#74

170 17 6
                                    

Hari ke hari keadaanmu mulai membaik. June sering menemanimu untuk kontrol ke dokter. Sekarang rutinitasmu kembali seperti biasa. Mengerjakan pekerjaan yang menumpuk.

Biasanya saat sedang sakit atau apapun itu kamu akan memberikan tugas-tugasmu pada sekretaris pribadimu. Tapi ntah kenapa kamu merasa tidak percaya pada sekretaris Rin, sekretaris barumu.

Tok.. Tok.. Tok..

"masuk..."

Kamu mengalihkan pandanganmu ke arah pintu sesaat.

"Henry?? Masuklah..",- (y/n)

Henry datang mengunjungimu hari ini. Sama seperti kemarin dan kemarinnya lagi.

"wae? Kau ingin mengatakan hal yang sama lagi padaku?" ,- (y/n)

Kamu menatap Henry sekilas yang sudah duduk di depanmu.

"kau masih tidak percaya padaku? Ayolah kim (y/n)! Kau wanita yang cerdas.." ,- Henry

"lalu?" ,- (y/n)

"aku yakin kalau yang membuatmu celaka adalah sekretaris Rin.. Kau masih belum memecatnya?" ,- (ucap Henry yakin)

Kamu meletakkan file yang sedang kamu baca dan menatap Henry serius.

"Tuan Henry yang terhormat... Aku tidak bisa begitu saja memecat seseorang tanpa ada alasan.."

Iya.. Henry masih saja terus membahas tentang kejadian buruk yang menimpamu minggu lalu. Henry bersikeras kalau yang membuatmu celaka adalah Sekretaris Rin.

"aish jinjja.. Apa kau sudah memeriksa cctv? Apa kau sudah melihatnya dan memastikannya? Ayolaah.. Aku yakin sekali kalau itu ulahnya.. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, saat itu dialah yang menghidangkan makanan untuk kita semua.. Bukan Yunhyeong.. Yunhyeong hanya sekedar memasak makanan itu.."

Henry masih terus menerus menjelaskan hal itu panjang lebar padamu.

Mendengar penjelasan Henry, hanya membuatmu diam. Kamu tidak tau harus berkata apa kali ini.

"yak.. Kau tidak mendengarkan ku? (y/n)-ah.. Percayalah padaku.. Aku hanya tidak ingin kau celaka.. Aku punya feeling buruk terhadapnya.."

Mendengar ucapan Henry membuatmu tersadar.

"gomawo sudah mengkhawatirkanku.. Arra.. Aku akan memeriksa cctv dulu ne.." (tersenyum)

"arraseo.. Akhirnya kau mengerti.. Hampir saja aku akan melaporkannya pada June.."

"yak! Jangan coba-coba mengatakan apapun padanya.."

"aish.. Arra... Aku tidak akan mengatakan apapun padanya.. Kau puas?"

"sekarang pergilah.. Aku sibuk.."

"jinjja.. Anak ini benar-benar.... "

Henry hanya bisa menatap kesal dan gemas padamu yang baru saja mengusirnya pergi.

Pintu tertutup, menandakan jika Henry sudah pergi dan sekarang tinggal kamu seorang. Kamu menyandarkan tubuhmu ke kursi dan memijit dahimu pelan.

Seketika kamu teringat dengan ucapan Henry. Kamu menatap kosong langit ruanganmu. Tidak lama ponselmu berdering.

Drrt..drrt... Drrt..

Kamu segera meraih ponselmu dan melihat siapa yang menghubungimu. Seketika nama Hanbin muncul di layar ponselmu.

"yeoboseo, oppa.."

"annyeong..." (ucap hanbin senang)

"waeyo? Kenapa oppa menelfonku? Perlu sesuatu?"

With You Or .......Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang