Christmas

1.6K 163 54
                                    









Malam ini tepat penghujung bulan, juga penghujung tahun.

Malam natal,

Wendy terpaku diam, menatap Irene dan Abraham bergantian. Yang lebih tua terduduk nyaman di sofanya, sementara Abraham terlihat begitu asyik memandangi pohon natal yang menyala terang.

Terdiam dan terus terdiam, Wendy reflek memegang mug besarnya ketika itu Irene memberinya senyuman kecil.

Oh, begini yah perayaan natal dengan keluarga lengkap. Tentu saja terasa hangat dan seru.

Sangat seru.

Irene begitu dewasa, dia menyayangi nya tanpa syarat, mencintai nya juga tanpa tapi. Wendy mungkin tidak akan bisa lagi mengeluh.

Apa yang Irene lakukan untuknya selama ini-apakah masih pantas menjadi bahan keluhan setiap hari? Wendy ternyata baru sadar setelah ini, Irene adalah kado natal paling menakjubkan yang pernah dia dapat.

Tahun keberuntungan, dan Abraham kembali dengan utuh. Terimakasih untuk Heejin dan Hyunjin yang ikut kerepotan dengan masalahnya.

Irene membuka syal nya, kakinya juga melipat terjulur kedepan. Nyaris menyentuh ujung lutut Abraham.

Dia menguap, tapi matanya yang kecil memberi kode sebuah perintah untuk Wendy; agar wanitanya mendekat.

Tentu Wendy tersenyum kecil, dengan baju rajut yang berwarna sama seperti Irene.

Telapak Wendy terasa lembut ketika Irene memegangnya, lalu Wendy ikut duduk bersamanya. Mereka tidak mengobrol-mereka hanya saling melempar senyum bahagia di malam natal. Memperhatikan Abraham yang sibuk begini begitu.

Apakah ini boleh?

Maksud hati Wendy-,

"Marry Christmas,"

Namun suara parau Irene yang kedinginan menghentikan monolog nya didalam hati.

Wendy lagi-lagi tersenyum, Abraham memperhatikan orang tuanya. Terutama di kotak kado yang Irene pegang untuk Wendy.

"Ini apa?"

Bahu Irene terangkat keatas, "Nggak tau,"

"Lho, aneh. Kan kamu yang kasih."

"Buka dong."

Wendy benar membukanya, agak tidak sabaran kalau boleh tau. Bahkan Abraham ikut penasaran sampai anak ini meletakan dua telapak tangannya diatas lutut sang ibu. Raut mereka sama, bercampur-campur.

Sedang Irene tetap di posisinya. Tersenyum gemas.

Isinya bingkai foto.

Abraham tau itu potret dirinya bersama Wendy dan Irene ketika itu di studio foto. Dirangkul dan di peluk, bahkan Wendy berani mencium pipinya. Terpotret begini? Irene seperti tidak punya gambar lain saja.

Abraham beralih merengut sebab Irene mengacak rambutnya agak kasar.

"Lucu ih, pasang di kamar ya?" celetuk Wendy gampang, Irene mengangguk setuju.

"Kado aku mana?"

Wendy terdiam, memperhatikan tangan Irene yang terbuka tepat didepan wajahnya. Lalu sedetik berikutnya Irene menghela nafas panjang. Pipinya dicium bergantian, kening juga.

Kata Wendy itu kadonya.

"Gak mau cium-cium begini, aku maunya barang."

Abraham kembali ke posisi semula, bahkan anak Kim Mingyu ini membelakangi ibunya dan memilih membuka kadonya sendiri tanpa mau terganggu.

Kado natal dari Kakek dan Neneknya, juga dari Joy dan Yeri. Banyak, Abraham senang dengan kebahagiaan yang Irene beri.

Lantas Wendy memilih berdecak, "Katanya kemaren kamu maunya cium."

Irene juga berdecak, bahkan syalnya dia lempar ke pangkuan Wendy.

"Ya itu kan kemaren, sekarang beda. Aku maunya barang."

"Kamu mau apa emang?"

"Astaga, kamu inisiatif kasih lah. Masa aku bocorin aku maunya apa. Aneh."

Terus senyap, Wendy dan Irene saling tatap. Mereka tiba-tiba tertawa entah mentertawakan apa.

"Abraham, masuk kamar. Bawa satu mainan kamu ke kamar."

Abraham tidak membalas ucapan Wendy, bocah ini terlalu menuruti apa kata Wendy. Dia mengangguk, lalu membawa satu kotak kado yang masih utuh.

Senyum tampan nya tercetak hangat, lantas Abraham memeluk Wendy dan Irene bergantian, mengucapkan selamat natal untuk malam ini.

"Marry Christmas Ab." Irene dan Wendy menjawabnya bersama.

Sekarang apa?

Keduanya hanya menikmati kehangatan malam natal dengan perapian yang menyala. Beralih Wendy menyandarkan kepalanya di bahu Irene itu tanpa di pinta.

Ingat dulu ketika apa-apa yang Irene mau harus dipinta terlebih dahulu. Namun sekarang tidak demikian, dan ini membahagiakan.

Meski adanya Abraham sedikit mengganjal hidupnya-karena wajah Mingyu dan Abraham begitu mirip.

Irene mencium ujung kepala Wendy lembut. Dan Wendy membalas dengan cepat, yaitu dengan mencium lembut bibir Irene selama beberapa detik.

Yah malam natal yang seharusnya di habiskan begini. Wendy memejamkan matanya dengan erat ketika teringat tahun kemarin malam natalnya tidak seperti ini.

Kemarin masih bersama Mingyu.

Kemarin ada Mingyu,

Potret yang seharusnya terbingkai adalah potret Mingyu, dirinya dan Abraham.

Wendy menangis, tapi tidak bersuara. Irene merasakan nya. Tapi memilih diam dari pada salah berbicara.

"Kenapa? Gak mau sama aku ya? Asing ya? Gak terima nasib kan kamu."

Omongan Irene sedikit menusuk. Dan Wendy merapatkan mulut enggan bersuara.

Pertanyaan yang sempat terlintas tadi, apakah boleh begini?

Yang kemudian esok hari dan seterusnya akan Wendy habiskan dengan Irene. Boleh?

Jawaban nya tidak ada pada siapapun, Wendy tau.

Dia hanya merasa kasihan pada Abraham, hatinya selalu bertanya; apakah Abraham menginginkan Mingyu atau tidak, apakah Abraham suka jika hidup bersama Irene disini.

"Aku-

Kak, apa kamu gak keberatan hidup sama aku dan Abraham?"

Posisi duduk Irene sedikit bergerak, dia menggenggam telapak Wendynya mulai erat.

"Gak, aku tau Abraham itu hidup kamu, dan aku juga mau jadi hidup kamu.

Sere, aku mohon sama kamu. Jangan cuma liat Abraham disini. Tapi liat aku juga. Aku cuma butuh perhatian kamu."

Permintaan Irene sesimpel itu, dia hanya meminta perhatian Wendy. Hanya perhatian dari Wendynya.

Jadi sudah cukup jelas kan kalau selama ini apa yang Irene perjuangkan dan korban itu semata-mata hanya karena dia ingin perhatian dari Wendy.

Khahh,,

Rasanya tidak bisa dipercaya, dari dulu Irene bertingkah konyol dan berlaku sesukanya itu hanya untuk mendapatkan perhatiannya.

Setelah semua waktu yang mereka lewati bersama, dan Wendy jadi semakin yakin-Irene adalah sebaik-baiknya manusia yang pernah dia kenali sampai detik ini.










































End.
_______________________________________




















Laf u gengs!!! Thank u 😘

Marmalade (ReneDy) | Completed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang