Ready?

1K 193 26
                                    




Menjelang pagi, dan bahkan Irene ketumbenan bangun lebih awal. Dia coba masak chicken nuggets, asal jangan masak yang repot dia bisa. Walau memang yah—dia gak pernah bener pasang tutup termos,

Dan ayo selamat pagi dulu sama Serenada sama poni lucunya yang duduk anteng dimeja makan.

Kondisi Wendy masih belum normal, cuma kalau masalah lebam itu sedikit demi sedikit menghilang. Tapi mata tetap dililit perban.

“Kakak tinggalin kerja ya nanti, Joy udah kusuruh kesini. Kamu sama dia kalau butuh bantuan tinggal bilang,”

“Tadi morning sick?” Wendy ganti obrolan.

Irene matiin kompor, jalan sedikit kesisi buat buka pintu kulkas dan ambil mayonnaise. “Yah, cuma sebentar.”

“Coba sini deketan, aku mau periksa.”

Suasananya jadi hening, Wendy menunggu, tapi Irene cuma diem disisi dia tanpa mau ngomong apapun.

“Kak?”

Irene beralih hela nafas, ubah posisi jadi jongkok, pipi Wendynya dia tangkup lembut; setelah taruh piring chicken nuggets diatas meja.

“Kamu ingetin sentuhan ini, jangan pernah lupa. Jangan sampe lupain aku, lupain ballpoint natal punyamu itu dari siapa.”

Mulut Wendy bungkam, dahinya mengeryit tanda gak ngerti. Tapi Irene dapat usapan lembut diwajah, gak masalah sama omongan dia yang gak dijawab barang satu kalimat.

Masalah mereka seketika terasa jauh pagi ini. Tapi ya tetap, Irene masih ngerasa bersalah sama kondisi Wendy gara-gara acara kepergok tempo hari.











;

Jadi kalau niat kilas balik soal Wendy, kenapa dia bisa begitu lagi, kronologisnya begini;

“Let me go!” Wendy tepis kasar tangan yang tahan dia dari belakang, entah punya siapa. Dia gak perduli.

Rose angkat tangan, dia yang pegang soalnya. Sementara Irene mulai lepasin tarikan baju Seulgi,

“Sere—”

“Jangan ngomong sama aku!”

Yah, dan lagi. Wendy keluarin teriakannya tanpa tau siapa yang ngomong. Dita perhatiin semuanya yang mendadak tegang, Jennie sendiri masih setia berdiri dibelakang Rose.

“Bu bidan, ayo. Jangan gini. Harus relaks.” ini Seohyun sama nada lembutnya, dia coba pegang bahu Wendy; dan Seulgi ikut pegang bahu Wendy.

Jelas Irene gak suka, dia langsung ambil botol bir kosong dan dipukul kelantai sampai pecah dibagian bawah. Yang disana reflek menjerit kaget khas betina,

Bahkan Wendy nyaris bergetar sambil tutup kuping.

Ini chaotic, Dita tau ini gejala Irene mirip Mingyu.

Seulgi sedikit melotot, karena Irene sodorin pecahan leher botol didepan wajah.

“Shit! Kak kontrol!” Jennie teriak nyaris gugup. Dia jadi nyesel gak langsung buang botol birnya tadi setelah abis didapur. Dia yang minum sih, bukan Irene.

“Keluar,”

Omongan Irene cuma Itu, intonasinya bahkan datar seolah tanpa emosi. Ya tapi Dita tau betul manusia Bae ini mati-matian perang batin sama diri sendiri, semuanya keliatan dari cara pegang botol pecahnya yang bergetar.

Karena sisi baiknya, Irene masih bisa tahan. Tapi Mingyu bahkan cuma dari omongan Ibu langsung mainannya tongkat kriket.

Sesuatu yang belum kita tau—seberapa jauh Irene tau tentang bohongnya Wendy buat izin ke klinik karena urusan seminar yang jadi alesan.

Pasti ada pihak lain yang mancing emosinya dia sampai lepas kontrol dan berakhir tamparan yang keluar.

Entah itu Wendynya sendri, omongan dari keluarga—atau ada peran orang lain yang sengaja bikin dia berbuat diluar kendali.








;

Hari ini total sendiri, Wendy hela nafas didalam kamar. Rasanya suntuk gak ada kegiatan, dia rindu cek rutin pasien-pasiennya. Bolak balik buku siklus, yah pokoknya banyak.

Joy belum dateng, karena dia sendiri juga gak enak sama adik ipar kalau setiap hari harus kesini buat bantu ambil sesuatu yang gak bisa dia lakuin sendiri.

Ini hari ke sembilan matanya di perban, Wendy iseng raba dua bola matanya. Satu kali tarikan nafas, dia nekat lepas perban tanpa ada intruksi dari Hoseok.

Silau, Wendy mengerang kecil efek kaget. Dia tutup matanya rapat, biarin netral dulu.

_______________________________________

















Sedang cari bahan klimaks yang adorable sperti cappuccino cingcau.

Marmalade (ReneDy) | Completed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang