Asteroid Chuckles

1.1K 173 64
                                    




Wendy segera berdiri dari sana, bahkan jalan dia agak tergesa. Dia coba gapai suara perempuan tadi, namun gak ada hasil sampai dia udah berdiri diluar rumah sakit.

Berdiri mematung, liatin banyak mobil yang lalu lalang didepan mata. Tapi ada satu perawakan orang yang dia kenal itu Kim Minkyung. Dan anak kecil yang tadi nabrak dia.

Wendy lari kesana, pake heels yang lumayan sakit waktu dipake lari. Minkyung nyaris tutup pintu mobilnya—dan disitu ada Wendy yang secara mendadak cegah pintu mobilnya supaya gak tertutup.

Minkyung jelas kaget, dia lebih kaget lagi pas liat Wendy ada disebelah pasang wajah kacau.

“Kak Sere?”

Ayo kenalan dulu sama Kim Minkyung; adik dari Kim Mingyu. Wendy bungkam lama, isi kepala masih berburu sama sosok anak kecil yang Minkyung masukin ke mobilnya.

Lalu Minkyung beralih tutup pintu mobilnya agak kasar, dan seret lengan Wendy supaya menjauh dari sana.

“Minkyung, anak itu siapa?” cecar Wendy langsung gak pake jeda.

Sebelah alis Mingyung naik, dia berdecih sok jijik dan tatap Wendy pake tatapan jengah.

“Dia anak aku, anak siapa lagi memang?”

Wendy lirik mobil Minkyung lama, dan Minkyung gak suka itu dari Wendy. Semenjak Wendy masuk jadi bagian keluarganya, pasti selalu aja ada masalah yang datang.

Seulgi lah,

Krystal lah,

Ibu yang marah-marah terus.

Sampe ke insiden Mingyu bunuh diri. Minkyung klaim itu pure salah Wendy.

“Tapi kamu panggil dia Abraham kan?”

Minkyung mencebik, sedikit benerin rambut panjangnya ke belakang telinga. “Aku gak ada panggil dia Abraham? Kamu fikir begitu ya? Inget kak, anak kamu itu udah meninggal!”

Jawaban Minkyung bener semua, dan disini Wendy total bungkam. Tapi batinnya main kuat disini, Wendy serasa yakin kalau anak kecil yang Minkyung masukin tadi itu anaknya.

Banyak faktor yang bisa mematikan asumsi dia sih sebetulnya, satu ya—karena Wendy gak tau juga rupa anaknya kaya gimana. Foto bayi sama wajah anak itupun gak bisa disebut sama. Selain pigmen.

Mingyung geleng kepala, dulu kalau Wendy bersitegang sama keluarganya; selalu ada Krystal yang belain. Katanya satu ras eropa, dan semenjak skandal Seulgi datang semuanya jadi punya duri.

Gak salah juga Minkyung sebut Wendy gudangnya kekacauan.

“Aku mau liat dia sebentar gapapa? Dia keponakanku juga kan?” Wendy senyum tipis diakhir, walau kondisi mata yang mulai memerah sedikit bikin Mingyu mengerling males.

“Jauh-jauh dari aku dan keluargaku, dari dulu kamu gak pernah bawa suhu baik. Mingyu mati juga karena kamu.”

Hasil akhirnya tetap sama, Minkyung geleng kepala. Jawaban telak buat Wendy yang cuma mematung sendirian setelah sepeninggal Minkyung tanpa omongan lebih.

Bahkan tadi Wendy sempat pegang tangan Mingyung—dan langsung ditepis kasar.














;

Minkyung buka pintu mobil, nafasnya agak berat dan dia beralih hela nafas sambil pijat hidungnya kasar.

“Tuh liat sendiri kan? Mamamu gak waras. Papa kamu meninggal gara-gara dia. Aunty gak mau kamu tinggal sama mamamu. Semuanya demi kebaikan kamu Abraham.”

Dan Abraham gak jawab apapun. Dia cuma senyap liatin keluar jendela; liatin Wendy yang posisinya agak jauh dari mobil mereka.

Abraham pengen nangis, tapi dia gak bisa ngeluarin itu didepan Minkyung. Dan buat ukuran anak sepuluh tahun dia udah bisa ngertiin apa yang Minkyung omongin.

Wendy gak waras. Mamanya gak waras.

Kata-kata itu selalu keluar dari mulut Neneknya dan Minkyung setiap mereka inget kejadian masa lalu.

______________________________________














Hm.

Marmalade (ReneDy) | Completed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang