We Falling In & Out

1.3K 202 88
                                    













Ya, jadi pihak yang gak mau nerima kenyataan itu ternyata berat. Apalagi disini Wendy berasa jadi manusia gagal.

Terlalu gagal, menghakimi diri sendiri pake kata-kata bodoh juga percuma. Nyatanya masih ada Irene yang selalu siap di kondisi apapun buat jaga jarak mereka supaya gak merenggang.

Scene perjalanan pulang, dan say hi dulu sama Dahyun dan helm bogonya. Sementara Wendy sibuk melamun, jaket Dahyun dia pegang kuat dari sisi.

“Stop hubungan sama Seulgi. Inget dibelakang dia ada Krystal.”

Dan lamunan Wendy langsung masuk diomongan Rose.

Rose sendiri tau—ini bukan haknya dia buat ngelarang.

“She's my first love, wajar kan kalau aku kasih feedback.”

“Kak, ada kalanya cinta pertama itu gak selalu berkesan kalau dia milih menjauh waktu kamu dikelilingi masalah. Ada kak Irene yang datang bawa cinta lain buatmu.

—inget gimana kacaunya waktu kamu punya masalah sama Ibu? Sama Mingyu? Seulgi milih pergi, kalau dia juga cinta kamu, gak mungkin dia biarin kamu hadepin masalahmu sendiri.”

Point pertama; Seulgi gak bisa milih, antara maju atau mundur waktu masalah besar ternyata ada dia yang jadi sebab akibat. Pengakuan cinta terlambat Seulgi itu yang bikin Mingyu akhirnya main Kriket.

Seulgi angkat tangan, lalu menjauh. Ninggalin Wendy.

“Irene sama Seulgi itu kontras, tau?”

Wendy milih bungkam, Dita tetap jadi pendengar.

“Ibarat mereka berdua itu ikan, kamu umpannya. Dan diatas air ada Mingyu yang jadi pemancing. Seulgi milih ubah haluan, gak perduli kamu yang duduk sendiri diatas kail.

—tapi Irene berani samperin kamu, dia makan kamu. Padahal dia sendiri tau, lepas naik kepermukaan itu pasti ada Mingyu. Irene berani ambil resiko besar, keluar dari air dan fight sama udara yang sama sekali bukan kawasan dia hidup.

—karena apa? Karena dia liat kamu kak, kamu yang jadi alesan dia jadi seberani itu. Cuma dia yang rela diludahi Mingyu di tempat praktek.”

Dan omongan panjang itu keluar dari mulut Dita. Wendy tetap bungkam.

“Jangan anggap Irene itu Mingyu, jangan anggap keluarga Irene juga punya pandangan sama seperti Ibu. Dia bilang sama aku begitu.”

“Aku cuma trauma sama omongan Ibu, aku ini terlalu nyusahin anaknya. Jadi sebisa mungkin aku gak mau nyusahin Irene sama keluarganya.”

“Irene itu bukan pasien kamu, dia cuma mau kamu anggep pasangan. Itu doang, dia juga gak suka Sharon. Katanya kamu terlalu terbuka sama dia. Bener?”

Kepala Wendy ngangguk pasrah, dia kira; kalau semuanya bisa diberesin masing-masing, masalah mereka bakal beres dengan sendirinya.

Kata Dita itu jelas salah, salah besar.

“Mungkin Mingyu sama Ibunya nganggep kamu biang masalah, tapi disini ada Irene yang pingin kamu repotin. Supaya dia tau, segimana besarnya kamu butuhin dia. Simple,”

Good advice dari Dita sukses tampar Wendy gak pake perlawanan. Rose kasih senyuman terbaik dari pojokan sana.













;

Irene duduk diruang tengah sama tv yang menyala. Suka datang pikiran kecil, bergerumul waktu dia melamun sendirian.

Soalnya, bukan karena satu kaleng redler doang yang bikin dia naik darah. Irene tampar Wendy karena dia tau dan kepancing emosi gara-gara satu gambar bajingan dari Ibu Mingyu.

Ya tapi gimana ya? Susah sih.

Wendy masuk rumah, tanpa pencet bel seperti biasa. Dia melengos masuk pasang wajah mendung, satu kilatan cepet juga dia pasti nangis.

Irene gak gerak kemanapun, dia perhatiin Wendy buka jas putihnya. Lalu tatapan mereka saling adu dalam beberapa detik.

Disini Wendy hela nafas, terus nangis beneran. Inget kata-kata Rose sama Dita disana,

Dia gak malu sama rok spannya, dia juga gak malu sama nail art baru buatan Yeojin lagi. Tapi sekarang Wendy malu besar tiap Irene tatap dia intens.

Irene senyum kecil, bahkan sedikit ketawa. Wendynya nangis itu lucu. Hamster beneran. Gemoii,

Tangannya terus tarik pinggul Wendy, dan Wendy reflek duduk diatas paha Irene gak pake perlawanan sambil kucek mata basahnya.

“Kenapa nangis begitu?”

Wendy memilih bungkam dan beralih ngalungin lingkaran tangannya ke leher Irene itu lembut,

Yang dipeluk masih bingung, punggung Wendy jadi dapet usapan lembut tanda sayang.

“I love you to the moon and back.”

Tiga puluh tahun hidup monoton, ternyata hari ini Irene dapet apa yang selama ini dia tungguin setiap hari.

Kata cinta Wendy juga simple, tapi sesimple itu bisa bikin Irene percaya, kalau Wendynya memang punya perasaan yang sama.

Senyumnya kebentuk manis, dan kata cinta Wendy juga cukup manis. Terlalu manis malah.





Seulgi.
Ser, bisa ketemu?

______________________________________
















Ayola ktmuan,
nnti aku kirim dua prajurit punya si kentank buat mntaw kalian!
Joy sma Yeri siap meluncur  ya bgst.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marmalade (ReneDy) | Completed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang