah menatapnya, ia yakin bahwa Kenzo memang bertanya kepadanya.

"Urusannya sama lo apa, ya?" Angkasa malah membalas dengan perkataan yang terdengar ketus. Tatapan lelaki itu tajam, dan raut wajahnya sangat datar.

"Gue cuma nanya," ucap Kenzo singkat. Namun tatapannya masih menatap lelaki yang ia ajak bicara.

"Tapi gue gak mau jawab," balas Angkasa lalu kembali kepada permainan game di ponselnya.

Sekuat tenaga Kenzo menahan emosinya agar tidak terpancing, sikap Angkasa yang seperti itu benar-benar sangat menyebalkan dimatanya. Ia hanya sedikit penasaran dengan apa yang Liza katakan kemarin. Apakah benar Angkasa yang mendonorkan darahnya untuk Kakak Liza?

Ia kesal dan geram dengan sikap lelaki itu yang terkesan sombong sekali. Jika bukan karena penasaran, Kenzo pasti tidak akan mau bertanya.

Namun, tiba-tiba otaknya terlintas sebuah ide yang sangat cemerlang. Ia memerhatikan sekeliling tangan Angkasa. Jika benar dia yang mendonorkan darahnya, pasti ada bekas suntikan bukan?

Mata Kenzo meneliti sedetail mungkin. Berusaha untuk mengamati lebih jelas lagi. Tapi setelah beberapa menit ia memerhatikan, ia tidak menemukan ada bekas suntikan atau apapun ditengan Angkasa.

Apa mungkin bukan Angkasa?

Tapi rasanya, mustahil juga jika Angkasa yang mendonorkan darahnya untuk Rexan. Sedangkan lelaki itu tidak tahu menahu soal masalah. Lalu jika bukan Angkasa siapa?

Apa mungkin... Yola??

******

Setelah bel istirahat berbunyi, Kenzo datang ke kelas Liza terlebih dahulu untuk menjeput gadis itu untuk makan bersama dengannya.

ANGKASA DARWAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang