48. Relationship (1)

23 6 0
                                    

Masa lalu...

Pernahkah merasakan perasaan bahagia saat menjadi seorang yang beruntung dengan keluar sebagai pemenang yang mendapatkan hadiah utama sebuah undian, agaknya perasaan seperti itulah yang saat ini dirasakan seorang pemuda bernama Tetto Tegar Sebastian. Pemuda berkacamata itu tidak mendapatkan mobil bentley atau bahkan ferrari, seperti pemenang lotre pada umumnya. Melainkan karena sebuah status yang kini terjalin antara dirinya dan seorang gadis yang menjadi primadona kamus tempatnya belajar, bukan berarti pula Tetto menyamakan gadis itu dengan sebuah barang mewah karena merasa senang seolah menjadi pemenang undian, karena jelas-jelas sosoknya lebih dari pada sekedar yang berharga. Jenisa itu bagaikan dewi yang turun dari kayangan -meski dia sendiri tidak tahu seperti apa itu sosok dewi itu sendiri- tapi agaknya menyandingkan ungkapan tersebut dengan seorang Jenisa bukan keputusan yang buruk.

Jenisa itu gadis dengan parah cantik yang menjadi dambaan para kaum Adam, sehingga tidak heran bila banyak pria yang melirik dan tertarik pada sosoknya untuk dijadikan pasangan. Bukan tidak mungkin Jenisa memilih pria lain yang jauh lebih tampan untuk dijadikan pasangan, terlebih dengan ditunjang paras dan kepribadiannya yang menyenangkan, namun yang tidak bisa Tetto pahami hingga saat ini ialah alasan gadis itu sendiri yang memilihnya diantara banyak pria lain yang lebih layang untuk dijadikan sebagai kekasih. Bahkan bila di buat perumpamaan, Tetto agaknya tidak lebih seperti kuaci keriput di antara kuaci lain yang masih berada di satu kemasan yang sama, karena itu kini sang pemuda berkacamata seolah merasa seperti menjadi pemenang dari hadiah utama sebuah undian.

Sampai saat ini dia bahkan belum menemukan alasan yang tepat yang membuat merasa layak dan bisa membuatnya memahami keputusan yang gadis itu ambil sebagai keputusan logis di yang sudah melalui pertimbangan matang. Hanya saja untuk saat ini Tetto mencoba menutup mata dan memilih tidak peduli pada alasan seorang Jenisa, karena yang saat ini dia inginkan hanyalah untuk tetap bisa menikmati perasaan bahagia yang tengah rasakan selama mungkin sekalipun kebahagiaan yang tengah dirasakan hanya sekedar perasaan semu yang akan berakhir.

"Tetto?" panggil satu suara.

Pemuda berkacamata yang tengah melamun tersebut mengerjap tersadar saat sebuah suara memasuki gendang telinganya. Menolehkan kepala ke belakang, matanya mendapati kehadiran sosok Aji, salah satu kawannya, tengah berjalan mendekat dari arah belakang.

"To, si Dendi ke mana?" tanya Aji buka suara dan terlebih dulu ikut mendudukkan diri di atas rumput saat jarak mereka sudah dirasa relevan untuk saling berbincang. "Kok aku belum lihat, yo."

Pria dengan nama lengkap Bayuaji Cokroatmojo tersebut bertanya dengan dialek Jawa yang masih kentara melekat meski sudah tinggal di luar kota kelahirannya sekian tahun. Dengan wajah oriental dan kulit kuning langsang, ditambah dengan lesung pipi yang membuatnya terlihat menarik, membuat pria kelahiran Solo tersebut mudah untuk bergaul dan disukai banyak orang dengan kesan ramah yang melekat pada sosoknya.

"Palingan dia sibuk stalking cewek dari fakultas sebelah." balas Tetto asal. Mendengar hal tersebut membuat Aji hanya menganggukkan kepala paham sebagai balasan, pasalnya baik dirinya maupun Tetto sudah mengenal betul kebiasaan kawan mereka yang satu itu dengan julukan buaya darat dan track record-nya dengan memiliki jajaran para mantan yang bisa dibuat antrean.

"To, lusa nanti bapakku minta aku buat blind date sama anak temannya. Kamu temani aku, yo?"

"Siapa yang mau nge-date?" Belum sempat Tetto menjawab, satu sosok lain yang sebelumnya dibicarakan tiba-tiba muncul tepat dari arah belakang.

"Kamu tuh Den, kebiasaan." keluh Aji mencoba untuk menenangkan diri dari rasa terkejut.

"Jadi siapa yang mau nge-date?"

DANGEROUS WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang