Seperti niatan awal Tetto menghabiskan sisa waktunya setelah makan siang dengan bekerja. Pemuda itu sibuk mengurus beberapa hal di kantor kejaksaan hingga tak lagi kembali ke kantor. Suasana sore jalanan membuat Tetto menghentikan laju kendaraannya di pinggir taman guna menikmati indahnya cahaya lembayung senja, terlebih sepertinya ia butuh udara segar untuk menjernihkan pikiran karena itu Tetto memilih untuk berjalan santai sebentar.
Kombinasi cahaya lembayung di langit dengan indahnya taman yang hijau menjadi suatu yang menenangkan, setidaknya tidak ada yang bisa merusak sorenya saat ini yang terasa sempurna untuk bersantai. Tak ada yang bisa merusak Tetto yang ingin menikmati keindahan lukisan Tuhan. Namun semua itu hanyalah angan karena nyatanya, sore yang idah tersebut harus hancur begitu saja bersamaan dengan emosi yang mendadak bergejolak dan meledak. Siapa sangka dunia sesempit itu hingga mempertemukannya dengan orang yang belum lama ini di temui hal di tempat berbeda.
Di sana, tak jauh dari tempatnya berdiri. Seorang pria yang terasa familiar tengah berjalan dan mesra bersama seorang gadis. Tetto memang tak mengenal siapa pria itu, tapi kini dia tahu betul mengenai satu hal, yaitu sebuah fakta jika lelaki itu tidak lebih dari sekedar pria bajingan. Wajahnya yang rupawan dengan kombinasi oriental dan barat mudah untuk menjadikannya sebagai sosok lelaki idaman bagi para gadis. Namun melihat dengan mata kepalanya sendiri, si pria blasteran yang pernah ditemuinya di kitchen Ilpassato dan tadi siang tengah makan bersama Jenisa justru kini malah bermesraan dengan wanita lain sukses membuat emosi Tetto diambang batas. Dia tak terima pria itu mempermainkan Jenisa di saat dirinya pernah dengan susah payah mengistimewakan gadis itu di saat mereka masih memiliki hubungan. Dia mungkin akan diam saja jika pria itu memang lelaki pilihan gadis itu, hanya saja Tetto tidak akan pernah terima jika pria itu sampai menyakiti gadis yang disukai dengan sepenuh hati.
Kenapa pria sialan itu bahkan tak bersyukur sama sekali memiliki gadis seperti Jenisa. Kenapa dunia tidak pernah adil, kenapa harus pria seperti itu yang disukai sementara dirinya bahkan harus terlihat menyedihkan terlebih dahulu agar Jenisa mau menjadi kekasihnya dengan hubungan yang hanya berlandaskan rasa kasihan.
Tetto sadar dia sudah tak bisa lagi menahan diri. Ia sadar dirinya akan lepas kendali saat itu juga. Seseorang pernah memintanya untuk meluapkan segala sesuatu yang selama ini dipendam sendirian. Karena itu, untuk pertama kalinya Tetto akan membiarkan dirinya lepas kendali. Meluapkan segala beban yang selalu ia pendam sendirian, karena kali ini dia tak akan diam saja. Kali ini Tetto tak akan hanya berdiam diri dan pasrah dengan tangan terkepal mencoba menahan semua, meski Jenisa tak akan pernah meliriknya kembali. Meski gadis itu tak pernah menyukainya sama sekali. Dia tak akan membiarkan gadis itu di sakiti.
Berjalan dari arah belakang dengan tangan terkepal, Tetto mencoba menarik satu pundak lelaki itu untuk menoleh ke belakang. Tanpa membuang waktu lebih, sang pengacara langsung melayangkan sebuah pukulan beserta umpatan.
"Sialan lo b*ng*st."
Satu pukulan berhasil dilayangkan hingga membuat pria yang tak siap itu terkejut dan berakhir jatuh terkapar di atas rumput taman. Tak berhenti sampai di situ, Tetto juga menduduki perut pria tersebut dan melayangkan pukulan membabi buta. Tentu saja sang lawan tak hanya diam dan pasrah diserang. Keadaan sempat berbalik dengan beberapa pukulan juga bersarang di sang pengacara. Namun hanya sebatas itu, dengan berbekal sabuk hitam yang sudah dikantongi Tetto berhasil membuat pria itu tak berkutik hingga warga sekitar yang tengah berjalan menariknya dan mencoba memisahkan mereka berdua.
"Sialan lo, sini brengsek." Umpat Tetto masih mencoba memberontak meski kedua lengannya ditahan oleh dua orang.
Kakinya tak diam saja dengan berhasil melayangkan satu tendangan terakhir hingga wajah pria yang sudah babak belur itu harus kembali terkapar di atas rumput. Alhasil kini bukan hanya tangan, bahkan kedua kaki Tetto sudah dipegangi dan diarak-arak oleh tiga orang entah menuju ke mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS WOMAN
RomanceBagi Tetto menjalani hidup dengan tenang dan menghindari masalah adalah pilihan, itu karena Tetto remaja dengan sukarela menjerumuskan diri dalam sebuah masalah tanpa peduli resiko yang bisa saja menimpa. Karena kenaifan-nya dulu yang mempercayai se...