4. Dia (1)

144 21 0
                                    

Masa lalu...


Saat itu tahun ajaran telah berganti dan kini tahun ajaran yang baru akan dimula di sebuah perguruan tinggi. Seperti halnya tahun ajaran baru yang baru saja berganti, hal yang sama juga berlaku bagi seorang mahasiswa baru yang tengah tersenyum bangga melihat gedung universitasnya berdiri. Pemuda itu sadar sejak pengumuman yang menyatakan bahwa namanya tercatat sebagai salah satu siswa yang lolos di sebuah perguruan tinggi, saat itu perjalanan hidup baru yang selama ini dinanti baru saja akan dimulai.

Membenarkan letak kacamatanya yang sedikit miring, Tetto -nama mahasiswa baru tersebut- mulai melangkahkan kaki untuk menyambangi gedung serbaguna yang dipakai untuk masa orientasi seperti halnya para mahasiswa baru lain yang mengikuti instruksi para panitia yang tengah berjaga. Namun kesialan terjadi saat sebuah insiden tidak disengaja menimpanya, dengan bodohnya Tetto menabrak orang lain hanya karena terpukau pada interior bangunan yang baru pertama kali disambangi.


"Maaf saya nggak sengaja." seorang pria berperawakan tegap tengah menatapnya menilai.

"It's oke, gue gak apa-apa. Lo maba, ya?" tanya pria itu ramah yang di balas anggukan pelan dari Tetto. "Kita satu angkatan berarti."

"Iya." Jika diperhatikan lagi, pemuda itu bukan sosok yang menyeramkan seperti kebanyakan wajah panitia yang sudah suntuk begadang semalaman guna menyiapkan segala hal untuk kesuksesan acara. Terlebih seragam yang mereka kenakan terbilang sama dengan kemeja putih, celana bahan hitam yang dipadukan dengan dasi berwarna senada dengan warna celana.

"Oh, boleh kenalan? Gue Dendi, mahasiswa baru juga di sini." pria bernama Dendi itu menarik sebelah lengannya, tanda kutip dengan paksa. "Sekarang kita temenan, Oke?" Dendi tak melanjutkan kalimatnya dengan menaikkan alis sebagai isyarat bertanya, membuat Tetto yang sebelumnya kebingungan langsung paham arti isyarat yang pemuda itu berikan.

Tanpa basa-basi Tetto lekas menyebutkan namanya sebagai syarat sebuah perkenalan antara dua orang." Tetto. Saya Tetto Tegar Sebastian. Salam kenal."

Sepertinya Tetto salah mengenai insiden menabrak orang di hari pertama kehidupan perkuliahan, karena pada kenyataannya bukannya mendapat amukan atau kalimat bernada sinis ia justru mendapati hal tersebut bukan termasuk sesuatu yang buruk dan perlu disesali. Sesempurna apapun manusia membuat rencana, Tuhan sudah menyiapkan skenario tak terduga di kehidupan mereka.


Tak terasa serangkaian kegiatan PKKMB -atau lebih dikenal massa orientasi mahasiswa baru- telah berakhir. Di awali dengan orientasi tingkat universitas yang mencakup segala mahasiswa baru di setiap fakultas, hingga diakhiri orientasi tingkat jurusan yang sangat melelahkan, namun semua proses itu terbayar dengan sepadan. Sejauh ini pemuda berinisial 'T' itu berhasil menjalani hari-hari perkuliahannya dengan lancar dan damai. Memilih jurusan ilmu hukum membuat Tetto disibukkan dengan banyak pasal-pasal dalam kitab Undang-Undang hukum pidana yang perlu dihafalkan, sementara Dendi kawan pertamanya tersebut mengambil jurusan management bisnis. Meski berbeda jurusan, gedung fakultas tempat Dendi belajar dan fakultas hukumnya berdiri tidak terpisah terlalu jauh hingga di beberapa kesempatan baik Tetto dan Dendi masih tetap bisa bercengkerama di tengah padatnya aktivitas perkuliahan. Seperti sekarang, seusai mata kuliah terakhir selesai, Dendi sudah menghubungi untuk meminta bertemu di sebuah kantin fakultas. Pria itu bilang jika jam kuliahnya dibatalkan, karena itu Dendi memanggilnya sekedar untuk mengusir rasa bosan untuk menunggu mata kuliah sore menjelang.

"Den" panggilnya saat beberapa meter dari meja yang tengah Dendi tempati. "Kenapa kamu minta ketemu, orang kayaknya lagi seneng gitu, nggak kayak orang suntuk kebosanan."

DANGEROUS WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang