60. TITIK RAPUH.

34.1K 2K 56
                                    

ANGKASA DARWAGANA
_____________________

60. TITIK RAPUH.

"Saat mulut sudah tidak mampu lagi menjelaskan rasa sakit. Maka air mata akan mengalir untuk menjelaskan semuanya."

-- Meliza Austine --

*******

Note : Dengerin musik yang ada di mulmed. Soalnya gw bikin part ini sambil dengerin lagu itu juga.

Kedua manusia itu masih setia duduk dikursi besi rumah sakit, hari yang sudah larut tak melunturkan niat mereka untuk menunggu seseorang yang berada didalam sana. Terbaring lemah diatas brankar rumah sakit dengan infus yang menempel ditangannya.

Tangan gadis itu masih tertangkup kuat, ia masih menunggu Kakaknya dengan setia. Liza khawatir jika ia meninggalkan Kakaknya, ia takut jika terjadi sesuatu pada Kakaknya saat Liza tidak ada disampingnya.

Ia ingin selalu ada disamping Kakaknya, menemani Rexan sampai lelaki itu sadar. Liza ingin terus menemani lelaki itu dan terus bersamanya.

Disebelah Liza, Kenzo memerhatikan Liza yang hanya diam saja disampingkan. Sungguh, ia belum pernah melihat wajah Liza yang sekhawatir ini, wajah gadis itu terlihat pucat dengan bibir yang kering. Kenzo tidak tega melihatnya, gadis itu seolah kehilangan jiwanya sendiri.

Hari sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dengan sabar Kenzo menemani Liza yang sedang menunggu Kakaknya. Lelaki itu tidak protes sama sekali, hanya diam saja disamping gadis itu.

Sudah hampir empat jam mereka disana, menunggu Rexan diluar ruangannya.

"Kalau lo mau pulang, pulang aja, Ken. Gue masih mau nemenin Kak Rexan," ujar Liza menoleh kepada Kenzo. Ia tahu pasti lelaki itu kelelahan menemaninya.

Namun, Kenzo malah menggelengkan kepalanya. "Gue bakal nemenin lo disini."

"Tapi pasti lo cape kan, Ken?" tanya Liza. "Gue gak pa-pa kok, gue bisa nungguin Kakak gue sendiri."

"Mending lo aja yang balik, biar gue yang nungguin Kakak lo. Lo juga pasti kecapean nungguin dia, besok juga masih sekolah. Lo butuh istirahat," suruh Kenzo.

"Gak usah, Ken. Lo aja balik duluan," ujar Liza.

"Kalau lo gak balik, gue juga gak bakal balik," kukuh Kenzo membuat Liza mendesah berat. Kenapa lelaki ini keras kepala sekali?

Pikiran Liza mulai berkeliaran kemana-mana. Disaat seperti ini, hanya Kenzo yang masih berada disampingnya, hanya lelaki itu yang masih peduli padanya, dan dengan sabar menunggunya. Bahkan Angkasa--lelaki yang sangat ia cintai pun tidak ada disini untuk menemaninya, jangankan menemani, mempedulikan juga tidak. Apa selama ini Liza sudah salah memperjuangkan Angkasa?

"Ken," panggil Liza.

Kenzo menoleh tanpa mengatakan apapun, walaupun begitu Liza tahu jika lelaki itu tengah menunggunya melanjutkan ucapannya.

Namun, diri Liza sedikit ragu untuk mengatakannya. Ia takut jika ucapannya ini salah dan malah menimbulkan masalah.

"Apa lo bisa ngulangin lagi ucapan lo yang waktu itu?" pinta Liza dengan tatapan berharap.

Kenzo mengernyit tak mengerti. "Yang mana?"

"Yang lo bilang kalau lo suka sama gue."

Jujur, Kenzo sedikit tersentak dengan ucapan Liza. Kenapa tiba-tiba gadis itu memintanya untuk kembali mengulangi ucapannya waktu itu?

ANGKASA DARWAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang