Smell of Marshmallow

1.7K 250 62
                                    

Niat ngulang acara kencan. Yah, ide bagus.

Apanya yang harus diulang ya? Bahkan kemarin pacaran masih saling sibuk di habitatnya masing-masing. Mungkin ini ceritanya balas dendam dari manusia Bae ke planet gurita.

Kasian.

“Aku ikut boleh?”

“Tapi takut lama nanti kamu bosen, gimana?”

Posisi luar klinik, dialog paling atas itu Wendy, izin ikut pacar ke pengadilan yang katanya harus beresin urusan. Jas putihnya ada dilipatan lengan, Wendy sedikit benerin kacamata baca yang bertengger asik dihidung mancung Irene.

Perhatian kecil yang dapat senyuman kecil, dua-duanya terkekeh. Tawa yang lepas tentang masalah status yang kembali legal. Cie,

“Terus aku pulang?”

“Yaudah deh ikut aja, hehe.” bahkan lengan Wendy sedikit ditarik.

Yang kena toyoran pertama itu pelipis manusia Bae, ada ringisan merana yang jadi jawaban. Adeuy, kemarinan padahal masih saling hobi ngebentak, hitungan jam setelah resmi balikan ternyata ceritanya gampang jadi manis.

Oke, gak ada Dahyun. Mobil Irene jadi transportasi paling masuk akal buat dipake jalan ke pengadilan lawan teriknya sinar matahari siang begini.

Soal janji kencan, biar nantian lagi dibahas.

“Kak, nanti aku pinjem meja atau ruang kamu buat nyatet tugasku di klinik. Bisa?”

Irene ngangguk, kacamatanya dilepas dan seat belt terpasang klik.

“Everything buatmu.”

Ngalus, Wendy geleng kepala respon jengah tapi suka.






;

Beberapa figura kecil ada diatas meja kerja Irene, Wendy enjoy disini—duduk rapih sambil ditemani satu mug besar air putih dari galon. Tadi Irene buru-buru keluar setelah kasih pinjem ruangannya, dapet jackpot ciuman halus dibibir. Kata Sere sih Irenenya wajib dapet ituan.

“Aku kenapa ya?” ujar Wendy merasa freak.

Sendirian tanpa Irene selama setengah jam kedepan, Wendy cuma fokusin pusat perhatian di gambar yang kebanyakan foto Irene sama Seohyun. Lalu ada kaleng permen yang beralih fungsi jadi tempat penyimpanan aneka ballpoint, salah satunya ada yang mirip ballpoint punyanya; hadiah natal dari Irene.

Disini Wendy banyak lepas senyum, tugas catet siklus dan schedule pun seketika kegeser sama benda-benda didepan mata.

Sedikit demi sedikit nama Mingyu melebur didalam otak, disana perlahan ada nama Irene Bae yang siap jadi pengganti. Pengalihan memang total bergantung sama waktu, Irene dan segala sikapnya yang gak gampang nyerah jadi nilai plus.

Pengalaman dari hari kemarin bareng Mingyu—Wendy harap nanti dimasa depan, dia sama Irene gak akan ketemu lagi sama hal-hal berat.

Meja sedikit gerak, Irene duduk disana dan posisi jadi saling hadap sambil pasang wajah berseri. Wendy awalnya kaget, takutnya meja roboh kan, padahal ada kursi yang lebih pantes buat dijadiin tempat duduk.

“Sudah beres?” Irene sigap ngangguk terus senyum kecil.

Bahkan Wendy yang duluan nanya itu jadi biang segalanya soal menolak kondusif.

Irene sedikit merunduk, Wendy refleks menjauh. Irene beralih tangkup halus pipi Wendynya supaya diem dan gak banyak ambil tindakan menjauh dan menolak.

“Kamu cantik, sumpah.” ini Irene sama tatapan intens andalan diatas meja gaya kurang ajar, lawyer yang begini cuma dia doang.

“Iya tau. Serenada memang cantik.”

Marmalade (ReneDy) | Completed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang