Candy Fishin' Hole

966 186 29
                                    




Pintu kamar milik berdua mereka ditutup keras, Irene modal diem diatas sofa—bahkan tadi pelukannya dilepas lembut, gak ngerti kondisi; Wendy segimana marahnya sih?

!

Manusia Bae ini mungkin tanya sama diri sendiri, yeah. Konteks ini punya beban berat, yang cara penyelesaiannya pasti bukan cuma dari kata maaf berulang-ulang.

Irene turunin kakinya, liatin stethoscope yang menggeletak asal dilantai. Aroma Wendy masih menguar disini, sekarang dia total beku.











;

Segimana marah ya?

Bahkan rasanya kalimat itu gak ada sisi pantesnya buat dijadiin pertanyaan. Hari ini punya cerita yang jauh gak masuk akal buat Wendy, soal Irene itu—dia habis cara berfikir.

Males bahkan rasanya. Marah, tapi gak bisa nampakin. Terbiasa jadi pemikir sendiri, Wendy ogah ngeluarin uneknya sama siapapun kecuali Rose.

Dan buat seterusnya, sampai ini selesai.

'Hallo kak?'

Tarikan nafas Wendy keluar, pintu kamar dikunci; sengaja supaya Irene gak bisa masuk sesukanya. Ponsel masih menempel dikuping, seketika sapaan tadi jadi bahan ngeluarin tangisan senyap.

'Rosie, ak—'

Kalimatnya menggantung, yang disana setia nunggu. Ini ada beban berat, ujian yang lagi-lagi harus dia lewatin sendiri. Sampe rasanya jengah seorangan.

'Iya, kenapa kak?'

'Aku pingin pulang,'

'Pulang kemana, itu rumahmu kok.
Emang kak Irene mana?'

Percuma, Wendy berakhir putusin sambungannya sepihak. Kakinya makin merapat, bahkan dia peluk diri sendiri, biar tenang sendiri.

Pikirannya jauh bahkan,

Kata dia ini karma dari Mingyu.

“Sesalah apapun aku, aku minta maaf sama suamiku. Maaf atas kebodohan dimasa lalu. Tapi ini berat, rasa percayaku dirusak dia. Aku minta maaf sama suamiku.”

______________________________________





















Tggung jwab y pokona nga mau tau hrus lebih kacau dri kmrin!

Marmalade (ReneDy) | Completed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang