Masa lalu......
Hampir seminggu lebih Tetto tak ada kabar dan Jenisa tak perlu bertanya ke mana pemuda itu menghilang karena sudah tahu jawabannya. Namun menunggu tanpa kepastian seperti orang bodoh juga tidak membuat perasaannya merasa lebih baik, Jenisa ingin mengetahui bagaimana keadaan Tetto setelah terakhir kali melihat pemuda itu tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Sekalipun ingin Jenisa sadar diri untuk tidak menemui pemuda itu, karena bagaimana pun dirinya sendiri yang menjadi penyebab kenapa Tetto harus mendapatkan perawatan. Kini gadis itu hanya bisa memandangi kacamata milik Tetto yang sudah hancur, satu-satunya benda tersisa yang bisa dia dapat untuk terus mengingatkan diri pada rasa bersalahnya. Mengingatkan Jenisa jika dia tak lebih dari sekedar pembawa masalah bagi Tetto.
"Jen, jangan murung terus." Bujuk Arin. Gadis dengan potongan rambut berponi itu ikut menoleh pada objek yang menjadi pusat perhatian Jenisa.
Minggu ini mereka -minus Jenisa- memang sudah berjanji untuk berkumpul bersama, tujuannya tak lain untuk menghibur Jenisa. Hanya saja, sedari tadi gadis berjulukan Dangerous Woman itu hanya diam, duduk dengan memeluk kaki menatap nanar kacamata yang sudah hancur tak berbentuk di atas meja nakas.
Arin yang berada di sampingnya hanya bisa menghela napas pelan. Gadis dengan julukan mulut sepedas bon cabe itu menoleh ke belakang di mana Sri mengawasi dengan tubuh bersender pada pintu.
"Kalian lanjut aja have fun maraton drama Korea-nya. Gue baik-baik aja. Jangan khawatir." Ungkap Jenisa mencoba menghilangkan kerisauan pada dua temannya.
"Ya elo juga ikut dong, Jen." kata Arin lagi-lagi membujuk. Namun ditolak dengan gelengan kepala oleh sang kawan.
"Sekali pun ada Hyun Bin?" tanya Sri dari arah belakang ikut buka suara.
Namun nyatanya godaan tersebut sama sekali tak berhasil, gadis itu tetap bersikukuh menolak mantap ajakan Sri dan tetap pada pendirian awalnya. Hingga deting pesan masuk berhasil membuat Jenisa menoleh pada ponselnya. Awalnya ia tak tahu jika saat membaca satu kalimat dari isi pesan yang dibaca, tanpa sadar Jenisa tengah menahan napas di tempatnya. Gadis itu tak terkejut saat membaca pesan yang berisi kalimat perhatian dari orang lain, karena kenyatanya sudah terlalu banyak pria yang mengirimi pesan seperti itu. Namun satu hal yang membuat gadis itu tertegun ialah kontak si pengirim pesan yang tidak lain berasal dari Tetto.
From Tetto :
"Kamu masih belum tidur?"
23.41"Tetto..." gumam Jenisa pelan. Dengan jari yang terasa kaku, gadis itu mengetikkan huruf demi huruf di keyword merangkai kata untuk membalas pesan tersebut.
"Hmmm...... Aku belum tidur."
23.42"Kamu gimana kabarnya?"
23.42"Aku baik. Kamu sendiri?"
23.43"Iya, aku baik-baik saja. Maaf kalau aku menghilang dan gak kasih kabar, aku ada urusan keluarga."
23.43Jenisa menahan mulutnya yang siap kembali untuk mengeluarkan isak tangis, bahkan rasa-rasanya mata yang sedari tadi menatap layar ponsel sudah memanas penuh akan air mata yang siap tumpah. Bagaimana bisa, bagaimana bisa pemuda itu masih menanyakan kondisinya sementara Tetto sendiri tidak sedang baik-baik saja. Melihat sendiri bagaimana Tetto yang menyembunyikan kondisinya dengan berdalih memiliki urusan atas alasannya menghilang membuat perasaan Jenisa seolah diiris. Dia sadar Tetto yang tak pernah ingin menunjukkan lukanya akan berusaha terlihat baik-baik saja, namun menyadari jika keadaan Tetto tak seperti yang dikatakan membuat Jenisa benci pada dirinya sendiri. Benci karena dia harus mengikuti skenario dengan berpura-pura tidak tahu dan bertingkah seolah semua memang baik-baik saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/214541971-288-k985744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS WOMAN
Roman d'amourBagi Tetto menjalani hidup dengan tenang dan menghindari masalah adalah pilihan, itu karena Tetto remaja dengan sukarela menjerumuskan diri dalam sebuah masalah tanpa peduli resiko yang bisa saja menimpa. Karena kenaifan-nya dulu yang mempercayai se...