39. ANEH.

33.3K 2.4K 46
                                    

ANGKASA DARWAGANA
____________________

39. ANEH.

"Perasaan ini terlalu sulit untuk aku telaah. Hingga membuat aku bingung, sebenarnya apa yang aku rasakan??"

-- Angkasa Darwagana --




******

Sudah dari setengah jam ia terdiam di atas kasurnya, semenjak ia pulang dari sekolah. Pikirannya berkelana kemana-mana, tatapan gadis itu lurus ke depan. Menatap kosong di depannya.

Semua ini terlalu rumit baginya, semua masalah ini berdatangan secara bertubi-tubi. Ia tidak mempunyai waktu untuk beristirahat sejenak, seolah dunia tidak mengizinkannnya.

Pikiran Liza kacau, hatinya sakit. Tepatnya saat Angkasa mengucapkan kata-kata yang mampu membuat hatinya hancur kembali.

Rasanya Liza sudah terlalu sering menyatukan kembali hati yang sudah sering lelaki itu remukan. Walaupun kata orang, hati yang sudah hancur tidak akan pernah bisa utuh kembali. Namun, Liza selalu berusaha membuatnya kembali utuh walaupun tidak sempurna.

Pikirannya juga memikirkan tentang Yola yang tiba-tiba mengungkap semuanya yang telah lalu. Itu adalah masalah di masa lalu, dan seharusnya mereka membahasnya dulu. Tepat saat masalah itu terjadi, bukan sekarang. Namun, menyesali semuanya pun tidak akan ada artinya. Yang bisa lakukan hanya menjalani dan menghadapi semuanya dengan sabar.

Ngomong-ngomong soal sabar, rasanya rasa sabar Liza tidak pernah ada habisnya.

Kaki gadis itu turun dari atas kasurnya, ia beranjak darisana dan berjalan menuju meja belajarnya.

Saat keadaan hatinya sedang kacau, Liza selalu berusaha mencurahkan segala perasaannya ke dalam sebuah tulisan yang sering orang sebut puisi.

Tangannya mulai mengambil pulpen yang berada di sebelahnya. Ia membuka buku yang sudah menjadi buku diary-nya selama hampir tiga tahun ini. Liza membalikkan lembar-lembar kertas yang sudah terdapat coretan tangannya. Lalu setelah ia mendapatkan kertas yang masih kosong, ia langsung menulis disana.

Tangan Liza dengan lihainya menulis bait demi bait di atas kertas putih itu. Menumpahkan segala kegelisahan yang berada dalam dirinya.

Aku melangkah,

Namun seolah tanpa arah,

Kaki ini terus maju,

Dalam hati aku terus berseru,

Apakah dirimu yang aku tuju?

Melangkah tanpa tujuan,

Membuat aku tersesat di tengah jalan,

ANGKASA DARWAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang