Masa lalu......
Jenisa Alicia Jhonnsy, nama yang cantik untuk seorang putri sulung keluarga Jhonnsy. Bagi orang lain hidupnya mungkin terlihat sempurna, ditunjang dengan wajah cantik yang bisa memikat siapa saja membuat banyak gadis lain iri pada Jenisa. Tapi kenyataan yang ada tidak berbicara demikian, Jenisa bahkan setuju pada salah satu kutipan dari buku yang dibaca, di mana di dalamnya tertulis 'setiap hidup tak ada yang sempurna, setiap yang hidup punya kesulitannya'.
Bukan bermaksud tidak bersyukur, hanya saja Jenisa merasa terbebani dengan paras dan pesona yang dimiliki. Wajah yang membuat Jenisa dengan mudah mendapat kepopuleran, namun bersamaan dengan itu, hidupnya -privasinya- sudah tak pernah bisa lagi dikatakan sebagai sesuatu yang hanya bisa disimpan untuk diri sendiri. Kehidupan pribadi seolah sudah tidak bisa lagi untuk ia nikmati.
Karena itu pula Jenisa sulit memiliki kehidupan seorang gadis remaja normal, seperti memiliki teman untuk bercerita dan berbagi, atau memiliki kisah asmara yang mendebarkan, dan masih banyak hal lain yang sebatas menjadi angan. Bukan Jenisa tak punya teman, hanya saja mereka yang mengaku teman dalam lingkaran pertemanannya justru tidak lebih hanya kepalsuan belaka, dan ia tak bodoh untuk menyadari itu.
Hingga hari itu dia bertemu Tetto, pemuda aneh yang seolah dengan sengaja menyembunyikan diri dari orang dan berusaha tidak terlihat keberadaannya. Saat itu Jenisa penasaran pada Tetto yang seolah memiliki kehidupan yang berbeda, sebuah kehidupan damai yang tak pernah Jenisa miliki sama sekali. Bersama pria itu, untuk pertama kalinya ia mulai bisa melepas topeng yang selalu terpasang dan mulai tersenyum dengan tulus. Untuk pertama kalinya Jenisa bisa bersosialisasi dengan nyaman bersama seseorang karena Tetto merupakan tipe pria yang berbeda dari kebanyakan lelaki yang pernah ditemuinya. Hingga tanpa sadar hubungan mereka berlanjut semakin jauh begitu saja...
Namun hari itu, untuk pertama kalinya Jenisa melihat hal yang tak seharusnya dia lihat. Memergoki hal yang tak pernah dia sangka.
Jenisa ingat saat itu ia hendak memberikan kejutan pada sang kekasih dengan muncul tanpa pemberitahuan. Gedung fakultas yang berbeda membuat mereka kadang harus melakukan janji temu dahulu sebelum bisa berjumpa di antara padatnya aktivitas perkuliahan dan segala macam kegiatan himpunan yang biasa diikuti seorang mahasiswa. Namun hari itu Jenisa dengan semangat menyambangi fakultas hukum tempat Tetto belajar setelah mengetahui kelas sang kekasih sudah usai. Namun manusia hanya bisa berencana, siapa sangka sesampainya di sana Jenisa hanya mendapati kelas yang sudah kosong tanpa ada satupun orang di dalamnya. Di tambah informasi yang didapatkan saat dia bertanya pada salah satu mahasiswi jika kelas di ruangan tersebut memang sudah berakhir hampir sepuluh menit yang lalu. Alhasil sang Dangerous Woman harus kembali dengan rasa kecewa. Mungkin lain kali Jenisa akan kembali melakukan persiapan yang lebih matang dengan berbekal informasi yang lebih akurat mengenai jadwal kegiatan Tetto selama satu pekan. Namun belum sempat Jenisa beranjak pergi dari fakultas tersebut, gadis itu harus membatalkan niat saat samar-samar mendengar suara yang sedikit aneh dari arah belakang. Suasana yang tak lagi ramai membuat indra pendengar menjadi lebih peka. Memegang tali tas yang tersampir di bahu, gadis itu dengan ragu menyelinap mencari tahu asal dari balik suara yang di dengar.

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS WOMAN
Storie d'amoreBagi Tetto menjalani hidup dengan tenang dan menghindari masalah adalah pilihan, itu karena Tetto remaja dengan sukarela menjerumuskan diri dalam sebuah masalah tanpa peduli resiko yang bisa saja menimpa. Karena kenaifan-nya dulu yang mempercayai se...