22. BENDERA PERANG.

33.7K 2.5K 96
                                    

ANGKASA DARWAGANA
______________

22. BENDERA PERANG.

"You are challenging me. Then I will accept it."

-- Velicya Yolanda --

-- Velicya Yolanda --

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

PS. VIDEO DI MULMED JAN LUPA DI PUTER. LAGUNYA BIKIN NYAMAN, KAYAK DIA. WKWK...

Yola membantingkan tubuhnya ke atas sofa dengan kesal. Moodnya benar-benar rusak sejak dari sekolah tadi. Ia berang, Liza semakin dekat dengan Angkasa. Gadis itu benar-benar tidak takut dengan ucapannya.

Tentu saja Yola tidak bisa hanya diam saja membiarkan Angkasa dekat dengan Liza. Ia harus mengambil tindakan secepat mungkin, ia harus menjauhkan mereka berdua, da ia tidak ingin kalah dari Liza.

"Loh, kok kamu udah pulang?"

Veni yang hendak pergi ke dapur, untuk mengambil minum terheran saat melihat keberadaan anak sulungnya itu berada di ruang keluarga sambil menyenderkan tubuhnya di sofa.

"Itu muka kenapa? Kok kayak yang kesel gitu," tanya Veni.

Yola menoleh ke arah Mamanya, namun hanya sekilas. Wajahnya masih ditekuk karena kesal.

"Gak apa-apa," ketusnya.

"Yola ke atas dulu."

Tanpa menunggu ucapan dari Veni, Yola langsung berdiri dan berlalu begitu saja menuju kamarnya. Gadis itu meninggalkan Veny sendirian disana.

Veni hanya bisa memandang kepergian anaknya itu, ia tidak bisa menahannya. Mungkin anaknya memang sedang tidak ingin diganggu, tapi ia heran juga kenapa anak muda zaman sekarang mudah sekali berubah mood?

Benar-benar sulit untuk dipahami.

*****

Liza celingak-celinguk untuk mencari sebuah kendaraan umum yang lewat. Ia ingin pulang, tapi sejak sedari tadi ia tidak melihat satupun kendaraan umum atau ojek yang melintas dijalanan. Padahal, Liza sudah menunggu kurang lebih tigapuluh menit lamanya.

Liza berdecak, entah untuk keberapa kalinya. Ia kesal. Ia ingin cepat-cepat pulang.

"Ini gak ada angkutan umum gitu?" gumam Liza.

Kekesalannya sudah di ubun-ubun. Ia lelah menunggu. Tapi jika tidak menunggu, ia pulang naik apa?

"Masa gue harus jalan kaki sih?" ucapnya lagi.

Memang, ia keluar sedikit terlambat. Harusnya jam tiga sore ia sudah pulang, tapi tadi ia pulang sampai setengah empat, karena guru yang menjelaskan belum selesai. Itu mungkin yang menyebabkan angkutan-angkutan umum tidak ada karena hari yang sudah terlalu sore.

ANGKASA DARWAGANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang