Gumdrop Gongfu

988 202 27
                                    






Hari ke lima setelah diagnosis dadakan malam-malam, Irene lebih sibuk di kantornya dan mulai buat jarak sama Wendy.

Wendy sendiri gak terlalu musingin itu, dia matanya ditutup perban—kadang nyalahin diri sendiri karena terlalu panik waktu itu.

“Irene pulangnya kapan ya? Aku mau pulang tapi kamu disini nanti sendirian.”

Iya, hallo dulu sama dokter mata khusus Wendy; namanya Hoseok, Jung Hoseok.

Wendy pegang kalimba yang setiap semuanya gelap, berubah jadi pegangan dikondisi sendiri tanpa siapapun. Dulu tanpa Mingyu karena cogan itu sibuk praktek, sekarang tanpa Irenenya yang lebih banyak punya waktu dikantor. Rapat.

Hoseok ambil jas putihnya itu cepet, perhatiin Wendy yang selalu diem sambil tiduran posisi menyamping.

“Ser,” Hoseok langsung dapet deheman lemah, rambut karamelnya sedikit lepek, dia capek dan butuh istirahat. “Irene sudah dateng, kamu disini jangan mikirin yang macem-macem lagi. Ya oke sih panik memang boleh, tapi kamu tau kan itu ngaruh banget ke syaraf matamu?”

Kepala Wendy gerak sedikit, Hoseok ngerti gesture itu isyarat jawab. Mata cowok ganteng ini menyipit kearah jendela, nontonin Irene yang mulai keluar dari mobil. Dan ini juga hari kelima lawyer itu terus dianter pulang cowok ganteng lainnya.

“Ser, kamu yakin Irene gak main belakang?”

“Besok mati kalau dia begitu.”

Jawaban Wendy langsung dapet kekehan lembut dari Hoseok. Ya tapi ini ganggu, bukan buat Hoseok pribadi—tapi buat sisi realistisnya dia. Cowok ini terus perhatiin interaksi Irene didalam rumah, sedikit miris banyak gak nyangkanya.

“Ser,” Hoseok ambil nafas, didalam hatinya tiba-tiba menjerit feminim waktu Irene dapet ciuman di pelipis. “Kalau kalian cerai, aku siap nikahin kamu besoknya juga.”

“Hus, ngawur.”

Lagi, kekehan Hoseok keluar. Dari dalam kamar dia merenung, perhatiin punggung Wendy tanpa suara. Selain ciuman dipelipis, ternyata Irene juga dapet ciuman dibibir.

Dari kemarin memang Hoseok ada niat kasih tau apa yang dia tontonin diam-diam, tapi disini dia mikir lagi; Wendy masih masa pemulihan, takut kaget dan shok itu yang bikin Hoseok bungkam mulut. Nanti urusannya sama Rose ya beda.

Rose ceplas-ceplos, itu yang Jennie suka.

Irene masuk, bahkan pintu kamarpun gak dia ketuk, dilewat gitu aja. Lalu Irene sedikit kaget ada Hoseok yang berdiri santai dekat jendel dan senyum tipis, lengkap sama jas putih.

“Bro?” disini Irene mode santai, sok santai sih lebih tepatnya. Hoseok beralih mendekat, masih senyum ganteng.

“Aku udah bawa resep obat luar buat Sere, nanti kamu jangan lupa tetesin obat tetesnya secara rutin. Bisa?”

“Yep.”

Mereka saling lempar senyum tipis, tapi senyuman Hoseok bawa kesan berbeda dimata Irene, “Istrimu dokter kandungan, dia tau perubahan sekecil apapun tanpa kamu bilang. Awas, tubuh kamu punya respon bagus sama dia. Mereka bakal kasih tau sendiri.”

Dahi Irene refleks mengernyit parah begitu Hoseok bisikin kalimat tadi.

“Dokter emang begini semua kali ya gaya ngomongnya? Sama-sama musingin.” timpal Irene sambil ketawa kosong.

Hoseok akhirnya pamit, usap bahu putih pucat milik istri orang supaya cepat sembuh. Irene matung, gak tau mau ngapain lagi setelah Hoseok bilang yang menurutnya ngawur dan gak jelas.

Jarak mereka masih ada, Irene masih ngerasa bersalah, tapi kata Wendynya harus kalem. Kejadian ini bukan pure niat menyakiti, jadi its okay, gapapa.

Padahal mudah ya, Wendy memang selalu pake dua jalan pikiran supaya salah satu diantara mereka gak dorong pikirannya hilang sama rasa panik. Irene mengagumi sisi beda Serenya yang gak pernah dikasih lihat kalau dianya memang gak mau.

Dan musim semi planet gurita sukses bawa jam sore, disini Irene bungkam hadap cermin besar. Sesekali suara petikan besi kalimba dari jemari Wendy bawa imajinya entah kemana.

Manusia Bae ini balik badan, suitnya dibiarin jatoh kebawah dan jalan mendekat sampai bisa usap lembut bahu Wendynya itu halus dan teratur.

“Cepet sembuh, aku punya tiket seaworld dari Jinsoul. Nanti kita kesana.”

“Jinsoul baik banget, tumben.”

Irene terkekeh, merunduk sedikit dan cium belakang telinga Wendy agak lama, bahkan diendus beberapa kali. “Soalnya aku sama Seohyun rajin ke cafe bulan.”

Wendy gak jawab apapun, hatinya masih ngerasa gak enak entah sebab apa.

_________________________________________











klu mcem2 gue jjejelin cabe giling seblender penuh ya irene 😠

Marmalade (ReneDy) | Completed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang