Pemuda itu tersenyum sendiri melihat isi pesan yang dikirim. Apa terlalu berlebihan mengatakan rindu setelah seminggu tak bertemu. Tetto tak peduli, dia hanya ingin mengungkapkan isi hatinya sebagai seorang kekasih. Sadar jika hari sudah larut dan tak ingin mengganggu waktu tidur kekasihnya, mahasiswa hukum itu segera mengetik kembali seniah pesan sebelum menutup percakapan.
"Terlalu berlebihan, ya? Maaf aku gak pernah tahu bagaimana caranya bersikap romantis."
23.45"Jenisa... Aku cukup bosan sekarang. Rasanya aku mau waktu cepat berjalan agar kita bisa ketemu secepatnya."
23.45"Sudah malam, maaf kalau kamu harus dengar ocehan ku yang nggak penting ini. Kamu harus tidur, besok pasti sibuk kuliah sama urus kafe."
23.46"Maaf kalau aku ganggu. Selamat malam."
23.46Tetto memandang sejenak percakapannya dengan Jenisa dengan helaan napas yang lebih lega. Sekalipun tidak ada tanda-tanda jika pesannya akan dibalas, meski begitu Tetto cukup puas bisa menyampaikan keresahan dan kerinduannya selama ini. Mungkin di sana Jenisa sadar sudah tertidur, dan seharusnya Tetto melakukan panggilan video untuk melihat wajah damai kekasihnya saat tertidur. Hanya saja Tetto cukup tahu diri jika penampilannya yang masih memakai perban tak memungkinkan untuk melakukan hal itu.
Menutup room chatnya, Tetto segera kembali berbaring untuk beristirahat. Kini ia yakin bisa tidur dengan nyenyak dan bermimpi indah, karena rasa rindu yang tersimpan telah terkirimkan pada sang pemilik..
Butuh waktu satu minggu lebih untuk Tetto pulih dan bisa kembali beraktivitas seperti semula. Tepat di hari Rabu Tetto sudah bisa kembali berkuliah seperti semula dan menjalani aktivitas perkuliahan seperti semula tanpa ada balutan perban dan bekas luka yang sudah tidak meninggalkan bekas. Hari yang padat karena terisi oleh jadwal mata kuliah tak membuatnya mengeluh karena letih, bahkan pemuda itu terlihat lebih bersemangat dari hari biasanya. Karena bagi Tetto diam dan berbaring di rumah sakit masih lebih melelahkan dari pada harus bermaraton mengejar materi yang tertinggal.
"Aji." panggil Tetto dari kejauhan pada sang kawan yang tengah serius berbincang dengan seorang pengurus BEM.
Tetto tak mengenal sosok gadis yang tengah berbincang dengan Aji karena selain dua orang itu berasal dari fakultas yang berbeda, pemuda berkacamata tersebut tidak begitu tertarik pada dunia organisasi dunia perkuliahan. Hanya senyum tipis yang diberikan sebagai tanda beramah-ramah pada lawan bicara Aji lalu kembali fokus pada sang kawan. Namun bahkan belum sempat Tetto buka suara, pemuda asal Solo itu sudah lebih dulu menyela.
"Nih, buku catatan materinya kamu yang ketinggalan." kata Aji sambil menyerahkan buku dari dalam tas.
Di tempatnya Tetto hanya bisa membeo, dia tak tahu kenapa pemuda itu bersikap seolah ingin mengusirnya dari sana. Namun Tetto yang lambat mulai menyadari situas saat menoleh ke samping -tepat pada gadis yang sebelumnya jadi teman berbicara Aji- dan sadar bila ada sesuatu yang tidak biasa diantara keduanya. Bertepatan dengan itu sebuah deting pesan masuk membuat Tetto sejenak mengalihkan perhatian.
"Aku dengar hari ini kamu masuk kuliah?"
15.02"Iya. Aku masuk hari ini."
15.02

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS WOMAN
RomansaBagi Tetto menjalani hidup dengan tenang dan menghindari masalah adalah pilihan, itu karena Tetto remaja dengan sukarela menjerumuskan diri dalam sebuah masalah tanpa peduli resiko yang bisa saja menimpa. Karena kenaifan-nya dulu yang mempercayai se...