Red Velvet Villa

996 180 32
                                    



Tujuan Wendy memang klinik, bahkan Mina jadi supir dadakan lagi.

Yah, nyatanya ada Seulgi yang berdiri tegap disebelah mobilnya. Dan klinik cuma jadi saksi bisu pertemuan mereka bertiga.

Wendy langsung buka pintu mobil Mina, sedikit lari kesana kearah si beruang—poninya keacak angin malam; dan Seulgi reflek tangkap tubuh kecil Wendynya erat. Dipeluk posesif,

Mina diem didalam mobil, matanya fokus sama yang disana, gak ada niat buat keluar, apalagi ada niatan nimbrung. Takut disebut ganggu, momentnya lagi milik berdua.

“Khahh—jangan nangis, Sere.”

Wendy geleng keras, leher Seulgi seketika jadi tempat dia mendusel sambil nangis. Pelukan mereka mengerat, bahkan Seulgi cium kening Wendy cukup lama. Agak dalam.

Apa kabar nih Mina? Jadi penonton adegan dua manusia itu sudah jelas kok, ya, jelas ngenesnya.

Seulgi terus bisikin kata penenang, dan untungnya Wendy itu tipekal orang yang responsif. Malam ini di musim semi, Seulgi ada lagi, moment mereka muncul setelah ada jeda puluhan chapter.

Tapi gak pernah kepikiran buat cicip kondisi kacau begini. Seulgi tarik lembut Wendynya yang terus peluk, matanya sembab. Emosi ditahan entah dari kapan.

“Kerumahku ya? Kamu hutang banyak cerita.”

Wendy terus bungkam, sedikit isakannya masih samar kedengeran. Bahkan kepalanya masih nunduk, gak mau menatap Seulgi yang ada didepan.

Sekarang Seulgi tau ini memang kacau, semuanya gak berjalan mulus. Dia beralih hela nafas kasar; lalu jalan ke mobil Mina yang masih nyalain mesinnya.

Sesekali tengok kebelakang, mastiin Wendy gak tumbang karena emosinya sendiri. Dia trauma apapun soal Wendy, yah—dari dulu.

“Sharon, aku bawa Sere ke rumahku. Nanti besok kalau Irene tanya dia ada dimana. Kamu jawab aja Sere lagi ada seminar di Akbid,”

Mina gak langsung jawab, dia kedip sekilas, liatin Seulgi yang punya rupa ganteng gak masuk akal. Bahkan kepalanya masih menyembul dikaca mobil, masih ganteng. Aduh,

“Tapi nanti kalau kak Irene nyamperin ke Akbid gimana?”

“Besok sore aku pastiin Sere udah di klinik. Jadi plis, kamu kooperatif dulu.”

Sekongkol demi bu bidan? Kenapa tidak. Mina akhirnya ngangguk, Seulgi bales pake senyum tipis.

Cuma segitu, Mina gak bisa bantu lebih—tapi dia gak pernah mau biarin Wendy susah sendiri. Seulgi mulai masuk mobil, dan Mina lagi-lagi jadi penonton solo.

“Mungkin ini ya yang namanya white lies.

Tul.

______________________________________












Aaaaaaa Seulgi g bilang dulu klu mau muncul ya hadu bikin shok ae lah :'))

Marmalade (ReneDy) | Completed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang