Seorang gadis muda tengah duduk termenung di kursi sofa yang disediakan di teras taman belakang sebuah rumah. Pikirannya terlempar pada kejadian satu hari hingga membuat gadis itu sibuk dengan terus merenungkan keputusan yang telah dibuat secara impulsif tanpa berpikir panjang, yakni memperpanjang waktu perjanjian untuk terus berurusan dengan Tetto di saat Jenisa memiliki pilihan untuk mengakhiri perjanjian tersebut di saat Tetto memberi kesempatan. Dia tahu keputusannya ini terbentuk setelah insiden malam itu, malam di saat Tetto -yang dirinya sendiri tak tahu jika pria itu tengah dalam kondisi sadar atau tidak- hampir mengecupnya dengan sederet kalimat yang sukses membuatnya terkejut. Jenisa tidak mendapatkan sebuah ancaman atau bentakan hingga bisa membuatnya terkejut, bahkan mungkin ancaman atau bentakan masih lebih baik dari pada mendengar Tetto mengatakan kalimat yang membuatnya berpikir jika...
Apa pria itu masih menyukainya?
Jangan kira dia tidak tahu, karena Jenisa tidak sebodoh itu untuk mengartikan semua tingkah yang pria itu lakukan hanya sebagai kekonyolan semata. Jenisa paham betul mulai dari cara Tetto yang menatapnya lekat, ditambah dengan posisi mereka yang cukup dekat yang terbilang bukan dalam batas jarak aman untuk seorang pria dan wanita berdekatan cukup untuk gadis itu mencapai satu kesimpulan bila sang pengacara mungkin saja masih menyimpan perasaan. Jenisa bukan lagi anak kecil yang tidak bisa mengartikan semua itu, yang tidak menyadari adanya sexual attraction di antara mereka dalam jarak yang bisa membuat orang lain salah paham dengan mengira mereka sebagai pasangan di saat mereka berduaan berada dalam posisi seperti di malam itu. Memang apa yang bisa dipikirkan orang lain saat mendapati sepasang manusia berlawanan jenis berada dalam satu ruangan berada dalam posisi yang cukup intim, berharap orang lain berpikir bila Tetto mendekatinya hanya untuk berbisik guna mengajak bermain petak umpet. Sulit untuk orang lain berpikir positif saat melihat posisi mereka yang cukup dekat, begitupun dengan Jenisa yang akhirnya berpikir bila selama ini Tetto mungkin saja masih menyukainya. Pemikiran tersebut semakin dikuatkan dengan sindiran yang pria itu lontarkan hanya untuk mengomentari mengenai kesetiaan scooby yang patut dipuji dari pada manusia yang lebih tidak bisa dipercaya.
Selama ini, bahkan setelah dengan kejamnya dia meninggalkan pemuda itu yang tengah mengalami sakit hati di tengah guyuran hujan, tidak pernah sekalipun terlintas dalam pikirannya bila pria yang sudah dengan kejam dia campakkan tersebut masih setia menyukai gadis kejam sepertinya. Bukannya terharu atau merasa di atas awan mendapati kenyataan bahwa pesonanya sebagai seorang wanita bahkan sanggup membuat seorang pria yang telah menjadi mantan terjebak dalam kenangan masa lalu mereka selama lima tahun lamanya, mungkin kata penyesalan lebih sesuai untuk menggambarkan perasaan yang tengah dialami gadis itu sekarang. Jenisa justru akan merasa lebih baik dengan Tetto yang menaruh dendam karena seharusnya itulah yang pantas dia dapatkan dengan begitu Jenisa bisa hidup dengan menganggap hal tersebut sebagai hukuman, namun justru kenyataan lain yang cukup mengejutkan mengenai perasaan sang pengacara sukses melengkapi rasa bersalah Jenisa selama ini.
Seharusnya dia bisa benci dengan sangat menyedihkan, karena Jenisa pikir dia akan terus menanggung itu semua sebagai balasan entah berakhir kapan. Mungkin sampai pria itu lelah sendiri atau bahkan seumur hidup. Tapi setidaknya itu masih jauh lebih baik jauh dari pada mengetahui bila Tetto, pria bodoh itu, masih saja bodoh dengan tetap menyukainya sekalipun telah dicampakkan dengan cara yang tidak manusiawi. Jenisa tahu yang paling menanggung beban dari semua yang ia mulai ialah pemuda itu, Tetto tidak bersalah hingga dengan tega dirinya libatkan pada kehidupan yang tidak biasa dari kebanyakan jalan hidup yang dijalani orang lain. Tetto yang bodoh berhasil membuat Jenisa merasa dirinya menjadi orang yang paling buruk. Memikirkan bagaimana pria itu yang menjalani hidup selama lima tahun ke belakang membuat Jenisa merenung sementara di saat-saat tersebut dirinya bisa menjalani hidup dengan sibuk melarikan diri dari banyak masalah yang membayangi
![](https://img.wattpad.com/cover/214541971-288-k985744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS WOMAN
RomanceBagi Tetto menjalani hidup dengan tenang dan menghindari masalah adalah pilihan, itu karena Tetto remaja dengan sukarela menjerumuskan diri dalam sebuah masalah tanpa peduli resiko yang bisa saja menimpa. Karena kenaifan-nya dulu yang mempercayai se...